Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tirotoksikosis general_alomedika 2023-09-08T17:28:21+07:00 2023-09-08T17:28:21+07:00
Tirotoksikosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Tirotoksikosis

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Diagnosis tirotoksikosis dapat diawali anamnesis mengenai gejala tirotoksikosis atau hipertiroidisme, seperti penurunan berat badan, tremor, palpitasi, sesak nafas, peningkatan frekuensi BAB, dan keringat banyak. Pada pemeriksaan fisik, cari gejala-gejala peningkatan metabolisme, sedangkan diagnosis pasti dikonfirmasi dengan pengukuran kadar hormon tiroid, deteksi autoantibodi, dan scintigraphy.

Anamnesis

Anamnesis dilakukan dan diarahkan pada gejala-gejala pasien yang berhubungan dengan kelebihan hormon tiroid. Gejala yang paling sering timbul adalah gejala kardiovaskular, seperti palpitasi dan aritmia. Gejala yang dapat timbul berdasarkan sistem organ adalah:

  • Gejala konstitusional: penurunan berat badan, mudah kepanasan dan berkeringat tanpa aktivitas yang berarti, sering buang air kecil
  • Neuromuskular: tremor pada tangan dan kaki, ansietas, gangguan tidur, konsentrasi menurun
  • Kardiovaskular: palpitasi, aritmia
  • Pernafasan: sesak nafas
  • Pencernaan: peningkatan frekuensi BAB
  • Kulit: lembab, banyak keringat

  • Penglihatan: diplopia, mata kering, edema dan nyeri periorbita[3,4,6]

Pemeriksaan Fisik

Peningkatan kadar hormon tiroid dapat menimbulkan tanda klinis pada hampir seluruh sistem organ. Pada pemeriksaan fisik tiroid, bisa didapatkan keadaan umum berupa penurunan berat badan, takikardia, takipnea, hipertensi sistolik, dan aritmia.

Tanda lain dapat berupa tremor, hiperaktivitas dan hiperefleks, nyeri tekan abdomen, kulit lembab dan hangat, dan gangguan menstruasi. Selain itu, bisa juga didapatkan thyroid eye disease yang ditandai dengan proptosis, retraksi kelopak mata, edema periorbital, injeksi konjungtiva, kemosis, dan optalmoplegia.[1]

Diagnosis Banding

Tirotoksikosis sering kali bermanifestasi sebagai palpitasi. Hal ini dapat didiagnosis banding dengan gangguan cemas menyeluruh dan atrial fibrilasi.

Gangguan Cemas Menyeluruh

Pasien dengan gangguan cemas menyeluruh dapat mengeluhkan palpitasi. Namun, pada pemeriksaan fisik dan penunjang tidak ditemukan gangguan organik. Pada gangguan cemas menyeluruh, pasien akan mengeluhkan kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hampir setiap hari dan penderita sulit mengendalikan kekhawatirannya.[1]

Atrial Fibrilasi

Pada atrial fibrilasi, selain mengeluhkan palpitasi penderita juga akan mengeluhkan rasa lelah, nyeri dada, pusing, dan dyspnea. Pada pemeriksaan EKG akan didapatkan laju ventrikel yang bersifat ireguler dan tidak terdapat gelombang P yang jelas (disebut pula irregularly irregular).[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada tirotoksikosis dapat mengonfirmasi diagnosis dan membedakan penyakit yang mendasari. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain pengukuran kadar hormon tiroid, deteksi autoantibodi, ultrasonografi, dan scintigraphy.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk memastikan kadar hormon tiroid dan thyroid stimulating hormone (TSH), selain itu pemeriksaan antibodi reseptor juga dapat dilakukan.

  • TSH: hormon yang diproduksi pituitari untuk menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresi T4 dan T3, dapat meningkat pada kondisi kurangnya hormon tiroid dalam darah, dan menurun jika sebaliknya
  • T4 bebas (tiroksin/FT4) : hormon tiroid yang memiliki 4 ikatan atom iodin, T4 bebas siap digunakan dalam tubuh sedangkan yang terikat bersifat inaktif
  • T3 total: hormon tiroid yang terbentuk dari hormon T4 yang melepas salah satu atom iodin (deiodinasi), T3 total merupakan gabungan dari T3 yang terikat dan tidak terikat protein dalam sirkulasi
  • T3 bebas (FT3): T3 yang tidak terikat protein dalam sirkulasi. T3 bebas merupakan bentuk yang siap beraktivitas dalam tubuh dan lebih poten dibandingkan kerja T4, kadar T3 lebih sedikit dibandingkan T4
  • Antibodi TRAb: TRAb merupakan antibodi yang berikatan dengan reseptor TSH dan mampu memberi efek stimulasi dan juga inhibisi pada TSH, jika efek stimulasi dominan, maka Grave’s disease akan terjadi
  • Antibodi TSI: merupakan antibodi yang berikatan dengan thyroid stimulating immunoglobulin (TSI)[3-6,14,15]

Ultrasonografi Tiroid

Pemeriksaan USG tiroid dilakukan untuk memastikan morfologi kelenjar tiroid serta nodul-nodul di dalamnya. Perbedaan morfologi tiroid dapat menentukan penyebab terjadinya tirotoksikosis, misalnya pada Grave’s disease akan terlihat ukuran kelenjar tiroid yang membesar, namun tidak terlihat gambaran nodul pada USG. Sedangkan, pada toxic multinodular goiter akan terlihat adanya nodul-nodul yang multipel pada USG.[3-6]

Scintigraphy

Pemeriksaan thyroid scintigraphy atau disebut juga thyroid scan dilakukan menggunakan zat radioaktif iodin yang dikonsumsi pasien sebelum dilakukan pengambilan gambar menggunakan kamera gamma. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat persebaran uptake iodin radioaktif pada kelenjar tiroid yang bermasalah.

