Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Diastema annisa-meidina 2024-02-21T14:00:42+07:00 2024-02-21T14:00:42+07:00
Diastema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Diastema

Oleh :
drg.Dewi Hestiara Safitri
Share To Social Media:

Etiologi diastema yang paling banyak ditemui adalah supernumerary teeth, lalu diikuti dengan frenulum labialis letak tinggi dan kebiasaan bernapas melalui mulut sejak masa kanak-kanak. Etiologi lain yang sering dikaitkan dengan diastema adalah faktor genetik, pertumbuhan gigi yang tidak proporsional, prolonged retention, penyakit periodontal, kebiasaan buruk tertentu, gigi terpendam, dan anomali gigi.[1,3]

Supernumerary Teeth

Suatu penelitian di Korea melaporkan bahwa supernumerary teeth merupakan salah satu penyebab diastema tertinggi, baik itu supernumerary teeth yang mengalami impaksi atau yang berada di antara dua incisivus sentralis rahang atas (mesiodens). Penelitian ini melaporkan bahwa supernumerary teeth yang impaksi ditemukan pada 17,8% kasus diastema, sedangkan mesiodens ditemukan pada 11,9% kasus diastema sentral.[1,3]

Di India, ada laporan bahwa mesiodens juga merupakan salah satu etiologi tertinggi untuk terjadinya diastema. Diastema sentral dilaporkan berkaitan erat dengan angka kejadian mesiodens. Pada penelitian ini, 8,54% supernumerary teeth diasosiasikan dengan diastemata secara keseluruhan. Secara khusus, 22,2% kasus diastema sentral diasosiasikan dengan mesiodens.[1,3]

Lebih lanjut, penelitian lain menyebutkan bahwa dari seluruh sampel yang terdiagnosa dengan mesiodens, 59,2% di antaranya mengalami midline diastema.[1,3]

Frenulum Labialis Letak Tinggi

Frenulum labialis letak tinggi merupakan salah satu etiologi diastema yang paling sering ditemukan. Suatu penelitian di Kanada melaporkan bahwa kasus diastema sentralis ditemukan lebih besar (dalam mm) pada usia yang lebih muda (7–11 bulan), berkurang hingga usia 4 tahun, tetapi kembali membesar hingga usia 5–6 tahun. Di Jepang, frenektomi biasa dilakukan pada usia 6 tahun dengan mempertimbangkan prognosis perawatan.[1,3]

Penelitian lain di Kanada mengungkapkan bahwa ada hubungan erat antara midline diastema dengan frenulum labialis letak tinggi. Dari 1.200 anak yang diamati pada penelitian tersebut, 52,6% memiliki frenulum letak tinggi ringan hingga sedang dengan rincian: 64% mengalami diastema ringan, sedangkan sisanya mengalami diastema sedang dan berat. Sekitar 47,4% lainnya memiliki persistent tectolabial frenulum, dan 66,6% di antaranya menderita midline diastema parah.[1,3]

Bernapas Lewat Mulut

Bernapas lewat mulut sering dikaitkan dengan kondisi nasal airflow condensation, yaitu kondisi obstruksi jalan napas yang membuat seseorang bernapas melalui mulut dan bukan melalui hidung. Penelitian di Kanada mengungkapkan bahwa 66,4% dari seluruh penderita midline diastema memiliki nasal airflow condensation yang membuatnya bernapas melalui mulut.[1,3]

Suatu penelitian cross-sectional di Brazil melaporkan bahwa anak dengan kebiasaan bernapas melalui mulut memiliki risiko diastemata 2,43 lebih besar dibanding anak-anak yang bernapas secara normal melalui hidung.[1,3]

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko terjadinya diastema adalah:

  • Kebiasaan menghisap ibu jari atau menggunakan dot dalam waktu lama
  • Kebiasaan bernapas melalui mulut
  • Kebiasaan tongue thrusting atau menjulur-julurkan lidah ke depan
  • Penyakit periodontal, misalnya periodontitis

  • Anomali pertumbuhan gigi
  • Prolonged retention dari gigi decidui[1,3]

Referensi

1. Nuvvula S, Ega S, Mallineni SK, Almulhim B, Alassaf A, Alghamdi SA, Chen Y, Aldhuwayhi S. Etiological Factors of the Midline Diastema in Children: A Systematic Review. Int J Gen Med. 2021 Jun 8;14:2397-2405. doi: 10.2147/IJGM.S297462.
3. Hasan HS, Al Azzawi AM, Kolemen A. Pattern of distribution and etiologies of Midline diastema among Kurdistan-region Population. J Clin Exp Dent. 2020 Oct 1;12(10):e938-e943. doi: 10.4317/jced.57122.

Patofisiologi Diastema
Epidemiologi Diastema
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 16 Mei 2025, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 4 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
3 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 16 Mei 2025, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.