Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Hipokalsemia annisa-meidina 2024-05-14T11:33:51+07:00 2024-05-14T11:33:51+07:00
Hipokalsemia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hipokalsemia

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Diagnosis hipokalsemia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan kadar kalsium maupun ion kalsium dalam serum dari pemeriksaan laboratorium darah. Seseorang dikatakan mengalami hipokalsemia jika kadar kalsium kurang dari 8,8 mg/dl, atau setara 2,2 mmol/l atau 4,4 mEq/l.

Kebanyakan kasus hipokalsemia kronis atau ringan tidak bergejala. Gejala timbul pada kasus awitan cepat atau derajat berat, terutama yang kadar kalsium turun secara drastis. Gejala yang dialami pasien dapat berupa kram otot, kelelahan, gangguan ingatan, dan kebas. Bentuk gejala yang lebih berat mencakup kejang, laringospasme, dan aritmia.[1-6]

Anamnesis

Hipokalsemia bisa asimptomatik. Bila timbul gejala, gejala hipokalsemia dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.

Gejala Neuromuskular

Gejala neuromuskular merupakan yang paling sering muncul pada kasus hipokalsemia akut. Gejala neuromuskular dapat berupa iritabilitas neuromuskular seperti parestesia, rasa kebas, dan kesemutan pada area perioral, tangan, atau kaki. Gejala neuromuskular juga bisa mencakup spasme karpopedal, kejang, dan lebih jarang laringospasme.

Gejala neuromuskular menjadi mengancam nyawa bila spasme terjadi pada otot pernapasan, kardiovaskular, atau bila semua otot mengalami spasme (tetani). Pada neonatus, penderita dapat tampak lemas sehingga kurang mampu untuk menyusu, ataupun mengalami kejang.[1-6,25]

Gejala Kardiovaskular

Hipokalsemia berat dapat mengganggu pertukaran ion dalam kanal kalsium jantung, sehingga memperpanjang gelombang QT yang bila tidak diperbaiki tepat waktu dapat bertransisi menjadi aritmia yang fatal seperti torsade de pointes atau fibrilasi ventrikel.[1-6,25]

Gejala Neuropsikiatrik

Hipokalsemia ringan dapat mengakibatkan penderita kebingungan, gelisah, atau kehilangan ingatan.[1-6]

Riwayat Penyakit Terkait

Riwayat penyakit terkait perlu dievaluasi untuk mendeteksi kemungkinan penyebab dasar timbulnya hipokalsemia. Penderita hipokalsemia bisa memiliki riwayat kerusakan tiroid atau paratiroid, misalnya akibat radiasi tiroid untuk kasus keganasan. Pasien juga mungkin mengalami malnutrisi atau malabsorbsi yang mengganggu penyerapan vitamin D dan kalsium.

Adanya gangguan fungsi ginjal, seperti pada gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis, atau konsumsi diuretik juga dapat meningkatkan ekskresi kalsium dari ginjal dan menyebabkan hipokalsemia. Selain itu, alkoholisme kronis dapat menyebabkan gangguan pada metabolisme kalsium dan berkontribusi pada hipokalsemia. Evaluasi pula riwayat gizi pasien, termasuk pola makan dan asupan kalsium, vitamin D, dan magnesium.[1-6]

Hipokalsemia Neonatal

Hipokalsemia neonatal biasanya terjadi dalam 2 hari pertama kehidupan dan paling sering disebabkan oleh prematuritas, kecil untuk usia kehamilan, adanya diabetes atau hiperparatiroid pada ibu, dan asfiksia perinatal. Gejala yang bisa muncul pada neonatus antara lain hipotonia, takikardia, takipnea, apnea, kesulitan menyusu, gelisah, tetani, atau kejang.[1-6]

Hipokalsemia pada Kehamilan

Pada kehamilan, hipokalsemia ringan sering terjadi dan sebagian besar pasien tidak menunjukkan gejala. Bila timbul gejala, biasanya bersifat tidak spesifik seperti nyeri otot. Gejala lain yang timbul sama dengan gejala hipokalsemia pada orang dewasa pada umumnya. Walau demikian, hipokalsemia telah dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi pada kehamilan.[15]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat mengungkap temuan hiperestesia maupun parestesia ekstremitas. Hiperventilasi dapat ditemukan pada penderita dengan alkalosis. Penderita juga dapat mengalami tanda Trousseau, yakni spasme tangan (karpopedal) yang digambarkan dengan fleksi ibu jari, pergelangan tangan, dan sendi metakarpofalanegal dengan ekstensi jari lainnya ketika diberi tekanan dengan sfigmomanometer selama 2-3 menit.[1-6]

Spasme Otot

Kram otot atau spasme otot sering menjadi temuan yang mencolok pada pasien dengan hipokalsemia. Kejang otot dapat terjadi secara spontan atau dapat dipicu oleh rangsangan fisik seperti ketukan atau remasan pada otot.[1-6]

Tetani

Pada tingkat hipokalsemia yang lebih berat, tanda-tanda tetani dapat terlihat, termasuk tegangnya otot-otot wajah yang menyebabkan wajah menyerupai topeng, trismus, dan tetani laring.[1-6]

