Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Veruka Vulgaris general_alomedika 2023-07-06T11:01:14+07:00 2023-07-06T11:01:14+07:00
Veruka Vulgaris
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Veruka Vulgaris

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Hampir semua penatalaksanaan veruka vulgaris bertujuan untuk mendestruksi sel yang terinfeksi karena hingga saat ini belum ada terapi yang dapat secara langsung menginaktivasi Human papillomavirus (HPV).[1,2,7]

Observasi

Sebanyak 65-78% kasus veruka vulgaris dapat sembuh atau mengalami remisi secara spontan dalam waktu 2 tahun. PIlihan observasi biasa dipertimbangkan pada penderita anak yang berusia <12 tahun karena kemungkinan remisi spontan yang lebih besar. Pilihan tata laksana ini tidak dianjurkan pada pasien imunokompromais.[5,8]

Lini Pertama

Penatalaksanaan lini pertama dapat dilakukan oleh pasien sendiri dan diindikasikan pada penderita veruka lesi tunggal atau sedikit dengan durasi kurang dari satu tahun. Modalitas yang dapat digunakan antara lain asam salisilat, perak nitrat, dan glutaraldehid.[2]

Asam Salisilat

Asam salisilat tidak perlu menggunakan resep dokter dan dapat ditoleransi dengan baik pada seluruh tubuh, kecuali bagian wajah. Konsentrasi yang biasanya digunakan pada kasus veruka vulgaris adalah 17%. Sebelum diaplikasikan pada lesi, sebaiknya veruka direndam dengan air hangat selama beberapa menit terlebih dahulu, kemudian keratin dikerok. Apabila tidak tampak perbaikan dalam 12 minggu, dapat dipertimbangkan pemilihan terapi lainnya.[1,2]

Perak Nitrat

Penggunaan perak nitrat biasa dikombinasikan dengan kalium nitrat. Terdapat 2 sediaan perak nitrat, yaitu losion dengan konsentrasi 0,5% dan solusio dengan konsentrasi 20%, 25%, 40%, dan 50%. Obat digunakan sebanyak dua kali sehari. Dapat muncul efek samping berupa rasa terbakar dan hiperpigmentasi kulit.[1]

Glutaraldehid

Glutaraldehid tersedia dalam bentuk solusio yang larut alkohol dengan konsentrasi 10% dan gel. Penggunaannya dapat menyebabkan kulit kering, nekrosis superfisial, dan hiperpigmentasi kulit.[1]

Lini Kedua

Metode krioterapi adalah lini kedua tata laksana veruka vulgaris, yang diindikasikan pada lesi yang tidak membaik dengan penggunaan obat topikal. Krioterapi adalah teknik destruksi sel dengan membekukan lesi sehingga menstimulasi respon inflamasi lokal. Krioterapi dikerjakan menggunakan nitrogen cair pada suhu -196℃ atau karbondioksida. Berdasarkan penelitian, tampaknya cryotherapy lebih efektif daripada terapi asam salisilat topikal.[1,2]

Krioterapi dilakukan dengan membekukan lesi hingga membentuk halo es berukuran 1-2 mm pada jaringan selama 30 detik. Tindakan diulang setiap 2-3 kali setiap minggu. Efikasi terapi ini belum diketahui secara pasti dan dapat menyebabkan lesi hipo atau hiperpigmentasi, nyeri, serta pembentukan jaringan parut.[1,2]

Lini Ketiga

Indikasi penggunaan terapi lini ketiga adalah lesi veruka vulgaris yang bersifat resisten dan rekuren. Obat golongan imiquimod, laser, dan imunomodulator termasuk dalam kelompok terapi ini.[1,2,8]

Krim Imiquimod 5%

Mekanisme obat ini adalah dengan menginduksi respon imun innate dengan berikatan pada reseptor toll-like. Obat ini dapat digunakan pada veruka di daerah wajah dan sudah disetujui penggunaannya oleh FDA. Krim imiquimod digunakan 5 kali seminggu selama 8 minggu. Reaksi inflamasi merupakan efek samping penggunaan regimen ini.[1,2]

