Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Hepatitis B general_alomedika 2022-09-27T15:34:22+07:00 2022-09-27T15:34:22+07:00
Hepatitis B
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Hepatitis B

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Patofisiologi hepatitis B melibatkan paparan virus hepatitis B (HBV) melalui darah atau cairan tubuh. Saat terpapar, tubuh akan merespon dengan mengirimkan sel T sitotoksik dan sel natural killer (NK) untuk melepaskan sitokin inflamasi. Semakin besar respons imun, semakin besar peluang melawan virus.[2,5]

Transmisi Virus Hepatitis B

Virus hepatitis B (HBV) ditularkan melalui inokulasi perkutan atau melalui paparan mukosa dari cairan tubuh yang infeksius. Pada kondisi yang sangat jarang, transmisi orofekal dapat terjadi.

Masa inkubasi infeksi HBV antara 30 hingga 180 hari. Sebagian besar penderita yang imunokompeten dapat mengalami penyembuhan total. Namun, sebagian kecil lainnya dapat berlanjut menjadi kronik, yaitu jika HBsAg tetap muncul hingga lebih dari 6 bulan. HBsAg ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh. Hepatitis B dapat menular pada individu kontak erat dengan pasien HBsAg positif.[1]

Respon Imun Akibat Infeksi Virus Hepatitis B

Patogenesis penyakit liver pada infeksi HBV dimediasi oleh imun. Virus hepatitis B tidak secara langsung menimbulkan kerusakan pada sel hepar, melainkan diperantarai oleh respon imun inang terhadap hepatosit yang ditunggangi virus. Selanjutnya, infeksi kronik dapat berlanjut menjadi sirosis atau kanker hepar akibat proses inflamasi jangka panjang dan klirens virus yang kurang efektif. HBsAg dan protein nukleokapsid lainnya yang terdapat pada membran sel menyebabkan lisis seluler yang diinduksi oleh sel T pada sel yang terinfeksi HBV.[1,3,5]

Siklus Hidup Virus

Siklus hidup HBV terdiri dari 3 tahap. Siklus hidup ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu usia, jenis kelamin, kondisi imun, dan koinfeksi dengan virus lain.[3]

Tahap 1: Imunotolerans (Immune Tolerance)

Tahap ini merupakan periode inkubasi. Tahap ini berlangsung selama 2-4 minggu pada orang dewasa sehat. Pada bayi baru lahir, durasi periode ini bisa berlangsung selama beberapa dekade. Pada tahap ini, replikasi virus aktif terus terjadi meskipun tidak tampak adanya peningkatan nilai aminotransferase dan tanpa gejala yang muncul.[3]

Tahap 2: Imun Aktif (Immune Active / Immune Clearance)

Pada tahap ini, terjadi reaksi inflamasi dengan efek sitopatik. HBeAg mulai dapat teridentifikasi pada serum, sedangkan nilai DNA HBV menurun pada individu yang mengalami klirens virus. Tahap ini berdurasi selama 3-4 minggu yang dikenal juga dengan periode simptomatik. Pada pasien dengan infeksi kronik, tahap ini bisa berlangsung selama 10 tahun atau lebih.[3]

Tahap 3: Infeksi Kronik Inaktif

Pada tahap ini, inang mulai dapat mengidentifikasi hepatosit yang terinfeksi. Replikasi virus rendah atau tidak lagi terdeteksi dalam serum. Nilai aminotransferase dalam batas normal. Pada tahap ini, kemungkinan terjadi integrasi dari genome virus ke dalam genome hepatosit inang. HBsAg masih terdeteksi di serum.[3]

Tahap 4: Penyakit Kronik

Pada tahap ini, muncul penyakit HBeAg negatif. Kondisi ini bisa berlanjut dari tahap 3 maupun tahap 2. Sebuah studi mengungkapkan bahwa penderita hepatitis B kronik mengalami kematian 22 tahun lebih cepat dibanding mereka yang bukan penderita hepatitis B.[3]

Tahap 5: Pemulihan

Pada tahap terakhir, virus tidak dapat terdeteksi dalam darah melalui pemeriksaan DNA atau HBsAg. Antibodi terhadap antigen virus ini mulai terbentuk.[3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Tripathi N, Mousa OY. Hepatitis B. StatPearls, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
2. Lim HK, Jeffrey GP, Ramm GA, Soekmadji C. Pathogenesis of Viral Hepatitis-Induced Chronic Liver Disease: Role of Extracellular Vesicles. Front Cell Infect Microbiol. 2020 Nov 10;10:587628. doi: 10.3389/fcimb.2020.587628.
3. Pyrsopoulos NT. Hepatitis B. Medscape, 2021.
5. Terrault N, Lok A, McMahon B, Chang K, Hwang J, Jonas M, et al. Update on Prevention, Diagnosis, and Treatment and of Chronic Hepatitis B: AASLD 2018 Hepatitis B Guidance. Hepatology 2018;67:1560–99. https://doi.org/10.1002/hep.29800.
6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. 2021. https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-profil-kesehatan.html

Pendahuluan Hepatitis B
Etiologi Hepatitis B

Artikel Terkait

  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
    Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
    Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
  • Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C
    Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 April 2025, 06:44
Apakah pasien hepatitis B harus diterapi seumur hidup?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya. Apakah terapi pd pasien hepatitis b harus diberikan seumur hidup?Jika tidak, kapan kita bisa stop untuk terapi hepatitis b...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:10
Tatalaksana mual pada Pasien post HD dengan HbSAg positif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter..Izin bertanya, saya ada pasien perempuan usia 65th, datang dengan keluhan sesak nafas, perut rasa begah, mual dan demam. Pasien post HD 1 hari...
Anonymous
Dibalas 13 Juni 2024, 08:56
Terapi Hepatitis B apakah harus seumur hidup?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Untuk terapi hepatitis biasanya berlangsung berapa lama? Apakah penderita harus minum obat seumur hidup? Kemudian kapan kita bisa cek...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.