Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Paraplegia general_alomedika 2022-05-12T10:20:54+07:00 2022-05-12T10:20:54+07:00
Paraplegia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Paraplegia

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Patofisiologi paraplegia secara garis besar melibatkan lesi pada medula spinalis. Lesi ini dapat timbul akibat proses traumatik seperti spinal cord injury, maupun proses non-traumatik seperti spondilitis tuberkulosis.[1,2]

Paraplegia Traumatik

Pada spinal cord injury (SCI), terjadi tumbukan traumatik mendadak yang mengakibatkan fraktur atau dislokasi vertebra. Terdapat 4 mekanisme jejas pada SCI, yakni tumbukan dengan kompresi persisten, tumbukan dengan kompresi transien, distraksi, dan laserasi atau transeksi.

Mekanisme yang paling sering terjadi adalah tumbukan dengan kompresi persisten, yang umumnya disebabkan burst fracture dengan serpihan-serpihan tulang yang mengkompresi medula spinalis, atau fraktur dislokasi. Tumbukan dengan kompresi transien lebih jarang ditemui, tapi biasanya terjadi pada jejas akibat hiperekstensi. Sementara itu, distraksi terjadi ketika dua vertebra yang bersebelahan tertarik menjauh, menyebabkan kolumna spinalis meregang dan robek pada bidang aksial. Sedangkan, laserasi atau transeksi terjadi akibat peluru, dislokasi berat, atau dislokasi akibat fragmen tulang tajam.

Semua mekanisme jejas tersebut akan melukai jaras ascending dan descending di medula spinalis.[7]

Paraplegia Non-Traumatik

Paraplegia non-traumatik dapat terjadi akibat kelainan medula spinalis, seperti stroke spinal atau infark medula spinalis, paraplegia spastik familial, tumor, ataupun infeksi.[1,3,8,9]

Infark Medula Spinalis

Sepertiga posterior medula spinalis mendapat suplai vaskular dari arteri spinal posterior, sedangkan dua pertiga anterior mendapat suplai dari arteri spinal anterior. Arteri spinal anterior tidak memiliki banyak sirkulasi kolateral. Hal ini menyebabkan beberapa segmen, seperti T2-T4 dan arteri Adamkiewicz, rentan terhadap iskemia yang kemudian mengakibatkan defisit neurologis.

Jejas pada arteri ekstravertebral yang memperdarahi arteri spinalis atau pada aorta (misalnya akibat aterosklerosis atau diseksi) lebih sering menyebabkan infark medula spinalis dibandingkan jejas pada arteri spinalis itu sendiri.[8,9]

Paraplegia Spastik Familial (Hereditary Spastic Paraplegia/HSP)

Paraplegia spastik familial (hereditary spastic paraplegia/HSP) menyebabkan degenerasi ujung-ujung traktus kortikospinalis dalam medula spinalis. Ujung-ujung serabut saraf terpanjang, yang mempersarafi ekstremitas bawah, jauh lebih terdampak dibandingkan serabut yang mempersarafi ekstremitas atas. Secara genetik, protein yang berperan dalam HSP adalah spastin, atlastin-1, dan paraplegin.[10,11]

Tumor Medula Spinalis

Tumor medula spinalis dapat terletak intramedular atau ekstramedular. Tumor intramedular tersering adalah glioma, khususnya ependimoma dan astrositoma low-grade. Tumor intramedular menginfiltrasi medula spinalis, menghancurkan parenkim, meluas ke segmen lain, dan menyebabkan obstruksi aliran cairan serebrospinalis.[12,13]

Sementara itu, tumor ekstramedular dapat terletak intradural atau ekstradural. Tumor intradural umumnya jinak dan berupa meningioma atau neurofibroma. Tumor ekstradural umumnya merupakan metastasis dari paru-paru, payudara, ginjal, tiroid, sarkoma, atau limfoma. Baik tumor intradural dan ekstradural mengakibatkan gejala klinis dengan kompresi medula spinalis dan radiks nervus spinalis.[12]

Infeksi Medula Spinalis

Infeksi tertentu pada medula spinalis dapat mengakibatkan paraplegia, baik melalui mekanisme kompresif maupun non-kompresif. Umumnya kompresi disebabkan penyakit Pott atau tuberkulosis tulang. Sedangkan, etiologi non-kompresif adalah myelitis transversa akibat infeksi HIV, tuberkulosis, dan sifilis.[1,2,14]

Referensi

1. Soeroso NN, Pradana A, Lubis N, Soeroso L. Successful treatment of total paraplegic patient due to tuberculous spondylitis. Respirol Case Rep. 2018;6(6):e00333. Published 2018 Aug 1. doi:10.1002/rcr2.333
2. Shah M, Peterson C, Yilmaz E, Halalmeh DR, Moisi M. Current advancements in the management of spinal cord injury: A comprehensive review of literature. Surg Neurol Int. 2020 Jan 3;11:2. doi: 10.25259/SNI_568_2019. PMID: 31966921; PMCID: PMC6969375.
3. Shribman S, Reid E, Crosby AH, Houlden H, Warner TT. Hereditary spastic paraplegia: from diagnosis to emerging therapeutic approaches. Lancet Neurol. 2019 Dec;18(12):1136-1146. doi: 10.1016/S1474-4422(19)30235-2.
8. Rubin M. Spinal Cord Infarction. MSD Manuals, 2021. https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/spinal-cord-disorders/spinal-cord-infarction
9. Scott TF. Spinal Cord Infarction. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1164217-overview
10. Peik NJ. Hereditary Spastic Paraplegia. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/306713-overview
11. Peik NJ. What is the pathophysiology of hereditary spastic paraplegia? Medscape, 2021. https://www.medscape.com/answers/306713-163353/what-is-the-pathophysiology-of-hereditary-spastic-paraplegia-hsp
12. Goldman SA. Spinal Cord Tumors. MSD Manuals, 2021. https://www.msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/intracranial-and-spinal-tumors/spinal-cord-tumors
13. M Das J, Hoang S, Mesfin FB. Intramedullary Spinal Cord Tumors. [Updated 2021 May 4]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442031/
14. Piña-Garza JE. Paraplegia and Quadriplegia. In: Fenichel’s Clinical Pediatric Neurology. 2019. 255-270 (2019). doi:10.1016/B978-0-323-48528-9.00012-1

Pendahuluan Paraplegia
Etiologi Paraplegia
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Obat batuk sesak untuk Ibu hamil
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter.Obat batuk sesak untuk Ibu hamil yang aman apa y?Apakah GG dan salbutamol aman untuk ibu hamil?
dr.Rahayu Mentari
Dibalas 20 jam yang lalu
Benjolan di pusat tanggal, bagaimana tatalaksananya?
Oleh: dr.Rahayu Mentari
2 Balasan
Alo Dokter, Ank usia 16 bulan.. benjolan d pusat terjadi setelah 2 bulan tali pusar tanggal.. tdk demam, dan tidak berbau.. mohon diskusi nya dok, tuk...
dr.Arini Gita Puspa
Dibalas 1 jam yang lalu
Webinar tahun 2025
Oleh: dr.Arini Gita Puspa
4 Balasan
ALO dokter, izin berdiskusi, apakah ada yang tahu kenapa webinar di tahun 2025 ini SKP tidak langsung terhitung di satu sehat, termasuk webinar dari...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.