Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Penyakit Von Willebrand general_alomedika 2022-11-21T16:57:31+07:00 2022-11-21T16:57:31+07:00
Penyakit Von Willebrand
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Penyakit Von Willebrand

Oleh :
dr. Inge Nandya H
Share To Social Media:

Diagnosis penyakit von Willebrand atau yang dikenal von Willebrand Disease (VWD) sulit ditentukan sebab mayoritas pasien tidak menyadari bahwa mereka mempunyai gejala perdarahan abnormal. Langkah awal dalam mendiagnosa VWD adalah  menelusuri riwayat perdarahan abnormal pada pasien dan penyakit herediter dalam keluarga, serta melakukan pemeriksaan screening.[12]

Diagnosis pada VWD di Indonesia ditegakkan dengan temuan abnormal pada kadar VWF:RCo, VWF:Ag, dan ristocetin-induced platelet aggregation (RIPA). Pemeriksaan spesifik lainnya dilakukan untuk menentukan subtipe pada VWD.[32]

Pada praktik klinis, diagnosis dari hasil pemeriksaan laboratorium didasarkan pada penurunan VWF:RCo (atau VWF:CB) (<30 IU/dL), dengan karakterisasi tipe VWD lebih lanjut berdasarkan penilaian VWF:Ag, FVIII:C dan pola multimer. VWF:Ag di bawah 30 U/dL telah terbukti berkaitan dengan keparahan klinis yang signifikan dan adanya mutasi pada gen VWF.[12,15]

Anamnesis

Keluhan perdarahan abnormal terutama perdarahan mukokutan adalah keluhan utama pada pasien VWD. Keluhan perdarahan abnormal meliputi:

  • Hematoma tanpa trauma yang dikenali
  • Epistaksis berulang dengan durasi lebih 10 menit (terutama sejak masa kanak-kanak)

  • Menorrhagia dimulai sejak menarche

  • Perdarahan berkepanjangan pasca menggosok gigi/ ekstraksi gigi, pasca operasi/trauma ringan
  • Perdarahan ante/ postpartum atau gastrointestinal
  • Hemarthrosis dan hematuria[2,3,12]

Identifikasi faktor risiko VWD juga perlu ditelusuri pada pasien. Riwayat kelainan hematologi, keganasan, autoimun, hormonal, penggunaan obat-obatan perlu ditinjau. Riwayat kelainan herediter dalam keluarga juga harus diselidiki dan berguna untuk membedakan VWD dengan hemofilia.[2,3,12,22]

Bleeding Assessment Tool

Bleeding Assessment Tool (BAT) adalah kuesioner yang direkomendasikan oleh panel multidisiplin untuk menilai gejala perdarahan secara objektif. Total skor 6 pada wanita, 4 pada laki-laki, 3 pada anak-anak dianggap mempunyai keluhan perdarahan abnormal.[18]

BAT harus selalu disertai tes skrining koagulasi untuk memastikannya. BAT merupakan prosedur standar yang dilakukan pada pasien suspek kelainan pembekuan darah namun saat ini belum tersedia di Indonesia.[18, 28-31]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien VWD seringkali dalam batas normal bila tidak ada keluhan perdarahan akut. Namun, sekuele perdarahan seperti ekimosis, hematoma, petekie dapat diidentifikasi dan perlu diperiksa ukuran, lokasi, dan distribusinya.[13]

Identifikasi jaundice atau spider angiomata, splenomegali, artropati, telangiektasis, dan kelemahan pada sendi dilakukan untuk menilai risiko perdarahan lanjutan.[9]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding VWD adalah kelainan pembekuan darah lain yang sama-sama mempunyai keluhan utama perdarahan abnormal.[19-22, 43]

Hemofilia A dan B

Pada hemofilia A tejadi defisiensi faktor VIII (FVIII) sementara pada hemofilia B terjadi defisiensi faktor IX (FIX). Pada VWD terutama tipe 2N, terjadi penurunan kadar FVIII akibat menurunnya ikatan VWF dengan FVIII. Hemofilia diturunkan secara resesif melalui kromosom X sehingga hanya ditemukan menyerang laki-laki.[20,21]

Temuan yang mengarah pada hemofilia adalah activated partial thromboplastin time (aPTT) memanjang, prothrombin time (PT) dan bleeding time (BT) normal, aktivitas faktor pembekuan kurang dari 40% pada pemeriksaan kadar FVIII atau FIX, dan diagnosis tegak dengan molecular genotyping.[20,21]

