Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Oklusi Arteri Retina Sentral general_alomedika 2023-05-02T14:55:34+07:00 2023-05-02T14:55:34+07:00
Oklusi Arteri Retina Sentral
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Oklusi Arteri Retina Sentral

Oleh :
dr. Ayu Wulansari
Share To Social Media:

Penatalaksanaan oklusi arteri retina sentral atau OARS terutama dilakukan untuk mengembalikan oksigenasi arteri retina. Tata laksana dibedakan berdasarkan perkiraan onset gejala atau stadium penyakit. Dalam fase akut, oklusi arteri retina sentral merupakan suatu kegawatdaruratan, karena bersifat visual threatening.

Sampai saat ini, belum ada konsensus atau panduan yang setujui secara luas dalam penatalaksanaan oklusi arteri stadium akut. Metode–metode yang dibahas di bawah ini merupakan penanganan yang pernah dipelajari dalam studi-studi sebelumnya.[13,18]

Persiapan Rujukan

Oklusi arteri retina sentral (OARS) adalah kegawatdaruratan, karena bersifat visual threatening. Ocular massage dapat dilakukan sebagai salah satu tata laksana kegawatdaruratan karena menyebabkan dilatasi arteri retina dan fluktuasi tekanan intraokular (TIO).

Hal ini bertujuan agar trombus mengalami disintegrasi. Ocular massage dapat dilakukan selama 5 detik dan bisa diulang dalam 15–20 menit. Pasien dengan OARS harus dirujuk dari fasilitas kesehatan primer ke tingkat yang lebih tinggi.[23]

Stadium Akut

Penanganan pada fase akut harus dilakukan dalam waktu singkat karena vision threatening dan untuk menekan risiko berkembangnya kejadian oklusi oleh emboli menjadi stroke atau infark miokard akut.

Dalam kurun waktu 24 jam, setiap pasien dengan diagnosis oklusi arteri retina sentral wajib dirujuk ke unit stroke untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Bila tidak ada kontraindikasi, setiap pasien dengan oklusi arteri retina juga harus dilakukan pemeriksaan MRI otak meskipun defisit neurologis tidak tampak.[3,18]

Penatalaksanaan stadium akut bertujuan untuk mengembalikan perfusi okular. Hambatan utama dalam penanganan ini adalah seringnya pasien datang terlambat sehingga manajemen terapi yang dapat dilakukan juga terbatas dengan prognosis tidak terlalu baik.

Window period untuk terapi yang ideal saat ini masih diperdebatkan, tetapi studi pada sampel primata menunjukkan bahwa hasil terbaik didapatkan bila terapi dilakukan dalam 3 jam pertama sejak terjadinya penurunan tajam penglihatan.[18]

Penatalaksanaan stadium akut terbagi menjadi 2, yaitu standar noninvasif dan standar invasif dengan menggunakan trombolitik intravena atau intraarteri.[9]

Terapi Standar Noninvasif

Pendekatan konservatif ini dapat dilakukan secara monoterapi atau multimodal (kombinasi). Efikasinya bervariasi dari 6–49% dengan rata–rata perbaikan fungsi visual sebesar 15–21%.

Terapi noninvasif yang dapat dilakukan meliputi:

  • Isosorbid dinitrat sublingual untuk mendilatasi arteri retina

  • Hiperventilasi untuk meningkatkan kadar karbon dioksida pada darah sehingga akan memicu vasodilatasi
  • Ocular massage atau masase okular dalam upaya agar emboli dapat bergerak/berpindah

  • Acetazolamide intravena atau mannitol, atau parasentesis bilik mata depan untuk meningkatkan tekanan perfusi arteri di retina dengan menurunkan tekanan intraokular[8,14]

Terapi Oksigen Hiperbarik

Inhalasi oksigen hiperbarik (OH) untuk meningkatkan kadar oksigen darah. Perawatan dini (<2 jam setelah onset gejala) dengan metode ini berkaitan dengan peningkatan pemulihan penurunan penglihatan. Terapi OH dapat dipertimbangkan apabila durasi penurunan tajam penglihatan pada OARS <12 jam.

Inhalasi 100% oksigen pada 2 atmosfer absolut akan menghasilkan pO2 arteri 1000–1200 mmHg, sehingga terjadi peningkatan difusi oksigen sebanyak 3 kali lipat melalui jaringan retina yang iskemik.[14]

Terapi Standar Invasif

Terapi invasif yang dimaksud adalah dengan trombolitik. Terapi ini bertujuan untuk menghancurkan oklusi fibrin platelet terutama pada kasus OARS nonarteritik. Agen trombolitik yang digunakan adalah urokinase, streptokinase, dan tissue plasminogen activator (tPA), yang merupakan agen terbaru saat ini.[18,19]

Panduan yang digunakan dalam administrasi agen trombolitik dalam kasus oklusi arteri retina sentral mengikuti panduan dalam protokol manajemen stroke. Trombolitik dapat diberikan secara intraarteri maupun intravena, tetapi efek samping pemberian intraarteri berupa perdarahan cenderung lebih besar.

