Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kanker Lambung general_alomedika 2023-06-20T10:22:00+07:00 2023-06-20T10:22:00+07:00
Kanker Lambung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Lambung

Oleh :
dr. Jocelyn Prima Utami
Share To Social Media:

Gold standard diagnosis kanker lambung adalah endoskopi dan biopsi forceps, untuk evaluasi staging, termasuk identifikasi dan terapi lesi awal, seperti displasia dan karsinoma intramukosa.[21]

Diagnosis kanker lambung sering terlambat ditegakkan karena gejala yang dirasakan pasien sering kali tidak spesifik dan tidak terlihat tanda yang jelas hingga mencapai stadium lanjut.[19]

Anamnesis

Anamnesis pada stadium awal seringkali asimtomatik, sedangkan pada stadium lanjut menunjukkan gejala gastrointestinal seperti muntah dan early satiety, penurunan berat badan, dan/atau gejala anemia defisiensi besi seperti lemas dan pucat. Gejala lainnya adalah nyeri perut yang persisten, disfagia, hematemesis, anoreksia, kehilangan nafsu makan, dan dispepsia.

Riwayat konsumsi obat-obatan jangka panjang, yaitu proton pump inhibitor (PPI), seperti omeprazole; aspirin; dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat ditanyakan sebagai petunjuk kemungkinan diagnosis lain.[1,4,8,20]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik bermakna umumnya ditemukan pada stadium lanjut. Dari pemeriksaan fisik abdomen, dapat ditemukan distensi abdomen, terabanya massa abdomen, hepatomegali, dan splenomegali.

Selain itu, dapat ditemukan juga tanda penyebaran limfatik, seperti Virchow’s node (adenopati supraklavikula kiri), Sister Mary Joseph node (nodul periumbilikal), dan Irish node (nodul aksilaris kiri). Temuan Blumer shelf, yaitu tumor yang seperti rak pada dinding rektum, juga dapat ditemukan.[1,4,19]

Beberapa pasien mengalami penurunan berat badan dan beberapa pasien lain mungkin datang dalam keadaan pucat atau anemis akibat melena maupun anemia defisiensi besi. Sindrom paraneoplastik seperti dermatomiositis, acanthosis nigricans, dan erythema circinatum identik dengan prognosis yang buruk.[1,4,19]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kanker lambung dapat meliputi penyakit yang bermanifestasi sebagai gejala saluran pencernaan, yaitu nyeri perut, anoreksia; serta gejala hematemesis atau melena. Diagnosis kanker lambung adalah penyakit-penyakit berikut ini.[1,4]

Gastritis

Gastritis terjadi akibat inflamasi pada mukosa lambung, di mana penyebabnya dapat sama dengan kanker lambung, yaitu Helicobacter pylori. Gejala gastritis hampir menyerupai kanker lambung, yaitu nyeri perut regio epigastrik, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan endoskopi pada gastritis menunjukkan perubahan seperti atrofi mukosa, eritema difus, nodul dan pelebaran lipatan mukosa.[1]

Ulkus Peptikum

Karakteristik ulkus peptikum adalah diskontinuitas lapisan dalam saluran cerna akibat sekresi asam lambung. Umumnya, munculnya keluhan pada ulkus peptikum asupan makanan, di mana seringkali muncul setelah makan. Endoskopi dapat menegakkan diagnosis.[21]

Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah inflamasi pada lambung dan usus kecil, biasanya disebabkan oleh rotavirus, yang sering bermanifestasi sebagai diare dan mual muntah. Pemeriksaan feses dapat menegakkan penyakit ini dan menunjukkan etiologi yang terlibat.[22]

Kanker Esofagus

Kanker esofagus sering kali berhubungan dengan riwayat GERD, merokok, konsumsi alkohol yang berlebih, serta diet rendah serat. Gejala kanker esofagus adalah disfagia, kakeksia, penurunan berat badan, hematemesis, dan melena. Diagnosis kanker esofagus dapat ditegakkan melalui endoskopi dan biopsi.[23]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang menjadi gold standard diagnosis untuk kanker lambung adalah endoskopi dan biopsi forceps untuk pemeriksaan makroskopis dan histopatologi. Pemeriksaan ini selain untuk menentukan stadium kanker lambung, juga untuk tata laksana lesi superfisial seperti displasia dan karsinoma intramukosa.