Tanda Neurologis

Pemeriksaan neurologis dapat mengungkapkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, tremor, atau kelemahan otot. Pada hipokalsemia yang berat, pasien dapat mengalami gangguan kesadaran, kejang, atau bahkan koma.[1-6]

Pemeriksaan Jantung

Hipokalsemia dapat mempengaruhi fungsi jantung dan menyebabkan aritmia. Pemeriksaan jantung dapat menunjukkan tanda-tanda seperti denyut jantung yang tidak teratur, palpitasi, atau takikardia.[1-6]

Tanda Chvostek dan Trousseau

Tanda-tanda khas dari hipokalsemia adalah respons positif terhadap tes Chvostek dan Trousseau. Tes Chvostek melibatkan penekanan pada saraf fasial di depan telinga, yang menyebabkan kontraksi involunter otot wajah. Tes Trousseau melibatkan pengikatan tourniquet pada lengan selama beberapa menit, yang menyebabkan spasme tangan dan pergelangan tangan.[1-6]

Tanda Katarak

Hipokalsemia kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan pengendapan kalsium pada lensa mata, yang dapat menghasilkan katarak.[1-6]

Diagnosis Banding

Kasus hipokalsemia berat yang menyebabkan kejang dapat didiagnosis banding dengan tetanus dan epilepsi, ataupun eklamsia pada ibu hamil. Pasien yang mengalami gejala kebas dan kesemutan dapat didiagnosis banding dengan neuropati perifer.[1-6]

Tetanus

Tetanus dibedakan dengan hipokalsemia dengan adanya riwayat luka yang berisiko tinggi tetanus, seperti tertusuk barang berkarat, luka kotor, atau tusukan dalam, dan pasien yang belum vaksinasi tetanus. Gejala pada tetanus berupa opistotonus dan diterapi dengan tetanus toxoid dan antitetanus serum.[1-6]

Epilepsi

Gejala kejang pada hipokalsemia sering terjadi tanpa adanya aura atau fokalitas, dan sering terjadi pada ekstremitas, wajah, atau mulut. Di sisi lain, epilepsi adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai oleh kejang yang berulang dan seringkali disertai dengan aura atau gejala fokal sebelum kejang. Diagnosis epilepsi didasarkan pada sejarah klinis yang terperinci, pemeriksaan EEG, dan penilaian neurologis lengkap.[1-6]

Eklamsia

Eklamsia adalah komplikasi serius pada kehamilan yang ditandai oleh hipertensi, proteinuria, dan kejang yang disertai dengan gangguan kesadaran. Untuk membedakan dari hipokalsemia, pemeriksaan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan serangkaian tes laboratorium seperti pemeriksaan kadar kalsium, tekanan darah, dan proteinuria diperlukan.[1-6]

Neuropati Perifer

Hipokalsemia seringkali menunjukkan gejala neurologis seperti kejang otot, tetani, tremor, dan perubahan mental yang dapat berkembang menjadi kejang yang parah atau gangguan kesadaran. Sementara itu, neuropati perifer biasanya ditandai oleh gejala sensorik dan motorik yang lebih fokal atau terlokalisasi, termasuk kesemutan, mati rasa, nyeri, lemah otot, atau kehilangan koordinasi.[1-6]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis hipokalsemia utamanya ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar kalsium dalam darah pasien. Pemeriksaan penunjang lain dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit yang mendasari terjadinya hipokalsemia ataupun komplikasi yang terjadi.[3-6]

Laboratorium

Hipokalsemia ditegakkan dengan pemeriksaan kadar kalsium maupun ion kalsium dalam serum. Pemeriksaan lain dapat meliputi kadar magnesium, albumin, fosfat, fungsi ginjal, vitamin D, dan hormon paratiroid untuk menilai etiologi hipokalsemia. Pemeriksaan kadar ion kalsium dan fosfat dalam urin 24 jam juga dapat dilakukan untuk menilai pembuangan dalam urin.[1-6,25,26]

Kadar Kalsium:

Pemeriksaan kalsium ion adalah metode definitif untuk mendiagnosis hipokalsemia. Rentang normal kalsium total dalam darah pada anak dan dewasa adalah sekitar 8,5 hingga 10,5 mg/dl (2,1-2,6 mmol/l). Rentang normal kalsium ion (ionized calcium) pada dewasa adalah sekitar 4,5 hingga 5,6 mg/dl.

Pada lansia, terutama setelah usia 65 tahun, kadar normal kalsium dalam darah dapat sedikit lebih rendah daripada pada dewasa muda. Rentang normalnya biasanya sekitar 8,5 hingga 9,9 mg/dl (2,15–2,5 mmol/l).

Neonatus sering memiliki kadar kalsium yang lebih tinggi daripada orang dewasa karena kebutuhan untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan. Rentang normal kalsium total dalam darah pada neonatus adalah sekitar 8,5 hingga 11 mg/dl (2,2–2,7 mmol/l). Rentang normal kalsium ion dalam darah pada neonatus adalah sekitar 4,5 hingga 6 mg/dl.