Gambar diambil pada 6 jam dan 24 jam. Nilai normal uptake pada 6 jam adalah 5‒15% dan pada 24 jam adalah 5‒25%. Saat ini, zat iodin radioaktif kadang digantikan dengan Technetium-99m.[3-6]

Klasifikasi Diagnosis

Seseorang dikatakan tirotoksikosis bila kadar FT4 melebihi normal sementara TSH rendah. Namun bila kadar FT4 normal dan TSH rendah, lebih baik periksakan kadar FT3. Bila kadar FT3 tinggi, diagnosis menjadi T3 toksikosis. Sementara bila kadar FT4 dan FT3 normal sementara TSH rendah, dikatakan sebagai tirotoksikosis subklinis.[3,4]

Pemeriksaan penunjang yang telah disebutkan di atas juga dapat membantu menentukan penyebab tirotoksikosis, antara lain:

  • Toxic multinodular goitre: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy tinggi dan terfokus pada banyak nodul-nodul atau asimetris, serta ditemukan gambaran goitre nodular pada USG

  • Adenoma soliter: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy tinggi dan terfokus pada nodul soliter, terdapat gambaran goitre nodular pada USG
  • Grave’s disease: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI positif. Uptake iodin pada scintigraphy tinggi dan difus, tiroid membesar tanpa nodul pada USG

  • Tiroiditis: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy rendah, pada pemeriksaan darah terdapat tanda-tanda inflamasi meningkat

  • Hipertiroidisme oleh obat atau iodin: TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy rendah, dan terdapat riwayat konsumsi obat tertentu atau iodin berlebih

  • Hipertiroidisme ektopik (struma ovarii, metastase): TSH rendah, hormon tiroid meningkat, TRAb atau TSI negatif. Uptake iodin pada scintigraphy rendah, dan terdapat riwayat keganasan[3,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Novodvorsky P, Allahabadia A. Thyrotoxicosis. Medicine, 2017. 45(8): 510–516. doi:10.1016/j.mpmed.2017.05.013
3. De Leo, S., S.Y. Lee, and L.E. Braverman, Hyperthyroidism. Lancet (London, England), 2016. 388(10047): p. 906-918. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27038492
4. Franklyn, J.A. and K. Boelaert, Thyrotoxicosis. The Lancet, 2012. 379(9821): p. 1155-1166. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(11)60782-4
5. Lee, SL. Hyperthyroidism and Thyrotoxicosis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/121865-overview.
6. Sahay, R., Thyrotoxicosis. The Journal of the Association of Physicians of India, 2011. 59: p. 26-31. https://europepmc.org/abstract/med/2181900
14. Orlander, P.R. How is free T4 measured, and how is the free T4 index (FTI) calculated?. Medscape. 2018. https://www.medscape.com/answers/122393-11286/how-is-free-t4-measured-and-how-is-the-free-t4-index-fti-calculated.
15. American Thyroid Association. Thyroid Function Tests. 2022. https://www.thyroid.org/thyroid-function-tests/.

Epidemiologi Tirotoksikosis
Penatalaksanaan Tirotoksikosis

Artikel Terkait

  • Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
    Perkembangan Diagnostik Nodul Tiroid dengan Artificial Intelligence
  • Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
    Peran Thyroid Scintigraphy dalam Mendiagnosis Kelainan Tiroid
  • Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
    Manajemen Hipertiroid Dalam Kehamilan
  • Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi dan Keamanan Methimazole dan Propylthiouracil pada Hipertiroid – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Mei 2025, 14:30
Apakah pasien dengan hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, Maaf dok izin bertanya, Apakah hipertiroid tidak boleh minum Teh dan Kopi ?
Anonymous
Dibalas 26 Januari 2024, 07:55
Keluhan jantung berdabar, mudah berkeringat, namun hasil TSH normal
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat pagi rakn sejawatIzin bertanya, ada pasien perempuan 32 tahun memiliki gejala jantung berdebar2 SD 4 hari keringat jika melakukan pekerjaan kecil sjj...
Anonymous
Dibalas 25 Agustus 2023, 21:44
Rujukan dokter spesialis untuk keluhan bengkak di leher
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin diskusi dok.. px wanita 19 th. Keluhan bgkak di leher kurg lebih 2 thu. Tdk nyeri,tidak da gejala namun riwayat haid kurang lancar.untk diagnosa smntra...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.