Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Myiasis Kutan annisa-meidina 2024-10-01T09:40:05+07:00 2024-10-01T09:40:05+07:00
Myiasis Kutan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Myiasis Kutan

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Patofisiologi myiasis kutan bervariasi tergantung pada tipe lalat dan mode infestasinya. Lalat dapat mempunyai larva yang bersifat obligatori, fakultatif, atau insidental. Larva obligatori memerlukan jaringan hidup untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan larva fakultatif bisa bertumbuh pada bangkai ataupun jaringan hidup. Larva insidental adalah larva dari telur lalat yang tidak sengaja ditelan dan bertahan di intestinal.[1,6,7]

Infestasi Dermatobia Hominis

Infestasi larva Dermatobia hominis dapat menyebabkan myiasis furunkular. Spesies ini merupakan spesies endemis di Meksiko, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Trinidad. Pada orang yang bepergian ke area-area tersebut, spesies ini merupakan penyebab tersering terjadinya myiasis kutan. Lalat dewasa mirip seperti lebah, memiliki siklus hidup yang pendek dan dapat bertahan beberapa minggu.[1,6,7]

Lalat betina yang bertelur akan menempeli arthropoda penghisap darah seperti nyamuk atau spesies serangga dan kutu lainnya, dan menempelkan telurnya ke perut serangga lain tersebut. Ketika nyamuk atau serangga lain menghisap darah hewan berdarah panas atau manusia, panas yang ada di sekitarnya akan menyebabkan telur lalat yang tertempel di perut serangga tersebut menetas dan terjatuh ke kulit inang.[1,7]

Larva akan masuk melalui gigitan serangga pembawa atau trauma kecil lainnya pada kulit inang. Proses masuknya larva ini sering kali tanpa rasa sakit, sehingga inang sering tidak menyadarinya. Setelah menempel di kulit, larva yang awalnya berukuran kecil dan berbentuk fusiform akan berkembang menjadi piriform hingga berbentuk bulat telur dengan panjang 15-20 mm.[1]

Setelah larva berhasil masuk ke kulit, akan muncul lesi papul eritem berukuran kecil yang akan berkembang menjadi nodul seperti furunkel. Larva akan membuat lubang di sentral lesi sebagai tempat keluar masuknya udara untuk respirasi. Larva ini dikelilingi oleh beberapa lingkaran duri.[1,7]

Jika siklus hidupnya tidak terganggu, larva yang berkembang sempurna membentuk lesi seperti kubah dan akan muncul ke permukaan inangnya dalam waktu 5-10 minggu. Pada fase ini larva akan jatuh ke tanah, menjadi kepompong dan berlanjut berbentuk lalat dalam waktu 2-4 minggu.[1,7]

Infestasi Cordylobia Anthropophaga

Cordylobia anthropophaga merupakan spesies endemik di sub-Sahara, Afrika. Lalat dewasa berukuran sedikit lebih besar dari lalat rumah. Spesies ini menyukai tempat yang teduh dan aktivitasnya paling banyak di pagi dan sore hari. Lalat ini menempel pada area yang berbau feses dan urine.[1,7]

Lalat betina dapat bertelur di tanah kering berpasir atau pada pakaian yang kering di jemuran. Sekali bertelur, lalat betina dapat menghasilkan 100-300 telur. Telur menetas dalam 1-3 hari dan larva bertahan hidup di permukaan hingga 15 hari sampai terjadinya kontak dengan inang yang sesuai.[1,7]

Ketika bersentuhan dengan panas tubuh dari calon inang, mandibula yang tajam dari lalat dewasa juga dapat menembus kulit yang intak untuk meletakkan telurnya di dalam tubuh inang. Bentuk awal larva fusiform hingga membulat, yang bisa mencapai panjang 13-15 mm. Gejala yang dirasakan dapat muncul setelah 2 hari infestasi larva. Gejala berbeda-beda, dapat berupa sensasi tajam dan nyeri berat. Pada beberapa kasus, muncul limfadenopati regional dan demam.[1,7]