Suatu penelitian mengenai intervensi waktu pemberian tPA terhadap perbaikan fungsi visual menunjukkan bahwa batas toleransi maksimal retina untuk mendapat hasil yang efektif adalah dalam kurun waktu 6 jam setelah onset.[9,18,19]

Stadium Subakut

Tujuan penatalaksanaan pada stadium subakut adalah untuk mencegah komplikasi neovaskular dan glaukoma. Angka prevalensi temuan neovaskularisasi yang dilaporkan sebesar 2,5–31,6%.

Neovaskularisasi setelah oklusi arteri retina sentral dapat ditemukan dalam kurun waktu 2–16 minggu. Oleh karena itu, waktu follow up pasien pasca oklusi arteri retina sentral direkomendasikan pada minggu ke–2 dan selanjutnya 1 kali per bulan hingga 4 bulan.[9]

Manajemen Jangka Panjang

Tujuan penatalaksanaan pada tahap ini adalah untuk mengontrol faktor risiko sistemik yang berperan dalam proses aterosklerosis agar kejadian iskemia sekunder dapat dihindari.[9]

Sebanyak 64% pasien dengan oklusi arteri retina sentral ditemukan akan memiliki setidaknya 1 faktor risiko vaskuler baru atau tidak terdiagnosis sebelumnya, setelah kejadian oklusi. Faktor risiko yang paling sering ditemukan adalah dislipidemia. American Heart Association (AHA) merekomendasikan terapi dengan statin untuk menekan risiko stroke dan transient ischemic attack (TIA) yang disebabkan oleh aterosklerosis.[25]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

3. American Academy of Ophthalmology. Retinal and Ophthalmic Artery Occlusions Preferred Practice Pattern. AAO: Elsevier Inc. 2016. https://doi.org/10.1016/j.ophtha.2016.09.024
8. Tobalem S, Schutz JS, Chronopoulos A. Central Retinal Artery Occlusion - Rethinking Retinal Survival Time. BMC Ophthalmol. 2018;18(1):101. DOI: 10.1186/s12886-018-0768-4
9. Varma DD, Cugati S, Lee AW, Chen CS. A review of central retinal artery occlusion: clinical presentation and management. Eye (Lond). 2013;27(6):688–697. DOI: 10.1038/eye.2013.25
13. American Academy of Ophthalmology. Diagnosis and Management of Central Retinal Artery Occlusion. AAO: Eyenet Magazine. 2017. https://www.aao.org/eyenet/article/diagnosis-and-management-of-crao
14. Medscape. Central Retinal Artery Occlusion. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1223625-overview#a6
18. Dattilo M, Biousse V, Newman NJ. Update on The Management of Central Retinal Artery Occlusion. Neurol Clin. 2017;35(1):83-100. DOI: 10.1016/j.ncl.2016.08.013
19. Youn T, Lavin P, Patrylo M, Schindler J, et al. Current Treatment of Central Retinal Artery Occlusion: A National Survey. Journal of Neurology. 2017;265(2). https://www.researchgate.net/publication/321779784_Current_treatment_of_central_retinal_artery_occlusion_a_national_survey
23. Boehme AK, Esenwa C, Elkind M. Stroke Risk Factors, Genetics, and Prevention. Circ Res. 2017;120:472-95. DOI: 10.1161/CIRCRESAHA.116.308398
25. Mac Grory, Brian, et al. “Management of Central Retinal Artery Occlusion: A Scientific Statement from the American Heart Association.” Stroke, vol. 52, no. 6, 2021, https://doi.org/10.1161/str.0000000000000366

Diagnosis Oklusi Arteri Retina S...
Prognosis Oklusi Arteri Retina S...
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Juli 2022, 19:40
Pasien lansia dengan presbiopia apakah perlu dilakukan tes jeager
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya teman sejawat..Pada pasien lansia kabur dalam membaca apa perlu dilakukan tes jeager? Atau mengikuti ketentuan kekuatan lensa yang sudah...
Anonymous
Dibalas 15 Juli 2022, 22:41
Pasien dengan corpus alienum pada bagian kornea mata
Oleh: Anonymous
13 Balasan
Selamat siang alo dokter. Izin pertanya, saya saat jaga diklinik beberapa kali mendapatkan pasien dgn corpus alienum pada bagian kornea mata. Saya sudah...
dr.Roshni Manwani
Dibalas 09 Agustus 2021, 12:17
Sekolah online saat pandemi, bagaimana menjaga kesehatan mata anak - Mata Ask the Expert
Oleh: dr.Roshni Manwani
2 Balasan
Alo Dr. Utami, Sp.M, Untuk kondisi seperti saat ini yang sekolah pun online, apakah saran dokter untuk anak-anak 5 tahun keatas menjaga kondisi mata mereka?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.