Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Clostridium Difficile Colitis general_alomedika 2024-05-20T09:00:31+07:00 2024-05-20T09:00:31+07:00
Clostridium Difficile Colitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Clostridium Difficile Colitis

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Penatalaksanaan infeksi C.difficile mencakup pendekatan dalam berbagai aspek, diantaranya menghentikan penggunaan antibiotik yang memicu terjadinya infeksi, mengisolasi pasien, memberikan pengobatan antibiotik yang sesuai dengan derajat keparahan infeksi.[5]

Tatalaksana Medikamentosa

Penatalaksanaan clostridiosis dapat dimulai pada pasien yang memiliki gejala. Apabila clostridiosis dalam keadaan asimptomatik maka tidak perlu diberikan penatalaksanaan. Penatalaksanaan infeksi clostridiosis dibedakan berdasarkan derajat ringan ataupun berat yang dialami. Pemberian antibiotik oral diutamakan pada infeksi clostridiosis agar dapat melalui proses penyerapan di traktus gastrointestinal yang lebih baik.[1,2,4,8,21]

Penatalaksanaan Derajat Ringan-Sedang

Lini pertama: Metronidazole 500 mg, peroral, 3x/hari selama 10-14 hari.

Lini kedua: Vancomycin 125 mg, peroral, 4x/hari selama 10-14 hari atau  Fidaxomicin 200 mg, peroral, 2x/hari selama 10 hari.[1,2,4,8,10]

Pilihan terapi antibiotik pada clostridiosis derajat ringan-sedang adalah metronidazole atau vancomycin. Metronidazole diberikan secara oral dengan dosis 500 mg per 8 jam, selama 10-14 hari. Kontraindikasi pemberian metronidazole adalah pasien lansia, kondisi utama pasien lemah, atau infeksi C. difficile yang sedang dialami berhubungan dengan inflammatory bowel disease.[1,2,4,8,10]

Pada tahun 2017, Infectious Diseases Society of America (IDSA) mengeluarkan pedoman terbaru tentang tatalaksana infeksi C. difficile. Pedoman ini merekomendasikan Vancomycin 125 mg per oral dengan 4 kali pemberian  per hari atau Fidaxomicin 200 mg per oral dengan pemberian 2 kali per hari selama 10 hari, sebagai terapi awal infeksi C. difficile derajat ringan-sedang. Kedua obat ini lebih direkomendasikan daripada penggunaan metronidazole dalam episode awal infeksi C.difficile. Dosis pemberian vancomycin  125 mg per oral dengan 4 kali pemberian per hari atau fidaxomicin 200 mg dengan 2 kali pemberian per hari selama 10 hari (rekomendasi kuat, bukti klinis berkualitas tinggi).[8]

Apabila ketersediaan vancomycin atau fidaxomicin terbatas dan sulit untuk diperoleh, IDSA merekomendasikan untuk menggunakan metronidazole sebagai tatalaksana infeksi C. difficile derajat ringan-sedang (rekomendasi lemah, bukti klinis berkualitas tinggi). Dosis pemberian metronidazole adalah 500 mg per oral dengan 3 kali pemberian per hari selama 10 hari.[8]

Pada pedoman ini tidak disarankan penggunaan jangka panjang metronidazole atau berulang kali, mengingat risiko neurotoksisitas yang bersifat irreversible (rekomendasi kuat, bukti klinis berkualitas sedang). Vancomycin per oral tidak tersedia secara luas di Indonesia, sehingga metronidazole tetap menjadi antibiotik lini pertama.[8]

Penatalaksanaan Derajat Berat

Lini pertama: Vancomycin 125 mg, peroral, 4x/hari selama 10-14 hari.