Defisiensi Faktor X dan XI

Penyakit defisiensi faktor X (FX) dan faktor XI (FXI) diturunkan secara autosomal resesif. Temuan yang mengarah pada defisiensi FX adalah PT, aPTT, Russell viper venom time (RVTT) memanjang, BT normal, dan penurunan aktivitas dan/atau kadar FX. Defisiensi FXI umumnya merupakan temuan laboratorium insidental. Temuan yang mengarah pada defisiensi FXI adalah aPTT memanjang dan kadar/aktivitas FXI menurun.[19,20]

Sindrom Bernard-Soulier

Sindrom Bernard-Soulier merupakan gangguan perdarahan autosomal resesif yang disebabkan oleh mutasi GP1BA, GP1BB, dan GP9.  Temuan pada Sindrom Bernard-Soulier adalah trombositopenia, BT dan platelet function analyzer (PFA-100) memanjang, dan terdapat gambaran giant platelet pada pemeriksaan darah tepi.[22]

Perbedaan utama antara sindrom Bernard-Soulier dengan VWD adalah respons terhadap ristocetin tetap menurun meskipun dengan penambahan plasma normal. Pada VWD, terjadi perbaikkan respons terhadap ristocetin setelah penambahan plasma normal. Sindrom Bernard-Soulier ditegakkan melalui molecular genotyping.[22]

Kondisi/ Penyakit Kausal Trombositopenia Lainnya

Beberapa kondisi/penyakit yang menyebabkan trombositopenia dan mengeluhkan perdarahan abnormal. Kondisi/penyakit meliputi primary immune thrombocytopenia, obat-obatan (penggunaan heparin, kina, antibiotik seperti sulfadiazine, ampicillin, ibuprofen) dan gangguan liver (hepatitis, penyalahgunaan alkohol), infeksi malaria, leptospirosis, sepsis.[43]

Diagnosis trombositopenia ditegakkan dengan menemukan etiologi yang mendasari. Oleh karena itu, riwayat penyakit, termasuk penggunaan obat dan riwayat bepergian perlu ditelusuri secara mendalam pada pasien.[43]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk screening dapat menyaring VWD dari gangguan pembekuan darah lainnya sementara pemeriksaan spesifik seperti VWF:Ag, VWF:RCo dan ristocetin-induced platelet aggregation (RIPA) dilakukan untuk mendiagnosa VWD. Beberapa pemeriksaan spesifik seperti VWF:RCo juga digunakan untuk memantau terapi yang diberikan.[44-46]

Screening Penyakit von Willebrand

Pemeriksaan penunjang umum bertujuan untuk melakukan screening pada pasien dengan gangguan perdarahan. Pemeriksaan screening di Indonesia meliputi pemeriksaan darah rutin, bleeding time (BT), prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (aPTT), dan apusan darah tepi.[12,15,25]

Temuan yang mengarah kepada VWD pada screening adalah BT memanjang, PT normal, dan aPTT normal/memanjang, Hasil aPTT bergantung pada kadar faktor VIII pada plasma. Hemoglobin (Hb) dan platelet dapat ditemukan normal/menurun, dan gambaran platelet pada apusan darah tepi dapat ditemukan normal.[12,15,25]

Pemeriksaan screening menggunakan platelet function analysis (PFA)-100 dilakukan di luar Indonesia. Pemeriksaan PFA-100 (sensitivitas 99,3%) berfungsi untuk menilai closure time (CT) dari waktu perdarahan hingga terbentuknya agregasi platelet pada hemostasis primer. Temuan CT yang memanjang mendeteksi defisiensi VWF.[26,27]

Pemeriksaan Diagnostik Penyakit von Willebrand

Terdapat berbagai pemeriksaan spesifik untuk mendiagnosa VWD namun pemeriksaan yang dipakai untuk mendiagnosa VWD di Indonesia adalah, VWF:Ag, VWF:RCo, RIPA.[32]

Pemeriksaan VWF:Ag bertujuan untuk mengukur konsentrasi antigen VWF pada darah. Pada VWD, hasil VWF:Ag cenderung rendah pada tipe 1, 2A, 2B, dan 3. Sedangkan hasil VWF:Ag dapat ditemukan rendah atau normal pada tipe 2M dan 2N.[25]

Pemeriksaan VWF:RCo untuk menilai interaksi VWF dengan Gp1b yang dimediasi oleh ristocetin in vitro. Pada VWD, hasil VWF:RCo rendah terutama pada VWD tipe 3. Pada VWD tipe 2N dapat ditemukan normal.[25]

Pemeriksaan RIPA digunakan untuk menilai ambang konsentrasi ristocetin untuk menginduksi agregasi platelet pada plasma. Temuan hasil RIPA bervariasi antara menurun atau normal. Pada VWD tipe 3, tidak ada ambang konsentrasi ristocetin atau absent.[25]