Sementara itu, selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalsium untuk mendukung pertumbuhan janin dan persiapan untuk menyusui. Rentang normal kalsium total dalam darah pada ibu hamil umumnya tetap sama dengan dewasa, yaitu sekitar 8,5 hingga 10,5 mg/dl. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa kadar kalsium ion mungkin sedikit lebih rendah pada ibu hamil, berkisar antara 4,3 hingga 5,1 mg/dL.[1-6,15,27]

Kadar Hormon Paratiroid (PTH):

Pemeriksaan kadar PTH dalam darah dapat membantu dalam menentukan penyebab hipokalsemia. Baik hipoparatiroid ataupun hiperparatiroid dapat menyebabkan hipokalsemia.[1-6]

Kadar Vitamin D:

Pemeriksaan kadar vitamin D dalam darah dapat membantu menilai apakah hipokalsemia disebabkan oleh defisiensi vitamin D. Defisiensi vitamin D adalah penyebab umum hipokalsemia dan dapat diatasi dengan suplementasi vitamin D.[1-6]

Pemeriksaan Fungsi Ginjal:

Karena ginjal berperan penting dalam metabolisme kalsium, pemeriksaan fungsi ginjal seperti kreatinin serum dan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR) mungkin diperlukan untuk menilai kemungkinan penyebab hipokalsemia yang terkait dengan gangguan ginjal.[1-6]

Elektrokardiografi (EKG)

Hipokalsemia dapat menyebabkan gangguan irama jantung, termasuk pemanjangan interval QT dan fibrilasi ventrikel. Hipokalsemia juga bisa menyebabkan penurunan kontraktilitas jantung, menimbulkan gambaran seperti gagal jantung dan iskemia jantung.[3]

Referensi

1. Tinawi M. Disorders of Calcium Metabolism: Hypocalcemia and Hypercalcemia. Cureus 2021. https://doi.org/10.7759/cureus.12420.
2. Clarke BL. Hypoparathyroidism: update of guidelines from the 2022 International Task Force. Arch Endocrinol Metab 2022;66:604–10. https://doi.org/10.20945/2359-3997000000549.
3. Suneja M. Hypocalcemia. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/241893-overview
4. Pepe J, Colangelo L, et al. Diagnosis and management of hypocalcemia. Endocrine. 2020 Sep;69(3):485-495. doi: 10.1007/s12020-020-02324-2.
5. Bove-Fenderson E, Mannstadt M. Hypocalcemic disorders. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab. 2018 Oct;32(5):639-656. doi: 10.1016/j.beem.2018.05.006.
6. Turner J, Gittoes N, et al. Emergency management of acute hypocalcaemia in adult patients. Endocr Connect 2016;5:G7–8. https://doi.org/10.1530/EC-16-0056.
15. Almaghamsi A, Almalki MH, et al. Hypocalcemia in pregnancy: A clinical review update. Oman Med J 2018;33:453–62. https://doi.org/10.5001/omj.2018.85.
25. Zhang J, Ali A, et al. Additive prognostic value of serum calcium to the ESC risk stratification in patients with acute pulmonary embolism. Thromb J 2023;21. https://doi.org/10.1186/s12959-023-00461-y.
26. Essa MS, Ahmad KS, et al. Role of perioperative parathormone hormone level assay after total thyroidectomy as a predictor of transient and permanent hypocalcemia: Prospective study. Annals of Medicine and Surgery 2021;69. https://doi.org/10.1016/j.amsu.2021.102701.
27. Vuralli D. Clinical Approach to Hypocalcemia in Newborn Period and Infancy: Who Should Be Treated? International Journal of Pediatrics (United Kingdom) 2019;2019. https://doi.org/10.1155/2019/4318075.

Epidemiologi Hipokalsemia
Penatalaksanaan Hipokalsemia

Artikel Terkait

  • Metode Terkini Deteksi Kelenjar Paratiroid Selama Operasi
    Metode Terkini Deteksi Kelenjar Paratiroid Selama Operasi
Diskusi Terkait
dr.Dr Jo Kristine yoewono
Dibalas 10 Mei 2023, 09:34
Terapi untuk pasien hipokalemia dan hipokalsemia yang mengalami penurunan kesadaran
Oleh: dr.Dr Jo Kristine yoewono
4 Balasan
Teman sejawat ijin berdiskusi pada pasien saya usia 24 th perempuan datang dengan penurunan kesadaran di cek mri dan ct scan gak ada kelainan dan lab hanya...
Anonymous
Dibalas 18 Januari 2023, 15:39
Kesemutan dan nyeri kaki yang timbul saat sore hari
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo, dokter! Izin diskusi, dok. Saya dapat pasien perempuan usia 11 tahun dengan keluhan kesemutan dan nyeri di kedua kaki yang timbul saat sore menjelang...
dr. Reren Ramanda
Dibalas 14 Juni 2021, 14:51
Pemeriksaam pasien curiga hipokalsemia - Saraf Ask The Expert
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. Ade Wijaya, SpS izin bertanya dokter, apa saja ya dok tips untuk menentukan seseorang mengalami hipokalsemia sedangkan tidak ada peralatn untuk...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.