Lini kedua: Fidaxomicin 200 mg, peroral, 2x/hari selama 10 hari.[1,2,4,8,10]

Vancomycin adalah pilihan antibiotik utama pada clostridiosis derajat berat atau dengan komplikasi. Dosis pemberiannya adalah 125 mg per 6 jam, atau dapat juga diberikan pada dosis tinggi yaitu 500 mg per 6 jam. Apabila terdapat komplikasi berupa ileus atau megacolon, vancomycin sebaiknya diberikan secara per rektal, dengan dosis 500 mg disertai 100 ml larutan saline sebagai enema sebanyak 4 kali per hari, selama 10-14 hari.[1,2,4,8,10]

Pemberian vancomycin per rektal dapat menimbulkan risiko seperti perforasi kolon. Oleh karena itu, pemberian vancomycin per rektal membutuhkan penilaian klinis dari dokter spesialis dan melihat riwayat pengobatan yang sudah diberikan sebelumnya. Metronidazole injeksi juga dapat diberikan secara bersamaan sebagai terapi adjuvant setelah pemberian vancomycin.[1,2,4,8,10]

Selain itu, Fidaxomicin dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif dari kedua antibiotik diatas. Pada derajat ringan maupun berat, fidaxomicin dapat diberikan dengan dosis 2 x 200 mg per hari selama 10 hari.[2]

Penggunaan antibiotik lainnya diluar dari guideline dapat memicu terjadinya diare yang berkepanjangan. Namun, apabila belum terdapat perbaikan terhadap penggunaan antibiotik yang sesuai, penambahan golongan makrolida, aminoglikosida, sulfonamid, vancomycin, atau tetrasiklin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan.[2,3]

Pemberian pada Ibu Hamil

Metronidazole tidak direkomendasikan pada kehamilan, terutama pada trimester pertama. Pada trimester kedua dan ketiga metronidazole masuk kedalam kategori B. Vancomycin umum diberikan pada pasien hamil, maupun pasien menyusui. Vancomycin sendiri masuk kedalam kategori B.[18,19,20]

Tatalaksana Bedah

Pembedahan menjadi pilihan terapi pada kolitis fulminan atau pada pasien yang tidak memberikan respon terhadap terapi medikamentosa. Apabila terdapat tanda-tanda ileus berat, sepsis, dan toksik megakolon, disarankan untuk segera dilakukan pembedahan. Adanya keterlambatan dari penanganan bedah pada fase ini dapat mengakibatkan kematian.[2,8]

Referensi

1. Ofosu A. Clostridium difficile infection: a review of current and emerging therapies. Annals of Gastroenterology. 2016; 29: 147-154
2. Czepiel J, Drozdz M, Pituch H, Kuijper E, Perucki W, Mielimonka A, et al. Clostridium difficile infection: review. European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Disease. 2019; 38:1211-1221
3. Surawicz C, Brandt L, Binion D, Ananthakrishnan A, Curry S, Gilligan P, et al. Guidelines for Diagnosis, Treatment, and Prevention of Clostridium difficile Infections. American Journal of Gastroenterology. 2013; 108(4): 478-498
4. Akoghlanian G, Lakshmi S. The difficile in Clostridium difficile infection. International Journal of Infectious Disease. 2018; 77:14-15
5. KM Pradeep. Clostridium Difficile. Statpearls. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431054/
8. Goudarzi M, Seyedjavadi S, Goudarzi H, Aghdam E, Nazeri S. Clostridium difficile Infection: Epidemiology, Pathogenesis, Risk Factors, and Therapeutic Options. Scientifica. 2014
10. Aberra F. Clostridioides (Clostridium) Difficile Colitis. Medscape. 2019. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/186458-overview#a7
18. Bookstaver B, Bland C, Griffin B, Stover K, Eiland L, McLaughlin M. A Review of Antibiotic Use in Pregnancy. Pharmacotherapy. 2015; 35(11): 1052-1062.
19. American Family Physician. Antibiotic Use During Pregnancy and Lactation. 2006; 74(6): 1035.
20. Drugs. Vancomycin Pregnancy and Breastfeeding Warning. 2021. Available from: https://www.drugs.com/pregnancy/vancomycin.html

Diagnosis Clostridium Difficile ...
Prognosis Clostridium Difficile ...

Artikel Terkait

  • Transplantasi Mikrobiota Feses untuk Infeksi Clostridium Difficile
    Transplantasi Mikrobiota Feses untuk Infeksi Clostridium Difficile
  • Hubungan Pemberian Antibiotik pada Kedokteran Gigi dengan Infeksi Clostridium difficile
    Hubungan Pemberian Antibiotik pada Kedokteran Gigi dengan Infeksi Clostridium difficile
  • Dampak Negatif Penggunaan Antibiotik Pascaoperasi yang Berkepanjangan
    Dampak Negatif Penggunaan Antibiotik Pascaoperasi yang Berkepanjangan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 11 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 11 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.