Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Perdarahan Uterus Abnormal yogi 2024-10-14T10:53:47+07:00 2024-10-14T10:53:47+07:00
Perdarahan Uterus Abnormal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Perdarahan Uterus Abnormal

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Patofisiologi utama dari perdarahan uterus abnormal adalah absennya stimulasi endometrium siklik yang timbul dari siklus ovulasi pada wanita tidak hamil (nonpregnant). Hal tersebut menyebabkan pasien memiliki kadar estrogen non-siklus yang konstan yang menstimulasi proliferasi endometrium. Proliferasi endometrium yang tanpa disertai peluruhan endometrium secara periodik menyebabkan endometrium memiliki suplai darah yang berlebihan.[3,8,10,11]

Ketika jaringan endometrium mengalami peluruhan, resolusi endometrium selanjutnya menjadi ireguler dan disinkronisasi. Stimulasi kronis oleh kadar estrogen yang rendah akan mengakibatkan perdarahan uterus abnormal dengan episode perdarahan ringan dengan frekuensi jarang terjadi. Stimulasi kronis dari kadar estrogen yang lebih tinggi akan menyebabkan episode perdarahan berat dengan frekuensi sering.[8,10,11]

Fisiologi Menstruasi

Menstruasi merupakan keadaan fisiologis yang ditandai dengan terjadinya perdarahan pada uterus akibat peluruhan lapisan endometrium secara berkala. Siklus menstruasi disebabkan oleh fluktuasi hormon, terutama estrogen dan progesteron, pada tubuh wanita yang mempengaruhi endometrium.[12,13]

Parameter normal siklus menstruasi meliputi frekuensi siklus yang berkisar antara 24-38 hari dengan regular panjang siklus menstruasi ≤ 7-9 hari. Panjang siklus adalah jumlah hari pertama ke hari berikutnya, dengan perbedaan antara siklus terpendek ke siklus terpanjang tidak lebih dari 7-9 hari. Durasi menstruasi dalam satu periode menstruasi ≤ 8 hari. Normal volume darah yang keluar saat haid mencapai 20–60 ml.[5,10,12]

Fase Menstruasi

Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus endometrium. Terdapat dua fase pada siklus ovarium yaitu fase folikular dan fase luteal. Pada fase folikular, siklus diawali dengan siklus menstruasi melalui peluruhan endometrium. Follicle - stimulating hormone (FSH) merangsang pertumbuhan folikel primordial dalam ovarium yang terus berkembang untuk sintesis dan sekresi estrogen. Fase luteal menstimulasi ovulasi dari oosit yang matang dan dalam fase ini korpus luteum berperan untuk sekresi estrogen dalam jumlah kecil, sementara itu jumlah progesteron semakin meningkat.

Siklus endometrium dimulai dengan fase proliferasi yang terjadi setelah menstruasi. Peningkatan kadar estrogen akan menstimulasi proliferasi stroma endometrium. Fase sekresi yang terjadi pada siklus endometrium mempengaruhi besar ukuran kelenjar serta bentuk vaskularisasi pada endometrium. Akhir dari siklus endometrium adalah siklus menstruasi yang ditandai dengan fase menstruasi, penurunan kadar estrogen dan progesterone serta iskemik pada arteriola akan menyebabkan terjadinya menstruasi.[12,13]

Gangguan Aksis Hipotalamus – Hipofisis – Ovarium

Aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium berperan dalam regulasi profil hormon pengatur siklus menstruasi. Gangguan pada aksis ini menyebabkan terjadinya perdarahan uterus abnormal, terutama pada siklus anovulasi. Ketika ovulasi tidak terjadi, maka progesterone yang berfungsi untuk menstabilkan endometrium tidak diproduksi. Hal tersebut menyebabkan proliferasi endometrium tetap berlangsung namun dengan struktur yang rapuh.

Perubahan konsentrasi prostaglandin, peningkatan respon endometrium terhadap vasodilatasi, serta perubahan struktur vaskular endometrium menyebabkan terjadinya perdarahan uterus abnormal pada siklus anovulasi. Stimulasi berlebihan dari estrogen berperan dalam penebalan dan peluruhan jaringan endometrium yang terjadi secara tidak bersamaan sehingga siklus perdarahan menjadi ireguler.[3,8,11]

Abnormalitas Hemostasis dan Vasokonstriksi Lokal

Abnormalitas dari kontrol hemostasis dan vasokonstriksi lokal seperti prostaglandin, endotelin, fungsi trombosit, vascular endothelial growth factor (VEGF), dan matrix metalloproteinases (MMPs) dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal pada siklus ovulasi. Berbagai zat tersebut berfungsi dalam mekanisme kontrol volume perdarahan saat pelepasan jaringan endometrium pada uterus.[2,8,11,14]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

3. Behera M A. Abnormal (Dysfunctional) Uterine Bleeding. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/257007-overview
5. Chodankar R, Critchley H OD. Abnormal uterine bleeding (including PALM COEIN classification). Obstetrics Gynaecology and Reproductive Medicine. 2019;0:98-104. https://www.obstetrics-gynaecology-journal.com/article/S1751-7214(19)30027-2/pdf
8. Pinto-Benetti C L, Rosa-e-silva A C J, et al. Abnormal Uterine Bleeding. Rev Bras Ginecol Obstet. 2017. 39:358–368 DOI https://doi.org/10.1055/s-0037-1603807
10. Miller K, Konal J, et al. Abnormal uterine bleeding. Pediatr Med. 2019;2(27):1-7 DOI : http://dx.doi.org/10.21037/pm.2019.06.11
11. Cheong Y, Cameron I T, Critchley HO. Abnormal uterine bleeding. British Medical Bulletin. 2017;123:103–114 doi: 10.1093/bmb/ldx027
12. Thiyagarajan DK, Basit H, Jeanmonod R. Physiology, Menstrual Cycle. [Updated 2021 Oct 30]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500020/
13. Critchley, H. O., Maybin, J. A., et al. Physiology of the endometrium and regulation of menstruation. Physiol Rev.2020;100(3):1149-1179 doi: 10.1152/physrev.00031.2019
14. Davis E, Sparzak PB. Abnormal Uterine Bleeding. [Updated 2021 Jul 14]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532913/
15. Wouk N, Helton M. Abnormal Uterine Bleeding in Premenopausal Women. Am Fam Physician. 2019;99(7):435-443

Pendahuluan Perdarahan Uterus Ab...
Etiologi Perdarahan Uterus Abnormal

Artikel Terkait

  • Red Flag Perdarahan Pascamenopause
    Red Flag Perdarahan Pascamenopause
  • Red Flag Perdarahan Intermenstrual
    Red Flag Perdarahan Intermenstrual
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Maret 2024, 16:16
E-resep untuk pasien AUB dan mens tidak teratur
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi mengenai pasien2 AUB baik dengan/tanpa riw KB yg mana misal mens nya terus menerus apakah boleh diresepkan as.tranexamat sambil...
Anonymous
Dibalas 10 Januari 2024, 08:27
Rasionalisasi pemberian asam tranexamat per oral dan terapi hormonal per oral pada pasien AUB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Dok mohon izin berdiskusi.Saya beberapa kali mendapat pasien menstruasi lama (ada yg sampe 2 bulan), tidak nyeri, dan tidak teratur...
Anonymous
Dibalas 14 November 2022, 10:14
Warning sign AUB pada pengguna KB Hormonal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, izin diskusi. Bila pasien menggunakan KB hormonal dengan menstruasi lebih dari 3 minggu, perdarahan tidak terlalu banyak sehari 1x ganti pembalut,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.