Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Diastema annisa-meidina 2024-02-21T13:58:41+07:00 2024-02-21T13:58:41+07:00
Diastema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Diastema

Oleh :
drg.Dewi Hestiara Safitri
Share To Social Media:

Patofisiologi diastema dental melibatkan ketidaksempurnaan susunan gigi yang dapat disebabkan oleh pertumbuhan gigi yang tidak proporsional, ketidakseimbangan otot rahang, dan ketidaksesuaian ukuran gigi dengan lebar rahang. Patofisiologi juga dapat melibatkan frenulum labialis letak tinggi dan prolonged retention gigi decidui.[1,3]

Pertumbuhan Gigi yang Tidak Proporsional

Salah satu faktor utama dalam patofisiologi diastema adalah pertumbuhan gigi yang tidak proporsional. Hal ini dapat terjadi ketika gigi-gigi mengalami pertumbuhan yang tidak seimbang, baik dalam hal ukuran maupun bentuk. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh genetik.[1,3]

Contoh pertumbuhan gigi yang tidak proporsional adalah adanya gigi mikrodontia yang tumbuh di dalam rahang normal atau gigi normal yang tumbuh di rahang makrognathia. Hal tersebut menyebabkan lebarnya celah antar gigi yang menuntun kepada terjadinya diastema atau diastemata.[1,3]

Contoh lain dari pertumbuhan gigi tidak proporsional adalah proklinasi gigi anterior. Ketika gigi geligi anterior memiliki proklinasi yang lebih besar dibanding angka normal, jarak antar gigi akan melebar, sehingga dapat menyebabkan diastemata gigi anterior. Proklinasi gigi abnormal ini dapat disebabkan salah satunya oleh kebiasaan buruk tongue thrusting atau menjulur-julurkan lidah ke depan.[1,3]

Anomali Gigi

Kelainan jumlah gigi dapat menyebabkan diastemata, terutama kurangnya jumlah gigi dari jumlah yang seharusnya. Contohnya adalah agenesia (tidak adanya benih gigi), hipodontia (ketiadaan benih gigi antara 1-6 buah), dan oligodontia (ketiadaan benih gigi >6 buah).[1,3]

Selain itu, gigi terpendam atau embedded, terutama gigi incisivus lateralis, kaninus, atau premolar, juga dapat menyebabkan terjadinya diastemata. Dengan adanya gigi impaksi tersebut, ruangan antar gigi akan melebar dan menyebabkan diastemata.[1,3]

Fusi juga berpotensi menyebabkan celah di antara gigi lainnya. Hal ini dapat terjadi karena gigi yang mengalami fusi adalah dua gigi yang bergabung menjadi satu, sehingga menyebabkan jarak antar proksimal gigi lain menjadi lebih besar. Kemudian, anomali gigi mikrodontia (peg shape), terutama yang terjadi pada gigi incisivus lateral, juga dapat menyebabkan diastemata karena meningkatnya ruang antar gigi.[1,3]

Frenulum Labialis Letak Tinggi

Dari seluruh jenis diastema yang dapat terjadi di rongga mulut, midline diastema yang terjadi di antara dua gigi incisivus sentral merupakan jenis diastema yang paling sering dikeluhkan oleh pasien. Hal ini karena posisi tersebut sangat berkaitan dengan estetika.

Midline diastema sering terjadi akibat frenulum labialis (jaringan yang menghubungkan bibir dengan gusi) yang berukuran besar, sehingga menyebabkan frenulum labialis letak tinggi dan jaringan keratin yang kurang melekat.[1,3]

Hal-hal tersebut akan membuat resistansi gigi terhadap resesi atau dorongan lidah berkurang, sehingga dapat dengan mudah menciptakan celah antara dua gigi tersebut ketika ada force dari lidah.[1,3]

Prolonged Retention

Diastema dental juga dapat diakibatkan oleh kegagalan gigi decidui untuk tanggal pada waktunya (prolonged retention). Jika gigi decidui tidak tanggal sebagaimana mestinya, gigi permanen yang akan erupsi kemudian tidak dapat menempati posisi yang tepat, sehingga menciptakan ruangan ekstra di rahang. Hal ini dapat memicu terjadinya diastema atau diastemata.[1,3]

Ketidakseimbangan Otot Rahang

Aspek patofisiologi lainnya adalah ketidakseimbangan otot rahang. Otot-otot yang tidak seimbang dalam menopang dan menjaga gigi dapat menyebabkan pergeseran gigi ke arah tertentu, menciptakan celah antar gigi. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, cedera, atau kebiasaan mastikasi yang tidak tepat.[1,3]

Penyakit Periodontal

Periodontitis juga dapat menyebabkan diastema atau diastemata. Periodontitis akan menyebabkan terjadinya resorbsi tulang alveolar yang menopang gigi geligi, sehingga gigi akan tanggal. Saat gigi tanggal, terbentuk diastema atau diastemata. Selain itu, periodontitis juga dapat menyebabkan terjadinya migrasi gigi ke area yang tidak seharusnya. Hal ini juga dapat memicu terjadinya diastema atau diastemata.[1,3]

Mesiodens

Mesioden adalah supernumerary teeth yang muncul antara dua gigi incisivus sentralis rahang atas. Mesiodens dapat menekan kedua gigi incisivus sentralis sehingga kedua gigi saling menjauh dan menyebabkan celah. Selain itu, saat gigi mesiodens diekstraksi tetapi tidak diberikan perawatan lanjutan, terjadi diastema sentral.[1,3]

Skeletal Discrepancy

Selain pertumbuhan gigi yang tidak proporsional, pertumbuhan rahang yang tidak proporsional juga dapat menyebabkan diastema. Contohnya adalah pada kondisi ANB (A point, nasion, B point) >4o, di mana biasanya korelasi antar rahang adalah maloklusi kelas II Angle, sehingga kondisi rahang adalah prognathia (majunya rahang atas). Pada kondisi ini, gigi pada rahang atas akan memiliki lebih banyak ruang untuk ditutupi, sehingga meninggalkan celah di antara gigi geligi.[1,3]

Referensi

1. Nuvvula S, Ega S, Mallineni SK, Almulhim B, Alassaf A, Alghamdi SA, Chen Y, Aldhuwayhi S. Etiological Factors of the Midline Diastema in Children: A Systematic Review. Int J Gen Med. 2021 Jun 8;14:2397-2405. doi: 10.2147/IJGM.S297462.
3. Hasan HS, Al Azzawi AM, Kolemen A. Pattern of distribution and etiologies of Midline diastema among Kurdistan-region Population. J Clin Exp Dent. 2020 Oct 1;12(10):e938-e943. doi: 10.4317/jced.57122.

Pendahuluan Diastema
Etiologi Diastema
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 16 Mei 2025, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 11 menit yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
3 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 16 Mei 2025, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.