Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Ruptur Tendon Achilles general_alomedika 2022-10-07T08:25:00+07:00 2022-10-07T08:25:00+07:00
Ruptur Tendon Achilles
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ruptur Tendon Achilles

Oleh :
dr. Pika Novriani Lubis
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ruptur tendon Achilles terdiri dari tata laksana konservatif, pembedahan, dan rehabilitasi. Tata laksana konservatif merupakan tata laksana awal yang meliputi imobilisasi menggunakan bidai dan functional brace. Selain itu, rehabilitasi harus dilakukan dalam 6 bulan pertama dan pasien diminta untuk hanya melakukan aktivitas fisik yang bersifat low impact. Sedangkan tindakan operatif dapat berupa open repair, minimally invasive, percutaneous repair, dan augmented repair.[10,24]

Tata Laksana Konservatif

Tata laksana konservatif merupakan penanganan awal bagi pasien yang datang dengan ruptur tendon Achilles. Penanganan konservatif akan efektif jika cedera terjadi kurang dari 72 jam pada kondisi:

  • Non atlet
  • Pasien usia > 65 tahun
  • Memiliki kebiasan merokok
  • Pola hidup sedenter
  • Obesitas
  • Memiliki kontraindikasi operasi misalnya diabetes mellitus, neuropati, dan imunokompromais[7,8,13,24]

Imobilisasi dilakukan dengan menggunakan cast atau functional brace selama 6-8 minggu. Pasien dilakukan dengan posisi fleksi plantar selama 4 minggu pertama dan posisi netral 2-4 minggu setelahnya. Imobilisasi lebih dari 8 minggu tidak direkomendasikan karena meningkatkan risiko ruptur ulangan, deep vein thrombosis, serta penurunan atau kehilangan koordinasi dan propriosepsi. Selain itu, imobilisasi berkepanjangan dapat menyebabkan atrofi otot, kekakuan sendi, produktivitas berkurang, dan memperpanjang masa rehabilitasi.[6,10,23,25,27]

Kelemahan metode konservatif adalah lebih sering terjadi ruptur ulangan, kekuatan dan ketahanan otot lebih rendah, serta lebih sering terjadi elongasi tendon.[8,13,23,26]

Rehabilitasi

Rehabilitasi menyebabkan kekuatan dan ketahanan otot lebih baik, serta kejadian ruptur ulangan dan elongasi tendon lebih rendah. Fase rehabilitasi diawali dengan early controlled mobilization selama 6-8 minggu pertama, lalu diikuti early mobilization selama 6-8 minggu kedua, lalu diakhiri dengan rehabilitasi lanjut selama 3 bulan.[6]

Pembedahan

Penanganan operatif dilaporkan menurunkan risiko ruptur ulangan, hasil kekuatan otot lebih baik, dan durasi rehabilitasi lebih cepat dibandingkan tata laksana konservatif. Pilihan pembedahan dianjurkan pada beberapa kondisi antara lain:

  • Pasien muda dengan usia < 40 tahun
  • Gaya hidup aktif dan butuh mobilitas tinggi
  • Kasus ruptur kronik
  • Gap lebih dari 5 mm

  • Gejala memburuk, menetap, atau berulang setelah 6 bulan ditangani secara konservatif.

Teknik pembedahan terdiri atas 4 jenis, antara lain open repair, percutaneous repair, minimally invasive, dan augmented repair.[4,10,11,18,24]

Open Repair

Metode ini lebih dipilih pada pasien muda, gaya hidup aktif, atau atlet profesional karena durasi rehabilitasi lebih cepat, risiko ruptur berulang paling rendah, tidak mencederai saraf dan hasil jangka panjang lebih baik. Namun, tingkat komplikasi pascaoperasi paling tinggi.[4,11,24]

Percutaneous Repair

Teknik ini juga disukai pada atlet karena waktu penyembuhan paling cepat. Insisi minimal membuat efek kosmetik paling baik dan dapat menggunakan anestesi lokal. Akan tetapi, pilihan pembedahan dengan teknik ini harus dilakukan sesegera mungkin setelah cedera. Selain itu, tindakan ini membutuhkan keahlian dan instrumentasi khusus. Komplikasi cedera nervus suralis sering terjadi.[4,10,25] Namun, cedera saraf dapat dihindari dengan bantuan USG dan endoskopi.[1,8,11,13]

Minimally Invasive/Mini Open Repair

Teknik ini merupakan perpaduan antara open repair dan percutaneous repair. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan teknik ini adalah insidensi ruptur ulang lebih rendah dibandingkan open repair, dapat meningkatkan kekuatan otot, risiko cedera saraf minimal, dan durasi penyembuhan lebih cepat. Risiko dehisensi luka lebih rendah dibandingkan open repair.[10,19,24,26]

Augmented Repair

Augmentasi diperlukan jika ukuran defek lebih dari 3 cm dan pada ruptur yang kronis. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan graft atau flap. Penggunaan graft atau flap akan membantu penyembuhan dan memperkuat tendon.[4,6,8]

Perawatan Pascaoperasi

Pedoman American Academy of Orthopaedic Surgeons (AAOS) merekomendasikan protected weight bearing (penopangan berat badan terproteksi) selama ≤ 2 minggu pada pasien pascaoperasi. Studi menunjukan bahwa penopangan berat badan dini memungkinkan pasien kembali ke aktivitas lebih cepat dalam 6 bulan pertama, dibandingkan jika dilakukan casting. Namun, keputusan harus diambil berdasarkan klinis masing-masing pasien.