Beberapa pemeriksaan spesifik lainnya pada VWD meliputi:

  • FVIII:C: untuk menilai interaksi VWF dengan FVIII
  • VWF:CB: untuk mengukur interaksi VWF dengan kolagen
  • Pola multimer VWF: menilai komposisi multimer VWF
  • Rasio VWF:Rco/VWF:Ag[7,25]

Variabilitas hasil dari pemeriksaan spesifik disebabkan oleh defisiensi atau defek yang berbeda pada tiap tipe VWD sebagaimana tercantum pada Tabel 1.[7,25,32]

Tabel 1. Temuan pemeriksaan penunjang masing-masing tipe VWD.

Tabel_gaby_2

Sumber: dr. Gabriela, Alomedika. 2022.[25,32]

Pemeriksaan Molekuler Genetik

Pemeriksaan molekuler genetik dapat mengidentifikasi karakteristik mutasi gen VWF sehingga dapat mendiagnosa VWD secara langsung. Indikasi pemeriksaan molekuler genetik pada VWD di Belanda adalah hanya untuk program hamil pada pasien dengan VWD tipe 3, diagnosa VWD tipe 2B, dan kepentingan penelitian. [24]

Pemeriksaan genetik juga dilakukan pada janin pada pasien dengan VWD tipe 2 pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk mengambil keputusan apakah persalinan atraumatik diperlukan. Saat ini pasien VWD di Indonesia tidak dilakukan pemeriksaan molekular genetik.[24]

Derajat Keparahan Penyakit von Willebrand

Hingga saat ini, tidak ada konsensus yang mendefinisikan derajat keparahan penyakit VWD. Namun, kriteria yang paling sering dipakai untuk mendefinisikan VWD tipe berat adalah kadar aktivitas VWF:RCo<10 IU/dL dan/atau kadar FVIII <20 IU/dL. Dengan demikian VWD tipe 3, sebagian tipe 2B, tipe 2A dan sebagian tipe 1 tergolong dalam kategori VWD tipe berat. Namun, tingkat keparahan juga tetap harus dinilai berdasarkan gejala perdarahan terlepas dari fenotipe VWD.[33]

Bila didasarkan pada gejala, maka perdarahan dianggap gawat darurat bila:

  • Perdarahan membutuhkan transfusi whole blood atau sel darah merah 2 unit
  • Perdarahan intrakranial, spinal, atau sendi

  • Perdarahan pada operasi mayor yang berpotensi mengancam nyawa
  • Wanita hamil dengan VWF:Rco baseline <50 IU/dL durante/postpartum dan/atau prosedur invasif seperti amniosentesis dan anestesi
  • Perdarahan pada pasien VWD tipe berat[43]

