Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Torsio dan Ruptur Kista Ovarium general_alomedika 2023-06-15T08:58:25+07:00 2023-06-15T08:58:25+07:00
Torsio dan Ruptur Kista Ovarium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Torsio dan Ruptur Kista Ovarium

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Patofisiologi torsio kista ovarium umumnya melibatkan rotasi jaringan adneksa uterus akibat pembesaran massa, sedangkan patofisiologi ruptur kista ovarium pada umumnya berhubungan dengan siklus menstruasi.[3-5]

Pada ovarium, terdapat ligamentum infundibulo pelvikum yang mempertahankan posisi ovarium ke arah posterolateral dari uterus. Pembuluh darah yang memvaskularisasi ovarium berjalan di sepanjang ligamentum yang terletak di dinding pelvis tersebut. Pada sisi lain, ovarium terhubung ke uterus melalui ligamentum utero ovarian yang terdiri dari jaringan otot dan fibrosa. Ligamentum ini berfungsi sebagai penghubung dan penopang ovarium ke uterus, serta menyuplai darah ke ovarium melalui arteri uterina.[3-5]

Kista ovarium sendiri memiliki beberapa jenis, yaitu kista fisiologis atau fungsional dan kista patologis. Kista patologis terjadi karena adanya pertumbuhan berlebihan sel-sel ovarium, yang mungkin bersifat ganas maupun jinak. Sementara itu, kista fungsional terbentuk saat ovulasi.[5]

Kista fungsional disebut sebagai kista folikuler jika ruptur folikel gagal atau disebut sebagai kista luteal ketika korpus luteum gagal involusi. Kedua kista fungsional ini dapat menjadi kista hemoragik karena lapisan granulosa akan tervaskularisasi oleh pembuluh darah berdinding tebal yang mudah pecah pada fase ovulasi.[5]

Kista luteal dapat berupa kista granulosa atau kista teka-lutein. Kista granulosa adalah pembesaran ovarium yang bersifat non-neoplastik, sedangkan kista teka-lutein adalah kista yang terbentuk akibat peningkatan level human chorionic gonadotropin (hCG) secara berlebihan. Kista teka-lutein sering terjadi pada wanita hamil dengan penyakit trofoblastik, kehamilan multiple, dan hiperstimulasi ovarium.[5]

Patofisiologi Torsio Kista Ovarium

Anatomi jaringan adneksa uterus tidak terfiksasi, sehingga jaringan yang membesar seperti tumor dapat mengalami rotasi atau puntiran. Kista ovarium dengan diameter >5 cm dapat memutar ligamentum infundibulo pelvikum dan ligamentum utero ovarian. Torsio juga dapat terjadi pada ovarium normal, terutama pada anak-anak dalam fase pre-menarche. Setelah memasuki usia pubertas, angka kejadian torsio ovarium akan menurun karena terjadi pemendekan ligamen.[3-5]

Patofisiologi Ruptur Kista Ovarium

Ruptur kista ovarium sering berkaitan dengan siklus ovarium. Setiap bulannya, folikel ovarium yang sudah matang akan melepaskan sel telur. Terkadang, pelepasan folikel yang matang ini menyebabkan perdarahan, peregangan, dan nyeri daerah kortikal. Ruptur kista ovarium sering bersifat fisiologis, yakni terjadi pada kista korpus luteum. Kondisi ini umumnya terjadi setelah ovulasi atau pada masa awal kehamilan.[1,2,5]

Kejadian ruptur kista ovarium lebih sering terjadi pada ovarium sebelah kanan dan sekitar ⅔ kasus terjadi pada hari ke-20 hingga ke-26 siklus menstruasi. Pada wanita hamil, perdarahan kista korpus luteum sering kali terjadi pada trimester pertama dan berhenti pada usia kehamilan 12 minggu.[1,2,5]

Kebanyakan kasus ruptur kista ovarium bergejala ringan dan tidak memicu komplikasi. Namun, perdarahan hebat dan syok hipovolemik dapat muncul dengan onset lambat, terutama apabila ada kelainan lain.[1,2,5]

Penyebab perdarahan hebat pada ruptur kista ovarium masih belum diketahui secara pasti. Namun, trauma abdomen dan terapi antikoagulan adalah faktor risiko perdarahan hebat. Darah bisa menumpuk di rongga peritoneum, menyebabkan akut abdomen, dan menyebabkan tanda-tanda penurunan volume intravaskular.[1,2,5]

Meskipun jarang, pada kista ovarium nonfisiologis seperti kista adenoma dan kista dermoid, ruptur dapat terjadi dan menyebabkan gejala lebih berat. Selain perdarahan, nyeri juga terasa lebih berat. Cairan sebaceous dari kista dermoid diduga menyebabkan peritonitis kimiawi yang difus.[1,2,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Grabosch S. Ovarian Cysts: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a8
2. Webb C. Ovarian Cyst Rupture Clinical Presentation: History, Physical Examination. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/253620-clinical
3. Schraga E. Ovarian torsion: Practice Essentials, Pathophysiology, Etiology. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/2026938-overview
4. Huang C, Hong MK, Ding DC. A review of ovary torsion. Ci Ji Yi Xue Za Zhi. 2017;29(3):143-147. doi:10.4103/tcmj.tcmj_55_17
5. Mobeen S, Apostol R. Ovarian Cyst. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560541/

Pendahuluan Torsio dan Ruptur Ki...
Etiologi Torsio dan Ruptur Kista...
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 25 Desember 2023, 19:48
Perut membesar karena benjolan tanpa ada keluhan penyerta
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, pasien usia 47 tahun datang dengan keluhan perut semakin membesar. Dialami sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya kecil lalu membesar seperti pada...
Anonymous
Dibalas 10 Mei 2023, 09:38
Kemungkinan kehamilan bisa berlanjut pada penderita kista disertai perdarahan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi dn masukan ny dokter, Sepupu sya, prmpuan usia 30 th sudh hmpir 1bulan ini perdarahan trus, awal ny siklus haid 30 hr dn tdk pernh terlambat, D...
dr. Herbert Sihite, MKed(OG), SpOG
Dibalas 16 Juni 2021, 21:11
Kista Ovarium pada masa kehamilan bagaimana tatalaksananya
Oleh: dr. Herbert Sihite, MKed(OG), SpOG
3 Balasan
Seorang ibu 24 th,G2P1001, datang dengan keluhan perut membesar + hamil, perut membesar yang baru dialami os 4 bulan lalu, usia kehamilan skrg 24 mg (sesuai...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.