Pada pasien yang berolahraga, AAOS menyarankan kembali berolahraga dalam 3-6 bulan setelah tata laksana operatif.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. Chiodo CP, Glazebrook M, Bluman EM, et al. Diagnosis and Treatment of Acute Achilles Tendon Rupture. J Am Acad Orthop Surg 2010;18: 503-510.
4. Molloy, dan E. V. Wood. Complications Of Treatment Of Achilles Tendon Ruptures. 2009: 745-757
6. Massachusetts General Hospital Orthopaedics. Achilles Tendon Rupture.1-13
7. American College Of Foot And Ankle Surgeons. Achilles Tendon Rupture. 2018
8. A. J. Saglimbeni. AchIlles Tendon Injuries. 2018.
9. S. S. Saini, C. W. Reb, M. Chapter, J. N. Daniel. Achilles Tendon Disorders. 2015;115(11):670-676. doi:10.7556/jaoa.2015.138
10. American Academy Of Orthopaedic Surgeons. The Diagnosis And Treatment Of Acute Achilles Tendon Rupture. 2009
11. X. Yang, H. Meng, Q. Quan, et Al. Management Of Acute Achilles Tendon Rupture. 2018;7:561–569. Doi: 10.1302/2046-3758.710
12. American Academy Of Orthopaedic Surgeons. Acute Diagnosis And Treatment Of Acute Achilles Tendon Rupture, Guideline Dan Evidence Report. 2009
13. W. G. Gossman, M. Varacallo. Achilles Tendon Rupture. 2018
14. van der Linden PD, Sturkenboom MCJM, Herings RMC, Leufkens HMG, Rowlands S, Stricker BHC. Increased Risk of Achilles Tendon Rupture With Quinolone Antibacterial Use, Especially in Elderly Patients Taking Oral Corticosteroids. Arch Intern Med. 2003;163(15):1801–1807. doi:10.1001/archinte.163.15.1801
15. Park YH, Kim TJ, Choi GW, et al. Age is a risk factor for contralateral tendon rupture in patients with acute Achilles tendon rupture. Knee Surg Sports Traumatol Arthrosc , 2019. https://doi.org/10.1007/s00167-019-05380-y
16. Aroen A, Helgo D, Granlund OG, Bahr R. Contralateral tendon rupture risk is increased in individuals with a previous Achilles tendon rupture. Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, 2004. 14(1): 30–33. doi:10.1111/j.1600-0838.2004.00344.x
17. Humbyrd CJ, Bae S, Kucirka LM, Segev DL. Incidence, Risk Factors, and Treatment of Achilles Tendon Rupture in Patients With End-Stage Renal Disease. Foot & Ankle International, 2018. 39(7): 821–828. doi:10.1177/1071100718762089
18. N. Moesbar. Penanganan Cedera Tendon Achilles Dengan Mersilene Tape. 2006, 39(3): 202-204
19. U. Sheth. Practice Patterns In The Treatment Of Acute Achilles Tendon Ruptures In Ontario, Canada. 2016. 1-103
23. V. Gulati, M. Jaggard, S. S. A-Namri, et al. World Journal Of Orthopedics. 2015 May 18; 6(4): 380-386
24. S. Keyhani, M. Mardani-Kivi, M. Abbasian. Achilles Tendon Repair, A Modified Technique. 2013.: 1(2): 86-89
25. C. Holm, M. Kjaer, P. Elliasson. Achilles Tendon Rupture-Treatment And Complications: A Systematic Review. 2014. 1-9 doi: 10.1111/sms.12209
26. N. Maffuli and G. M. Peretti. Surgery Or Conservative Management For Achilles Tendon Rupture. 2019;364. 1-2. doi: 10.1136/bmj.k5344

Diagnosis Ruptur Tendon Achilles
Prognosis Ruptur Tendon Achilles
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 21 Juni 2022, 15:58
Manajemen achilles tendonitis - Kedokteran Olahraga Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO dr. Putra Rizki, Sp.KOIzin bertanya, Dok. Untuk penari (misalnya penari ballet) yang mengalami achilles tendonitis, apakah manajemen yang perlu...
Anonymous
Dibalas 10 September 2021, 15:28
Tata laksana cedera tendon Achilles - Kedokteran Olahraga Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo, dr. Putra Rizki, Sp.KODok, untuk pasien dengan cedera tendon Achilles, kira-kira indikasi operasi apa ya Dok? Karena ada beberapa jurnal yang melaporkan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.