Referensi

2. Centers for Disease Control and Prevention. What is von Willebrand disease?. Centers for Disease Control and Prevention, 2021. https://www.cdc.gov/ncbddd/vwd/facts.html.
3. Cortes GA, Moore M, El-Nakeep S. Physiology, Von Willebrand Factor. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559062/
7. Sabih A and Babiker H. von Willebrand disease. Statpearls, 2021. https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/31270.
9. Pollack ES, Nagalla S, Conrad ME, Krishnan K, Stein S, Telavera F. von Willebrand disease clinical presentation. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/206996-clinical#b1.
12. Nazzaro AM, Philipp CS, James AH. von Willebrand disease. Rare Disease Database, 2021. https://rarediseases.org/rare-diseases/von-willebrand-disease/.
14. Holm E, Osooli M, Carlsson KS, Berntorp E. Cardiovascular disease-related hospitalization and mortality among persons with von Willebrand disease: A nationwide register study in Sweden. Haemophilia. 2018;25(1):109-15.
15. Centers for Disease Control and Prevention. von Willebrand disease, diagnosis. Centers for Disease Control and Prevention, 2020. https://www.cdc.gov/ncbddd/vwd/diagnosis.html
16. Moonla C, Akkawat B, Kittikalayawong Y, Sukperm A, Meesanun M, Uaprasert N, Sosothikul D, Rojnuckarin P. Bleeding symptoms and von Willebrand factor levels: 30-year experience in a tertiary care center. Clin Appl Thromb Hem. 2019. https://doi.org/10.1177%2F1076029619866916.
17. James PD, Connell NT, Ameer B, Paola JD, Eikenboom J, Giraud N, Haberichter S, Jacobs-Pratt V, Konkle B, McLintock C, et al. ASH ISTH NHF WFH 2021 guidelines on the diagnosis of von Willebrand disease. Blood Adv. 2021;5(1): DOI 10.1182/bloodadvances.2020003265.
18. Boender J, Kruip MJHA, Leebeek FWG. A diagnostic approach to mild bleeding disorders. 2016;14(8):1507-16. doi: 10.1111/jth.13368.
19. Schwartz RA, Steen CJ, Gascon P. Factor X deficiency. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/209867-overview.
20. Siegel JE. Factor XI deficiency. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/209984-overview.
21. Drelich DA. Hemophilia A (factor VIII deficiency). Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/779322-overview.
22. Bragadottir G, Birgisdottir ER, Gudmundsdottir BR, Hilmarsdottir B, Vidarsson B, Magnusson MK, Larsen OH, Sorensen B, Ingerslev J, Onundarson PT. Clinical phenotype in heterozygote and biallelic Bernard-Soulier syndrome- a case control study. Am J Hematol. 2015;90(2):149-55. doi: 10.1002/ajh.23891.
24. Collone CK, Reardon B, Curnow J, Favaloro EJ. Why is misdiagnosis of von Willebrand disease still prevalent and how can we overcome it? a focus on clinical considerations and recommendations. J Blood Med. 2021;12:755-68. https://doi.org/10.2147/JBM.S266791.
25. Castaman G and Linari S. Diagnosis and treatment of von Willebrand disease and rare bleeding disorders. J Clin Med. 2017;6(4):45. PMID: 28394285.
26. Ardillon L, Ternisien C, Fouassier M, Sigaud M, Lefrancois A, Pacault M, Ribeyrol O, Fressinaud E, Boisseau P, Trossaert M. Platelet function analyser (PFA-100) results and von Willebrand factor deficiency: a 16-year ‘real-world’ experience. Haemophilia. 2015;21:646-52. DOI: 10.1111/hae.12653.
27. Favaloro EJ. Utility of the platelet function analyser (PFA-100/200) for exclusion or detection of von Willebrand disease: A study 22 years in the making. 2020;188:17-24. https://doi.org/10.1016/j.thromres.2020.01.029.
28. Sharma R and Flood VH. Advances in the diagnosis and treatment of von Willebrand disease. Blood. 2017;130(22):2386-391. https://doi.org/10.1182/blood-2017-05-782029.
29. Fasulo MR, Biguzzi E, Abbattista M, Stufano F, Pagliari MT, Mancini I, et al. The ISTH Bleeding Assessment Tool and the risk of future bleeding. J Thromb Haemost. 2018;16:125-30. DOI: 10.1111/jth.13883.
30. Kalot MA, Husainat M, Tayiem S, Alayli AE, Dimassi AB, Diab O, Abughanimeh O, Madoukh B, Qureini A, Ameer B, et al. Bleeding assessment tools in the diagnosis of VWD in adults and children: a systematic review and meta-analysis of test accuracy. Blood Adv. 2021;5(23):5023-31.
31. Spradbrow J, Letourneau S, Grabell J, Liang Y, Riddel J, Hopman W, Blanchette VS, Rand ML, Coller BS, Paterson AD, et al. Bleeding assessment tools to predict von Willebrand disease: Utility of individual bleeding symptoms. Res Pract Thromb Haemost. 2019;00:1-8. DOI: 10.1002/rth2.12256.
32. Arif M. Laboratory diagnosis of von Willebrand’s disease. Indones Biomed J. 2019;1(3)57-64. DOI: 10.18585/inabj.v1i3.100.
43. Rick EM. (2021). von Willebrand disease (VWD): Treatment of major bleeding and major surgery. https://www.uptodate.com/contents/von-willebrand-disease-vwd-treatment-of-major-bleeding-and-major-surgery

Epidemiologi Penyakit Von Willeb...
Penatalaksanaan Penyakit Von Wil...

Artikel Terkait

  • Penyakit Von Willebrand, Penyebab Tersering Menorrhagia akibat Kelainan Perdarahan
    Penyakit Von Willebrand, Penyebab Tersering Menorrhagia akibat Kelainan Perdarahan
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 3 jam yang lalu
Ayo Cukupkan SKP Anda Sekarang!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
4 Balasan
Kepada sejawat dokter pengguna Alomedika,Sudahkah Anda mencukupkan SKP (Satuan Kredit Profesi) untuk perpanjang SIP?Yuk, maksimalkan kesempatan ini...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas kemarin, 10:22
ALOPALOOZA - Alomedika Point Bonanza Bidang Trauma (21-27 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Sudah minggu ketiga, tapi masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Rugi banget! Jangan kelewatan lagi, dan segera ikuti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.