Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Hipermetropia annisa-meidina 2023-05-16T10:53:46+07:00 2023-05-16T10:53:46+07:00
Hipermetropia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Hipermetropia

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Etiologi hipermetropia adalah gangguan kekuatan pembiasan mata yang menyebabkan sinar cahaya sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Secara lebih khusus, hipermetropia dapat disebabkan oleh:

  • Hipermetropia aksial atau sederhana: disebabkan oleh pemendekkan sumbu anterior-posterior dari bola mata, dan bersifat genetik
  • Hipermetropia kurvatur: disebabkan oleh kelengkungan dari kornea atau lensa lemah sehingga bayangan difokuskan di belakang retina
  • Hipermetropia indeks: disebabkan oleh perubahan indeks refraktif dari lensa kristalin, yang biasanya muncul pada pasien berusia tua atau dengan penyakit penyerta diabetes
  • Hipermetropia posisional: disebabkan oleh malposisi atau absence dari lensa kristalin

Penyebab hipermetropia lainnya adalah mikrodelesi dari kromosom 16p11.2 dan mutasi myelin regulatory factor gene (MYRF). Hipermetropia juga bisa disebabkan oleh riwayat merokok pada ibu selama kehamilan, katarak kortikal, afakia, dan hiperglikemia.

Hipermetropia juga bisa terjadi berkaitan dengan prolonged space mission akibat edema pada nervus retina dan optikus, serta sindroma-sindroma seperti pachychoroid peripapillary syndrome, sindrom Heimles, dan sindrom Loeys-Dietz. Etiologi hipermetropia lain adalah hilangnya akomodasi akibat palsi nervus kranialis III, pasca injeksi minyak silikon pada mata phakic atau pseudophakic, amaurosis kongenital Leber, dan retinoskisis.[1,2]

Faktor Risiko

Faktor yang meningkatkan risiko dari hipermetropia antara lain:

  • Riwayat keluarga yang memiliki hipermetropia atau strabismus

  • Riwayat merokok pada ibu yang sedang mengandung
  • Usia tua
  • Diabetes melitus dengan kadar gula darah tidak terkontrol[2-4]

Referensi

1. American Academy of Opthalmology. Hyperopia. 2022. https://eyewiki.aao.org/Hyperopia#cite_note-prima-1
2. Majumdar S, Tripathy K. Hyperopia. StatPearls. NCBI. 2022
3. Gullanni AC. LASIK Hyperopia. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1221098-overview#a5
4. Jiang XJ, Hornoch-Tarczy K, Stram D, et al. Prevalence, characteristics, and risk factors of moderate or high hyperopia among multiethnic children 6 to 72 months of age a pooled analysis of individual participant data. J Optha. 2019; 126(7): 989-999

Patofisiologi Hipermetropia
Epidemiologi Hipermetropia

Artikel Terkait

  • Mitos Seputar Mata dan Penglihatan
    Mitos Seputar Mata dan Penglihatan
  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
    Prevalensi dan Penyebab Gangguan Tajam Penglihatan pada Populasi di Asia Tenggara
  • Miopia Kontrol pada Anak dengan Kacamata Bifokal dan Progressive Addition Lens: Apakah Sudah Tepat?
    Miopia Kontrol pada Anak dengan Kacamata Bifokal dan Progressive Addition Lens: Apakah Sudah Tepat?
  • Manfaat dan Risiko Phakic IOL
    Manfaat dan Risiko Phakic IOL

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 06 Februari 2025, 00:10
Pitfall pada Koreksi Refraksi Anak dan Dewasa
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
3 Balasan
Alo Dokter. Saya dokter iship puskesmas dan di puskesmas saya terdapat trial lens untuk koreksi refraksi. Saya ingin bertanya:1. Apakah langkah koreksi...
dr.Putu Rico Aditya Pangestu
Dibalas 25 Juli 2024, 08:37
Fakoemulsifikasi untuk penderita hipermetropia OS +5
Oleh: dr.Putu Rico Aditya Pangestu
2 Balasan
Izin diskusi dok, apakah fakoemulsifikasi pada penderita hipermetropia usia muda (24 tahun) pada salah satu mata saja merupakan solusi?Dimana pemeriksaannya...
Anonymous
Dibalas 18 Juli 2024, 09:24
Kekuatan Dioptri Softlens
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, maaf izin bertanya. Kalau pasien hendak menggunakan softlens apakah kekuatan lensanya perlu diturunkan dari kekuatan lensa kacamatanya atau tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.