Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tinea Unguium general_alomedika 2023-02-09T13:28:06+07:00 2023-02-09T13:28:06+07:00
Tinea Unguium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Tinea Unguium

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Diagnosis tinea unguium dapat ditegakkan secara klinis di mana umumnya ditemukan perubahan warna kuku disertai keluhan gatal. Pemeriksaan penunjang untuk tinea unguium di antaranya melalui pemeriksaan mikroskopis dengan kalium hidroksida (KOH) dan kultur.[1,8,10]

Anamnesis

Infeksi jamur pada kuku kaki biasanya asimptomatik, tetapi pasien bias menyadari adanya perubahan warna kuku dan gatal akibat tinea pedis yang mendahului tinea unguium. Pada anamnesis, bisa digali durasi, progresi penyakit, dan riwayat terkait.

Pasien biasanya datang karena alasan kosmetik tanpa ada keluhan lain yang signifikan. Perlu ditanyakan onset penyakit dan kapan keluhan tersebut menimbulkan gejala lain. Gali riwayat terkait lesi, seperti dari kuku jari ke berapa lesi dimulai, lokasi spesifik lesi, dan juga pola penyebarannya.

Riwayat pengobatan yang sudah dilakukan terkait keluhan harus ditanyakan untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya resistensi, efek samping obat, atau respon pengobatan. Gali pula apakah pengobatan yang sudah dijalani dapat memperingan atau memperberat keluhan.[5,12]

Riwayat penyakit yang menjadi faktor risiko seperti diabetes mellitus, penyakit vaskuler perifer, HIV, penyakit autoimun, dan kondisi lain yang dapat mensupresi sistem imun perlu ditanyakan. Riwayat penyakit keluarga seperti adanya anggota keluarga yang mengalami kejadian serupa juga diperlukan.

Riwayat sosial dan ekonomi yang berhubungan dengan tinea unguium adalah tempat tinggal yang lembab dan panas, penggunaan sepatu yang terlalu ketat, riwayat pekerjaan, dan kebiasaan ke tempat umum atau penggunaan barang-barang yang dipakai banyak orang.[3,6,9-11]

Pemeriksaan Fisik

Tinea unguium dapat tampak sebagai perubahan warna pada kuku mulai dari putih, kuning, hingga kecoklatan. Perubahan bentuk dan struktur kuku juga dapat terjadi.

Distolateral Subungual Onychomycosis (DLSO)

Tipe ini merupakan tipe yang paling sering terjadi. Penyebab terbanyak terjadinya tinea unguium pada tipe ini adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton interdigitale.

Awalnya, fungi akan menginvasi stratum korneum pada hiponikium dan bagian distal dari dasar kuku, membentuk opasitas yang berwarna keputihan hingga kuning kecoklatan. Infeksi lalu menyebar ke arah proksimal dari dasar kuku ke bagian ventral dari lempeng kuku. Hiperproliferasi dari dasar kuku merupakan respons inflamasi ringan dari infeksi, menghasilkan hiperkeratosis subungual.

Beberapa teori menyebutkan bahwa hiperkeratosis subungual ini memisahkan dan mengangkat lempeng kuku hingga 45 derajat (onikolisis). Sementara itu, invasi yang progresif pada lempeng kuku menghasilkan peningkatan distrofi pada kuku. Matriks biasanya tidak terlibat, dan produksi dari lempeng kuku yang normal tidak terganggu walau terdapat infeksi fungi.[5,6,10]

Proximal Subungual Onychomycosis (PSO)

Tipe ini merupakan tipe yang jarang ditemui. Tipe PSO sering dihasilkan dari infeksi pada bagian proksimal lipatan kuku. Penyebab terjadinya tinea unguium pada tipe ini adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton megninii.