Beberapa pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan darah dan radiologis dilakukan untuk menilai fungsi organ, komplikasi seperti anemia defisiensi besi, dan pertimbangan pemberian terapi serta lesi metastasis.[21,24,25]

Biopsi dengan Endoskopi

Selain sebagai alat diagnostik, pemeriksaan endoskopi juga dilakukan sebagai skrining kanker lambung, terutama pada negara dengan tingkat insidensi yang tinggi. Endoskopi memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik untuk mendiagnosis kanker lambung. Endoskopi memberikan visualisasi yang jelas, termasuk lokasi dan ukuran tumor.

Kekurangan dari prosedur ini adalah pengoperasiannya tergantung pada keterampilan operator, invasif, mahal, serta menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan untuk pasien.[26–28]

Endoskopi dapat mengidentifikasi lesi makroskopis, yaitu lesi awal (early gastric carcinomas), dan lesi stadium lanjut (locally advanced gastric carcinomas). European Society for Medical Oncology (ESMO) menyarankan untuk melakukan biopsi endoskopi 5–8 kali untuk memastikan diagnosis tumor dan stadium histopatologis.[21]

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis seperti rontgen toraks, MRI atau CT scan toraks, abdomen, dan pelvis dilakukan untuk mendeteksi asites, menilai limfadenopati, mendeteksi metastasis, baik regional maupun jauh. Keterlibatan limfadenopati dan metastasis akan berimplikasi pada penentuan stadium. Magnetic resonance imaging (MRI) dan positron emission tomography (PET) scan merupakan pilihan alternatif selain CT scan.[24,25]

Ultrasonografi endoskopi merupakan pemeriksaan yang berperan dalam diagnostik serta penentuan stadium, dengan menilai kedalaman invasi tumor primer dan mengidentifikasi metastasis. Sensitivitas dan spesifisitas ultrasonografi endoskopi dalam membedakan tumor T1–2 dan T3–4 mencapai lebih dari 85%. Akan tetapi, sensitivitas dan spesifisitas endoskopi untuk menilai stadium nodul pada kanker lambung masih lebih rendah (83% dan 67%).[19,25]

Pemeriksaan Laboratorium Darah

Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk menilai anemia defisiensi besi yang sering terjadi akibat perdarahan, disfungsi hati, atau asupan nutrisi yang kurang baik. Selain itu, pemeriksaan fungsi hati dan ginjal dilakukan untuk menilai fungsi organ dalam proses pemilihan terapi yang sesuai.[1,24]

Laparoskopi

Laparoskopi dapat membantu visualisasi dari permukaan peritoneum dan biopsi lesi. Pemeriksaan laparoskopi diagnostik direkomendasikan untuk mendeteksi metastasis dan dapat dilakukan saat dicurigai adanya metastasis peritoneum.

Selain itu, laparoskopi dengan analisis sitologi peritoneal diindikasikan pada kasus di mana tidak metastasis tidak tervisualisasi jelas, menentukan stadium klinis yang lebih dari T1b, dan pada pasien dengan terapi preoperatif. Sitologi peritoneal yang positif tanpa metastasis peritoneal merupakan prediktor rekurensi tinggi setelah reseksi kuratif. Oleh karena itu, operasi tidak direkomendasikan pada kasus ini.[4,19,25]

Pemeriksaan Penanda Tumor

Penanda tumor atau tumor marker digunakan untuk mendiagnosis, mengevaluasi respons terapi, dan skrining rekurensi setelah terapi. Penanda carcinoembryonic antigen (CEA) merupakan penanda yang paling sering digunakan. Telah dilaporkan bahwa sensitivitas CEA untuk kanker lambung adalah 30% dengan negative predictive value (NPV) 59%.

Pada kasus kanker saluran pencernaan, CEA merupakan faktor risiko terjadinya relaps metastasis hati. Level CEA yang meningkat ditemukan pada kanker lambung stadium lanjut. Akan tetapi, pemeriksaan level CEA bukan merupakan alat skrining yang efektif untuk kanker lambung.[1,22,28]

Selain itu, pada kasus kanker lambung terdapat peningkatan human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) pada 12–25% kasus. HER2 yang positif dikatakan berhubungan dengan metastasis nodus limfatikus, kedalaman invasi tumor, dan prognosis yang lebih buruk.

