Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Abses Perianal general_alomedika 2023-01-20T10:06:15+07:00 2023-01-20T10:06:15+07:00
Abses Perianal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Abses Perianal

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Penatalaksanaan standar abses perianal adalah insisi dan drainase. Tindakan ini dapat dilakukan dengan anestesi lokal, maupun di ruang operasi dengan anestesi umum. Rawat inap dan antibiotik mungkin diperlukan bagi pasien yang rentan mengalami infeksi, misalnya penyandang diabetes atau penderita human immunodeficiency virus (HIV).[13]

Insisi dan Drainase

Insisi dan drainase dapat dilakukan di poliklinik, ruang gawat darurat, atau ruang operasi. Tindakan dapat dilakukan menggunakan anestesi lokal dan anestesi umum. Anestesi lokal dapat dilakukan dengan lidocaine 1% yang diinjeksikan ke jaringan sekitar abses. Semprotan etil klorida dapat diberikan untuk mengurangi nyeri infiltrasi.

Jika diberikan anestesi umum, maka selama prosedur dilakukan dokter juga dapat melakukan penelusuran abses dengan sigmoidoskopi rigid. Hal tersebut dapat bermanfaat untuk menemukan penyebab lain dari abses, misalnya Crohn’s disease, termasuk proktitis, striktur, ulkus, fisura ani, atau adanya fistula.

Insisi krusiatum dilakukan sedekat mungkin dengan anus, untuk mencegah pembentukan fistula ani. Dokter akan melakukan palpasi untuk memastikan tidak ada septum atau kantung abses lain yang terlewatkan. Untuk memastikan drainase yang adekuat dan mencegah penyembuhan luka prematur, lakukan eksisi membentuk skin flap. Drainase dilakukan secara eksternal untuk sebagian besar kasus. Namun, terkadang dilakukan drainase internal melalui kanal anal untuk abses yang terletak lebih dalam.[2,3]

Tata Laksana Postoperatif

Tujuan tata laksana postoperatif adalah agar kavitas abses dapat sembuh. Manajemen kavitas abses dalam dilakukan dengan internal dressing atau packing atau external dressing. Pantau gejala yang timbul pada pasien, misalnya selulitis, malaise, atau jika terjadi demam pada pasien.

Internal Dressing

Di beberapa negara, seperti Inggris, penggunaan internal dressing setelah tindakan insisi sering ditemui. Internal dressing digunakan untuk membantu menghentikan perdarahan dan diduga berkontribusi dalam penyembuhan abses dan pencegahan terbentuknya fistula. Internal dressing ini diganti secara reguler oleh tenaga medis hingga kavitas abses sembuh.

Internal dressing juga dikenal sebagai packing. Tidak ada bukti ilmiah yang adekuat untuk membuktikan jenis packing mana yang lebih baik. Beberapa jenis yang dapat digunakan adalah gauze dalam saline atau paraffin, alginate dressing, hidrokoloid dan foam dressing.

Metaanalisis tahun 2016 yang dipublikasikan di Cochrane menemukan manfaat dari internal dressing dalam hal waktu penyembuhan, derajat nyeri, pembentukan fistula, dan rekurensi abses masih inkonklusif. Keuntungan dan pertimbangan klinis dalam memilih tindakan ini masih memerlukan studi lebih lanjut.[2,14]

External Dressing

Pilihan lainnya adalah penggunaan external dressing. Setelah insisi dan drainase, dilakukan pemasangan drain penrose untuk memastikan drainase adekuat. Drainase yang buruk dapat menyebabkan terbentuknya abses kembali sehingga memerlukan insisi ulang. Drain dihubungkan dengan kasa sebagai external dressing.[2,15]

Medikamentosa

Analgesik, misalnya kombinasi kodein dengan paracetamol, atau obat yang mengandung oxycodone, dapat diberikan untuk meringankan nyeri. Laksatif, misalnya laktulosa, juga dapat diberikan untuk mencegah terjadinya konstipasi. Setelah pasien dipulangkan, pasien disarankan untuk melakukan sitz bath.

Antibiotik tidak rutin diberikan pada pasien abses perianal kecuali pada beberapa kondisi seperti pasien dengan penyakit katup jantung, pasien immunocompromised, misalnya penderita HIV, pasien diabetes, atau adanya komplikasi berupa sepsis atau selulitis. Beberapa pilihan antibiotik yang dapat diberikan, antara lain ampicillin, cefazolin, clindamycin, atau kombinasi ampicillin-sulbactam.[2,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

2. Sigmon DF, Emmanuel B, Tuma F. Perianal Abscess. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459167/
3. Sahnan, K., et al., Perianal abscess. BMJ, 2017. 356: p. j475. https://www.bmj.com/content/bmj/356/bmj.j475.full.pdf
4. Hebra A. Anorectal Abscess. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/191975-overview#a1
13. American Society of Colon and Rectal Surgeons. Abscess and fistula information. 2020 https://fascrs.org/patients/diseases-and-conditions/a-z/abscess-and-fistula-expanded-information
14. Smith SR, Newton K, Smith JA, Dumville JC, Iheozor‐Ejiofor Z, Pearce LE, Barrow PJ, Hancock L, Hill J. Internal dressings for healing perianal abscess cavities. Cochrane Database of Systematic Reviews 2016, Issue 8. Art. No.: CD011193. DOI: 10.1002/14651858.CD011193.pub2
15. Turner SV, Singh J. Perirectal Abscess. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507895/

Diagnosis Abses Perianal
Prognosis Abses Perianal

Artikel Terkait

  • Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
    Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 10:54
Benjolan di perianal sekitar 5 hari dan keluar nanah sejak kemarin
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya pasien dgn keluhan benjolan di sekitar anus sekitar 5 hari dok, awalnya teraba keras kemudian sejak kemarin keluar bintik2 dan...
Anonymous
Dibalas 09 Februari 2024, 04:45
Penanganan benjolan di sekitar anus yang terasa nyeri
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodokter, izin konsul pasien laki2 dengan keluhan benjolan di sekitar anus sudah 3 hari, benjolan dirasa nyeri dan sangat mengganggu. Pasien mengatakan...
Anggreni Ervin Bore
Dibalas 29 Januari 2024, 08:39
Bekas operasi abses perianal masih mengeluarkan cairan
Oleh: Anggreni Ervin Bore
1 Balasan
Selamat pagi dok, ada pasien bulan september melakukan operasi abses perianal di bagian pertengahan tulang ekor dan anus, bekas operasi perianal masih ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.