Tipe PSO tampak sebagai opasitas pada bagian proksimal lipatan kuku yang berwarna putih hingga krem. Opasitas ini secara bertahap akan meluas ke seluruh kuku dan muncul sebagai hiperkeratosis subungual, leukonikia, onikolisis proksimal, hingga destruksi keseluruhan kuku. Tipe ini lebih sering terjadi pada kuku kaki. Pasien dengan tipe ini harus diskrining HIV karena tipe ini dapat menjadi penanda penyakit HIV. Selain HIV, tipe PSO juga sering berkaitan dengan kondisi yang disebabkan oleh kelainan pada sistem imun seperti lupus eritematosus sistemik.[5,6,10]

White Superficial Onychomycosis (WSO)

Tipe ini dihasilkan dari invasi secara langsung pada bagian dorsal lempeng kuku, sehingga tampak seperti plak yang berwarna putih kapur hingga kuning kusam dengan batas tegas dan tidak beraturan pada permukaan kuku.

Patogen penyebab tinea unguium pada tipe WSO adalah Trichophyton interdigitale, sedangkan pada populasi anak lebih sering disebabkan oleh Trichophyton rubrum dan lebih tampak difus karena lempeng kuku yang lebih tipis. Tipe WSO sering terjadi bersamaan dengan tipe DLSO.[5,6,10]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari tinea unguium yang perlu dipertimbangkan adalah psoriasis, liken planus, dan onikodistrofi traumatik.

Psoriasis Kuku

Terdapat banyak kemiripan manifestasi klinis dan histopatologis antara psoriasis dan tinea unguium. Pada psoriasis, gejala dan kuku yang terlibat biasanya lebih berat. Nail pitting juga lebih banyak ditemukan pada psoriasis dibandingkan tinea unguium. Gejala juga akan disertai manifestasi kulit dan riwayat keluarga psoriasis.[13]

Liken Planus

Liken planus biasanya mempengaruhi lebih banyak kuku. Pada beberapa kasus, bahkan hampir semua kuku terkena. Pada liken planus akan ditemukan penipisan kuku dan longitudinal ridging, serta manifestasi kulit dari liken planus.[13]

Onikodistrofi Traumatik

Onikodistrofi traumatik biasanya hanya mengenai satu kuku. Akan ditemukan onikolisis distal dan pada pemeriksaan penunjang tidak akan ditemukan elemen-elemen jamur.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis tinea unguium yaitu pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui adanya dermatofita pada kuku melalui sampel kuku yang diambil dari dasar kuku (untuk tipe DLSO), permukaan kuku yang terinfeksi (pada tipe WSO), atau biopsi.[6,10]

Pengambilan Sampel

Gunting kuku sekitar 1 mm dari hiponikium, daerah ini memiliki stratum korneum yang tebal. Bila tidak bisa, ambil sampel dari lempeng kuku di daerah subungual. Kuku yang sudah dipotong diusap kembali dengan alkohol. Setelah itu, dengan menggunakan kuret bergerigi 1 mm atau 2 mm yang sudah steril, ambil debris subungual distal paling luar, kemudian buang spesimen ini.

Ulangi kembali pengusapan dengan alkohol, bersihkan juga kuret menggunakan alkohol. Posisikan media penampungan spesimen di bawahnya, kemudian ambil kembali sampel pada subungual yang lebih proksimal.[5]

Pemeriksaan Mikroskopis

Pemeriksaan mikroskopis dapat secara spesifik mengidentifikasi pathogen, terutama dalam membedakan dermatofita dengan jamur lain berdasarkan morfologinya. Sampel dari debris subungual yang sudah diambil diberikan tetes KOH 10% dan diperiksa di bawah mikroskop untuk diidentifikasi morfologinya. Pada dermatofita, akan ditemukan struktur hifa yang bersekat, panjang, dan tipis.[5,6]

Kultur Fungi

Tujuan utama kultur fungi adalah untuk mengisolasi patogen dan untuk mengetahui antifungal oral yang tepat bila dibutuhkan. Media kultur yang digunakan adalah media Saboraud atau Saboraud yang dimodifikasi. Media ini memfasilitasi pertumbuhan dermatofita untuk selanjutnya secara mikroskopis diidentifikasi morfologi, mikronidia dan makronidianya.[6,10]

