Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Abses Perianal general_alomedika 2022-10-19T09:27:59+07:00 2022-10-19T09:27:59+07:00
Abses Perianal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Abses Perianal

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Diagnosis abses perianal dicurigai berdasarkan keluhan nyeri dan bengkak pada regio perianal. Pada inspeksi anoperineal, dapat terlihat eritema superfisial, disertai fluktuasi dan nyeri tekan.[6]

Anamnesis

Pasien dengan abses perianal biasanya mengeluhkan nyeri sekitar anus, dengan bengkak dan kemerahan. Karakteristik nyeri pada umumnya terasa tumpul, tetapi bisa juga dirasakan sebagai nyeri yang tajam, ngilu, atau berdenyut. Nyeri dirasakan terus-menerus, dan dapat diperburuk dengan gerakan atau akibat peningkatan tekanan pada perineum, misalnya karena duduk lama atau saat berdefekasi.

Bila abses pecah spontan, maka pasien mungkin melaporkan adanya cairan bernanah dan darah yang mengalir keluar. Gejala lain juga kadang menyertai, di antaranya demam, menggigil, konstipasi, dan diare. Hal ini terutama ditemukan pada abses ischiorectal.

Abses yang letaknya lebih dalam, terkadang sulit didiagnosis. Riwayat sepsis,infeksi pelvis, dan Crohn’s disease dapat mengarahkan kecurigaan pada abses letak dalam. Pada pasien dengan kecurigaan abses akibat Crohn’s disease, mungkin akan diperlukan pencitraan, misalnya dengan computed tomography (CT) scan abdomen atau magnetic resonance imaging (MRI).

Dokter juga sebaiknya menanyakan riwayat seksual pasien, untuk menyingkirkan kecurigaan adanya penyakit menular seksual, misalnya sifilis, yang juga dapat menyebabkan lesi perianal. Selain itu, riwayat penurunan berat badan berlebihan juga perlu ditanyakan, untuk membedakan dengan benjolan akibat keganasan, misalnya kanker rektum.[2–4,17]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik berperan penting dalam diagnosis abses perianal. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, biasanya didapatkan hasil yang normal, sebab hanya 21% pasien yang mengalami demam.

Pada inspeksi regio perianal, dapat tampak massa subkutan yang eritema, berbatas tegas, dan fluktuatif. Dokter juga perlu memperhatikan adanya hemoroid atau fissura ani, untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab nyeri perianal yang lain. Diagnosis selulitis perlu dipertimbangkan jika kemerahan pada perianal meluas ke area tanpa fluktuasi.

Digital rectal examination atau colok dubur juga sebaiknya dilakukan, terutama pada abses letak dalam. Pada colok dubur, dapat teraba massa indurasi yang fluktuatif. Terkadang, pemeriksaan colok dubur perlu dilakukan dengan memberikan anestesi pada pasien, sebab jika pasien sangat kesakitan pemeriksaan mungkin menjadi kurang optimal.[2,3]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding abses perianal antara lain hemoroid dan fisura anal. Kedua penyakit ini sama-sama dapat menyebabkan nyeri pada area anus.

Hemoroid

Hemoroid dan abses perianal sama-sama memiliki gejala nyeri pada anus. Hemoroid terjadi akibat pelebaran pembuluh darah pada rektum bagian distal karena adanya kongesti pada vena hemoroidalis. Namun, nyeri pada hemoroid biasanya dirasakan terutama saat buang air besar. Selain itu, pada hemoroid biasanya terdapat perdarahan dan rasa gatal pada anus.[9]

Fisura Ani

Fisura ani merupakan robekan kecil pada mukosa anus, umumnya akibat konsistensi feses yang keras. Pasien dengan fisura anal juga akan mengeluhkan nyeri hebat pada anus. Namun karakteristik nyeri biasanya seperti dirobek, dirasakan 1–2 jam setelah defekasi, dan juga disertai perdarahan. Pada pemeriksaan fisik, akan didapatkan fisura dan nyeri tekan.[10]

Hidradenitis Suppurativa

Salah satu manifestasi klinis hidradenitis suppurativa adalah pembentukan abses. Namun, tidak hanya abses, manifestasi klinis dapat berupa nodul profunda dan jaringan fibrotik. Lesi kulit biasanya terjadi di daerah intertriginosa, termasuk perianal. Namun pada hidradenitis suppurativa, biasanya terdapat gejala prodromal berupa rasa panas, nyeri, gatal, atau hiperhidrosis 12–48 jam sebelum lesi muncul.[11,12]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis abses superfisial umumnya tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang. Namun, computed tomography (CT) scan, ultrasonografi (USG), magnetic resonance imaging (MRI), atau fistulografi dilaporkan bermanfaat dalam penilaian pasien dengan abses anorektal tersembunyi, fistula-in-ano rekuren, dan abses perianal terkait Crohn’s disease.