Laser Ablasi

Penggunaan laser dengan karbondioksida atau pulsed dye merupakan pilihan yang jarang digunakan. Selain mahal, penggunaannya dapat menyebabkan nyeri, jaringan parut, serta kelainan pigmentasi pada kulit. Untuk menghilangkan lesi, laser karbondioksida membutuhkan beberapa kali penggunaan, sedangkan laser erbium dan neodymium hanya membutuhkan satu kali tindakan.[2,8]

Imunomodulator

Penggunaan imunomodulator dapat dipertimbangkan dalam tata laksana veruka. Selain dapat menyebabkan resolusi total pada veruka, penggunaannya juga dapat mengurangi rekurensi dan tidak menyebabkan perubahan fisik atau jaringan parut pada kulit. Imunomodulator dapat diberikan secara sistemik, intralesi, maupun secara topikal.

Pilihan imunomodulator sistemik, misalnya simetidin dan levamisol. Imunomodulator intralesi misalnya interferon. Pilihan imunomodulator topikalmisalnya glizigen.[7]

Tabel 1. Agen Imunomodulator untuk Pengobatan Veruka Vulgaris

Sistemik Intralesi Topikal
Simetidin Vaksin MMR, mycobacterium Vaksin BCG
Levamisol Interferon Green-tea catechin
Zinc Autoimplantasi Glizigen
Vaksin HPV kuadrivalen Propionium bacterium parvum imiquimod
Interferon Antigen skin test (PPD/candida/mumps/trikofiton)
Echinasea
Ranitidin

Penggunaan ranitidin, simetidin, zinc, imiquimod, serta levamisol terbukti memunculkan efek klinis signifikan dalam tata laksana veruka. Penggunaan imunomodulator lain yang lebih baru masih memerlukan studi lebih lanjut.[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Dall’Oglio F, D’Amico V, Nasca M, Micali G. Treatment of Cutaneous Warts. American Journal of Clinical Dermatology. 2012;13(2):73-96.
2. Lynch M, Cliffe J, Morris-Jones R. Management of cutaneous viral warts. BMJ. 2014;348(may27 8):g3339-g3339.
5. Al Aboud AM, Nigam PK. Wart. 2022 Jul 3. In: StatPearls.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 28613701.
7. Relhan V, Garg V, Sinha S. Immunomodulators in warts: Unexplored or ineffective?. Indian Journal of Dermatology. 2015;60(2):118.
8. Witchey D, Witchey N, Roth-Kauffman M, Kauffman M. Plantar Warts: Epidemiology, Pathophysiology, and Clinical Management. The Journal of the American Osteopathic Association. 2018;118(2):92.

Diagnosis Veruka Vulgaris
Prognosis Veruka Vulgaris

Artikel Terkait

  • Asam Salisilat vs Cryotherapy untuk Penanganan Veruka Vulgaris
    Asam Salisilat vs Cryotherapy untuk Penanganan Veruka Vulgaris
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Agustus 2024, 08:56
Penanganan Veruka Vulgaris Rekuren
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, izin diskusi.Saya memiliki pasien veruka vulgaris dan saat bulan mei sudah dilakulan eksisi, namun pasien tidak pernah kontrol kembali meski sudah...
dr.Linda Wati
Dibalas 08 Juli 2023, 07:59
Kutil yang masih tumbuh meski sudah diinsisi
Oleh: dr.Linda Wati
4 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien dgn kutil di jari tangan sudah cukup lama. Sudah pernah di inisisi di klinik dokter tapi tumbuh lagi.Mohon untuk terapi dan...
Anonymous
Dibalas 06 Desember 2022, 13:25
Terapi Medikamentosa pada Veruka Vulgaris - Kulit Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Risty Hafinah, Sp.DVIjin bertanya dok, pada pasien dengan veruka vulgaris, saya pernah membaca akan regresi sendiri, apakah ada kondisi tertentu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.