Pemeriksaan Histologi

Pemeriksaan histologi dapat dilakukan melalui biopsi kuku. Fungsi pemeriksaan histologi adalah untuk mendeteksi dinding sel fungi atau elemen fungi pada spesimen. Pada pewarnaan periodic acid-Schiff (PAS) elemen fungi akan terwarna merah muda sedangkan pada pewarnaan Grocott methenamine silver (GMS) akan terwarna hitam.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Monod M, Mehul B. Recent Findings in Onychomycosis and Their Application for Appropriate Treatment. J Fungi, 2019, 5, 20; doi:10.3390/jof5010020
3. Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller AS, Leffell D. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine, 8th Edition. New York: McGraw-Hill, 2011, pp. 2292-2293.
5. Daniel III C, Jellinek N, Rubin A, Scher R. Scher and Daniel's Nails. 4th ed. Switzerland: Springer International Publishing; 2018.
6. Wolff K, Johnson R, Saavedra A, Roh E. Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology, 8th Edition. New York, N.Y.: McGraw-Hill Education LLC.; 2017. Pp 824-827.
8. Pang SM, Pang JY, Fook-Chong S, Tan AL. Tinea unguium onychomycosis caused by dermatophytes: a ten-year (2005–2014) retrospective study in a tertiary hospital in Singapore. Singapore medical journal. 2018 Oct;59(10):524.
9. Toukabri N, Dhieb C, El Euch D, Rouissi M, Mokni M, Sadfi-Zouaoui N. Prevalence, etiology, and risk factors of tinea pedis and tinea unguium in Tunisia. Canadian Journal of Infectious Diseases and Medical Microbiology. 2017;2017.
10. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, Orringer JS. Fitzpatrick’s Dermatology, 9th Edition. New York: McGraw-Hill, 2019, pp. 2925-2950.
11. Shemer A, Gupta AK, Amichai B, Baum S, Barzilai A, Farhi R, Kaplan Y, MacLeod MA. Increased risk of tinea pedis and onychomycosis among swimming pool employees in Netanya area, Israel. Mycopathologia. 2016 Dec 1;181(11-12):851-6.
Tosti A. Onychomycosis Clinical Presentation: History, Physical Examination, Complications. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1105828-clinical#b1
13. Kovitwanichkanont T, Chong AH. Superficial fungal infections. AJGP, 2019. Volume 48, Issue 10. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2019/october/superficial-fungal-infections

Epidemiologi Tinea Unguium
Penatalaksanaan Tinea Unguium

Artikel Terkait

  • Tinea Unguium pada Geriatri
    Tinea Unguium pada Geriatri
  • Terapi Profilaksis Rekurensi Tinea Unguium
    Terapi Profilaksis Rekurensi Tinea Unguium
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Desember 2024, 09:03
Tinea unguium pada anak usia 2 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya mau bertanya bagaimana tatalaksana tinea unguim pada anak usia 2 tahun? Kuku berjamur akibat suka digigit
Anonymous
Dibalas 09 Agustus 2024, 22:39
kuku terkelupas pada balita
Oleh: Anonymous
4 Balasan
izin konsul dok anak usia 1 tahunbb 9.2kgkeluhan kuku jari tangan dan kaki terkelupas seminggu ini, ada sebagian yg terkelupas sendiri. terasa gatal krn kaki...
dr.Widya Kumala Sari
Dibalas 14 Juli 2024, 08:52
Kuku retak dan kehitaman pada anak usia 5 tahun
Oleh: dr.Widya Kumala Sari
4 Balasan
Izin konsultasi dokter, pasien An. A usia 5 tahun, sejak bbrp hari/minggu yll (orang tua lupa persisnya) di beberapa kuku kaki dan tangan muncul kehitaman dn...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.