CT Scan

Studi retrospektif pada pasien dengan abses anorektal menunjukan sensitivitas CT scan sebesar 77% pada pasien imunokompeten. Keunggulan MRI dibandingkan CT scan adalah mampu mengidentifikasi abses beserta jalur fistula yang terbentuk.[4,6]

Magnetic Resonance Imaging

MRI pelvis dilaporkan memiliki positive predictive value 93% dan negative predictive value 90% untuk abses anorektal. MRI memiliki sensitivitas lebih dari 90% untuk fistula-in-ano dan mendeteksi bukaan internal fistula.[6,13]

Ultrasonografi Transperineal

Studi terkait penggunaan endoanal ultrasound (EUS) 2 atau 3 dimensi, dengan atau tanpa peroxide enhancement, juga menunjukan bahwa modalitas ini berguna dalam diagnosis dan klasifikasi abses anorektal dan fistula-in-ano. Gambaran EUS yang sesuai dengan temuan intraoperatif didapatkan pada 73–100% pasien.

Transperineal ultrasound (TPUS) adalah alternatif EUS. TPUS bersifat lebih tidak invasif. Pada studi yang membandingkan EUS dan TPUS untuk pasien dengan Crohn’s disease perianal, di mana EUS digunakan sebagai standar referensi, didapatkan bahwa TPUS memiliki sensitivitas 85% dan positive predictive value 86% untuk fistula anal. Studi yang sama juga menunjukkan nilai diagnosis TPUS sama baik dengan EUS terhadap abses anorektal.[4,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Sigmon DF, Emmanuel B, Tuma F. Perianal Abscess. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459167/
3. Sahnan, K., et al., Perianal abscess. BMJ, 2017. 356: p. j475. https://www.bmj.com/content/bmj/356/bmj.j475.full.pdf
4. Hebra A. Anorectal Abscess. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/191975-overview#a1
6. Vogel JD, Johnson EK, Morris AM, et al. Clinical Practice Guideline for the Management of Anorectal Abscess, Fistula-in-Ano, and Rectovaginal Fistula. Dis Colon Rectum 2016; 59: 1117–1133. DOI: 10.1097/DCR.0000000000000733
9. Lawrence A, McLaren ER. External Hemorrhoid.StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500009/
10. Newman M, Collie M. Anal fissure: diagnosis, management, and referral in primary care. Br J Gen Pract. 2019 Aug;69(685):409-410. doi: 10.3399/bjgp19X704957.
11. Ballard K, Shuman VL. Hidradenitis Suppurativa. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534867/
12. Seyed Jafari SM, Hunger RE, Schlapbach C. Hidradenitis Suppurativa: Current Understanding of Pathogenic Mechanisms and Suggestion for Treatment Algorithm. Front Med (Lausanne). 2020 Mar 4;7:68. doi: 10.3389/fmed.2020.00068.
13. American Society of Colon and Rectal Surgeons. Abscess and fistula information. 2020 https://fascrs.org/patients/diseases-and-conditions/a-z/abscess-and-fistula-expanded-information
17. Gaertner WB, Burgess PL, Davids JS, et al; Clinical Practice Guidelines Committee of the American Society of Colon and Rectal Surgeons. The American Society of Colon and Rectal Surgeons Clinical Practice Guidelines for the Management of Anorectal Abscess, Fistula-in-Ano, and Rectovaginal Fistula. Dis Colon Rectum. 2022 Aug 1;65(8):964-985. doi: 10.1097/DCR.0000000000002473.

Epidemiologi Abses Perianal
Penatalaksanaan Abses Perianal

Artikel Terkait

  • Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
    Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 10:54
Benjolan di perianal sekitar 5 hari dan keluar nanah sejak kemarin
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya pasien dgn keluhan benjolan di sekitar anus sekitar 5 hari dok, awalnya teraba keras kemudian sejak kemarin keluar bintik2 dan...
Anonymous
Dibalas 09 Februari 2024, 04:45
Penanganan benjolan di sekitar anus yang terasa nyeri
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodokter, izin konsul pasien laki2 dengan keluhan benjolan di sekitar anus sudah 3 hari, benjolan dirasa nyeri dan sangat mengganggu. Pasien mengatakan...
Anggreni Ervin Bore
Dibalas 29 Januari 2024, 08:39
Bekas operasi abses perianal masih mengeluarkan cairan
Oleh: Anggreni Ervin Bore
1 Balasan
Selamat pagi dok, ada pasien bulan september melakukan operasi abses perianal di bagian pertengahan tulang ekor dan anus, bekas operasi perianal masih ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.