Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hiperprolaktinemia general_alomedika 2023-04-06T09:00:27+07:00 2023-04-06T09:00:27+07:00
Hiperprolaktinemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hiperprolaktinemia

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Diagnosis hiperprolaktinemia dapat ditegakkan melalui evaluasi kadar serum prolaktin yang mengalami peningkatan. Setelah itu, investigasi lebih lanjut dengan pemeriksaan laboratorium lain atau pemeriksaan radiologis dapat dilakukan untuk mencari etiologi.[9]

Anamnesis

Gejala yang dikeluhkan oleh pasien hiperprolaktinemia dapat berkaitan dengan efek langsung kadar prolaktin yang meningkat atau berkaitan dengan lesi (tumor) yang menekan struktur anatomi di sekitarnya.

Pada kasus hiperprolaktinemia karena tumor pituitari seperti prolaktinoma, gejala yang umum terjadi adalah sakit kepala dan gangguan visual karena kiasma optik tertekan.

Level prolaktin yang meningkat akan mensupresi aksis hipotalamus-pituitari-gonadal dan menimbulkan gangguan menstruasi (oligomenorea, amenorrhea, menorrhagia), galaktorea, dan infertilitas. Pada laki-laki, dapat terjadi disfungsi ereksi, impotensi, oligospermia, dan penurunan libido. Pada anak-anak atau remaja dapat terjadi keterlambatan pubertas. Osteoporosis juga mungkin dialami.[1,10,11]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik umumnya menyesuaikan dengan gejala yang dialami. Pemeriksaan ginekologi, pemeriksaan payudara untuk deteksi galaktorea, dan pemeriksaan visual jika ada gangguan penglihatan yang dicurigai akibat tumor pituitari dapat dilakukan bila perlu. Pasien hiperprolaktinemia juga dapat mengalami penurunan densitas tulang sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.[10]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding hiperprolaktinemia adalah hiperprolaktinemia yang disebabkan oleh etiologi yang berbeda. Dokter perlu melakukan eksklusi penyebab-penyebab utama hiperprolaktinemia, yaitu hipotiroid, penggunaan obat-obat yang menginhibisi dopamin, prolaktinoma, sirosis, gagal ginjal, kehamilan, dan lainnya.

Pasien dengan gagal ginjal umumnya mengalami hiperprolaktinemia karena gangguan clearance dan peningkatan sekresi prolaktin. Level prolaktinnya sering berada antara 30–108 µg/L dan jarang mencapai level yang sangat tinggi. Perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal seperti ureum dan kreatinin untuk evaluasi.

Hiperprolaktinemia juga sering terjadi pada pasien sirosis hati, di mana level prolaktin berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit. Level prolaktin umumnya < 100 µg/L.

Hipotiroid dapat meningkatkan prolaktin melalui peningkatan level TRH (thyrotropin releasing hormone) yang menstimulasi sekresi prolaktin. Menurunnya kadar triiodothyronine (T3) pada hipotiroid berkontribusi menyebabkan hiperprolaktinemia karena T3 menurunkan level mRNA prolaktin di sel lactotroph.  Level prolaktin pada hipotiroid sering kali ada di angka < 100 µg/L.[4,12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang utama untuk hiperprolaktinemia adalah pemeriksaan kadar serum prolaktin yang diambil dalam keadaan puasa. Nilai rujukan prolaktin adalah < 20 µg/L pada laki-laki dan < 25 µg/L pada perempuan.

Jika hasil pemeriksaan kadar serum prolaktin meningkat, pemeriksaan penunjang selanjutnya dilakukan dengan tujuan untuk mencari etiologi hiperprolaktinemia. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain tes fungsi tiroid, tes fungsi ginjal, tes kehamilan, dan tes fungsi hati.

Pemeriksaan radiologis dapat dilakukan untuk evaluasi etiologi sesuai kecurigaan. Bila dicurigai ada adenoma pituitari, dokter dapat melakukan MRI yang merupakan pemeriksaan radiologis pilihan pada kasus ini karena dapat mendeteksi tumor hingga ukuran kecil (3–5 mm). Pemeriksaan radiologis untuk ginjal, hati dan tiroid juga dapat dilakukan bila dicurigai ada indikasi.[1,4]

Referensi

1. Thapa S, Bhusal K. Hyperprolactinemia. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537331/
4. Samperi I, Lithgow K, Karavitaki N. Hyperprolactinemia. Journal of Clinical Medicine. 2019 Dec;8(12):2203.
9. Melmed S, Casanueva FF, Hoffman AR, et al. Diagnosis and treatment of hyperprolactinemia: an Endocrine Society clinical practice guideline. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2011 Feb 1;96(2):273-88.
10. Michail M, Ioannis K, Charoula M, et al. Clinical manifestations, evaluation and management of hyperprolactinemia in adolescent and young girls: a brief review. Acta Bio Medica: Atenei Parmensis. 2019;90(1):149.
11. Molitch ME. Diagnosis and treatment of pituitary adenomas: a review. JAMA. 2017 Feb 7;317(5):516-24.
12. Sharma LK, Sharma N, Gadpayle AK, Dutta D. Prevalence and predictors of hyperprolactinemia in subclinical hypothyroidism. European Journal of Internal Medicine. 2016 Nov 1;35:106-10.

Epidemiologi Hiperprolaktinemia
Penatalaksanaan Hiperprolaktinemia

Artikel Terkait

  • Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
    Menangani Prolaktinoma Saat Kehamilan
  • Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
    Luaran Prolaktinoma Setelah Kehamilan dan Laktasi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Juni 2020, 05:55
Penanganan seperti apa untuk menurunkan kadar hormon prolactin dan mengecilkan prolactinom pada kasus hiperprolaktinemia
Oleh: Anonymous
2 Balasan
selamat malam dok, izin bertanya terapi bromokriptin pada kasus hiperprolaktinemia, apakah diperbolehkan diberikan untuk terapi hiperprolaktinemia apabila yg...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.