Infestasi Hypoderma Bovis dan Gasterophilus intestinalis

Hypoderma bovis dan Gasterophilus intestinalis merupakan lalat penyebab myiasis migran, yang berbentuk seperti lebah dan berbulu. Umumnya, inangnya adalah rusa, sapi, dan kuda. Manusia jarang menjadi inang tetapi tetap berisiko terkena, terutama jika memelihara sapi dan kuda.[1]

Pada hewan, lalat akan menempelkan telurnya pada bulu kemudian larva menetas dan menembus kulit hewan. Larva lalu berkeliaran secara luas melalui jaringan subkutan hingga menemukan lokasi di kulit punggung. Larva menghasilkan lesi furunkel.[1]

Pada manusia, larva bermigrasi dengan cepat (sekitar 1 cm/jam) dengan arah tidak menentu. Hal tersebut menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit yang hilang timbul selama berbulan-bulan. Pada manusia, larva dapat muncul secara spontan dari lesi furunkel atau mati dalam jaringan. Walaupun jarang, larva dapat mencapai area orbita, faring, dan canalis vertebra, yang bisa berujung pada meningitis.[1]

Larva dari genus Gasterophilus biasanya merupakan parasit gastrointestinal kuda. Pada manusia, larva dapat bersembunyi di kulit dan berjalan secara intradermal. Lesi yang ditimbulkan genus ini berbentuk sempit, berliku-liku, eritematosa, dan linier. Lesi juga disertai pruritus hebat. Lesi berkembang sebanyak 1-30 cm per hari. Kematian larva akan menghentikan proses tersebut dalam 1-2 hari tanpa adanya gejala sisa.[1]

Infestasi Cochliomyia Hominivorax atau Phaenicia Sericata

Spesies Cochliomyia hominivorax atau Phaenicia sericata dapat menimbulkan myiasis perlukaan. Lalat dewasa berbentuk agak besar dan berwarna biru metalik hingga hitam keunguan. Larva berwarna merah muda, berbentuk fusiform, dan memiliki segmentasi yang jelas.[1]

Lalat betina akan menyimpan telur pada luka yang tidak terawat dengan baik. Larva akan mengonsumsi jaringan nekrotik pada luka. Lalat dapat menyebar karena adanya angin. Penyebaran larva pada lokasi infeksi sering kali terjadi ketika pasien berada di luar ruangan terutama di siang hari.[1]

Referensi

1. Blechman AB. Myiasis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1491170-overview
6. Jallow BJJ, et al. Human myiasis in Sub-Saharan Africa: A systematic review. PLOS Neglected Tropical Diseases. 2024;18(3):e0012027. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0012027
7. Solomon M, et al. Curr Infect Dis Rep. 2016 Sep;18(9):28.

Pendahuluan Myiasis Kutan
Etiologi Myiasis Kutan

Artikel Terkait

  • Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
    Agen Pembunuh Serangga dan Kutu dalam Kanal Telinga
  • Insect Bite – Panduan E-Prescription Alomedika
    Insect Bite – Panduan E-Prescription Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2024, 12:02
Terapi untuk keluhan luka berair di kaki
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi pasien usia 8 tahun dengan keluhan muncul luka berair sudah 1 minggu awalnya kemudian gatal dan digaruk sehingga pecah dan menyebar....
Anonymous
Dibalas 05 Februari 2024, 08:17
Gatal pada kedua lengan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter, saya punya pasien laki2 usia 16 th dengan keluhan gatal pada lengan bawah kanan dan kiri sejak 7 hari yang lalu. Gatal terus menerus. Demam...
Anonymous
Dibalas 03 Januari 2024, 08:11
Gatal dan perih di area mata
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien datang dengan keluhan gatal, panas, perih area mata sejak +-1 hari, riwayat penggunaan kosmetik/skincare disangkal, demam(-), riwayat keluhan serupa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.