Ekspresi HER2 yang berlebihan sering ditemukan pada tumor di gastroesophageal junction dibandingkan tumor di bagian distal lambung. HER2 juga lebih sering ditemukan pada kanker lambung tipe intestinal dibandingkan tipe difusa.[1,4,28,29]

Staging Kanker Lambung

Staging kanker lambung yang umum diterima dan digunakan menggunakan sistem tumor/node/metastasis (TNM) dari American Joint Committee on Cancer and International Union Against Cancer (AJCC/UICC).[19,30]

Tabel 1. Tumor Primer (T)

Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ, yaitu tumor intraepitel tanpa invasi ke lamina propria; displasia tingkat lanjut
T1 Tumor menginvasi lamina propria, mukosa muskularis atau submukosa
T1a Tumor menginvasi lamina propria atau mukosa muskularis
T1b Tumor menginvasi submukosa
T2 Tumor menginvasi propria muskularis
T3 Tumor menembus jaringan subserosa tanpa menginvasi peritoneum viseral atau struktur disekitarnya
T4 Tumor menginvasi serosa (peritoneum viseral) atau struktur disekitarnya
T4a Tumor menginvasi serosa (peritoneum viseral)
T4b Tumor menginvasi organ/struktur disekitarnya

Sumber: dr. Jocelyn Prima Utami, 2021

Tabel 2. Nodus Limfatikus (N)

Nx Nodus limfatikus regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis nodus limfatikus regional
N1 Metastasis pada 1-2 nodus limfatikus regional
N2 Metastasis pada 3-6 nodus limfatikus regional
N3 Metastasis pada ≥7 nodus limfatikus regional
N3a Metastasis pada 7-15 nodus limfatikus regional
N3b Metastasis pada ≥16 nodus limfatikus regional

Sumber: dr. Jocelyn Prima Utami, 2021

Tabel 3. Metastasis

M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh

Sumber: dr. Jocelyn Prima Utami, 2021

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Cabebe CE. Gastric Cancer. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/278744-overview
4. Mukkamalla SKR, Recio-Boiles A, Babiker HM. Gastric Cancer. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459142/
8. Rugge M, Genta RM, Di Mario F, El-Omar EM, El-Serag HB, Fassan M, Hunt RH, Kuipers EJ, Malfertheiner P, Sugano K, Graham DY. Gastric cancer as preventable disease. Clinical Gastroenterology and Hepatology. 2017 Dec 1;15(12):1833-43.
19. Johnston FM, Beckman M. Updates on management of gastric cancer. Current oncology reports. 2019 Aug 1;21(8):67.
20. Sitarz R, Skierucha M, Mielko J, Offerhaus GJ, Maciejewski R, Polkowski WP. Gastric cancer: epidemiology, prevention, classification, and treatment. Cancer management and research. 2018;10:239.
21. F. Lordick, F. Carneiro, S. Cascinu, T. Fleitas, K. Haustermans, G. Piessen, A. Vogel & E. C. Smyth, on behalf of the ESMO Guidelines Committee. Gastric cancer: ESMO Clinical Practice Guideline for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of Oncology (2022). https://www.annalsofoncology.org/action/showPdf?pii=S0923-7534%2822%2901851-8
22. Căinap C, Nagy V, Gherman A, Cetean S, Laszlo I, Constantin AM, Căinap S. Classic tumor markers in gastric cancer. Current standards and limitations. Clujul Med. 2015;88(2):111-5. doi: 10.15386/cjmed-409. Epub 2015 Apr 15. PMID: 26528057; PMCID: PMC4576775.
23. PDQ Adult Treatment Editorial Board. Gastric Cancer Treatment (PDQ®): Health Professional Version. 2023 May 11. In: PDQ Cancer Information Summaries. Bethesda (MD): National Cancer Institute (US). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK65766/
24. Smyth EC, Verheij M, Allum W, Cunningham D, Cervantes A, Arnold D. Gastric cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Annals of oncology. 2016 Sep 1;27(suppl_5):v38-49.
25. Wang FH, Shen L, Li J, Zhou ZW, Liang H, Zhang XT, Tang L, Xin Y, Jin J, Zhang YJ, Yuan XL. The Chinese Society of Clinical Oncology (CSCO): clinical guidelines for the diagnosis and treatment of gastric cancer. Cancer communications. 2019 Dec;39(1):1-31.
26. Sumiyama K. Past and current trends in endoscopic diagnosis for early stage gastric cancer in Japan. Gastric Cancer. 2017 Mar 1;20(1):20-7.
27. Pasechnikov V, Chukov S, Fedorov E, Kikuste I, Leja M. Gastric cancer: prevention, screening and early diagnosis. World journal of gastroenterology: WJG. 2014 Oct 14;20(38):13842.
28. Wu D, Zhang P, Ma J, Xu J, Yang L, Xu W, Que H, Chen M, Xu H. Serum biomarker panels for the diagnosis of gastric cancer. Cancer medicine. 2019 Apr;8(4):1576-83.
29. Carlomagno N, Incollingo P, Tammaro V, Peluso G, Rupealta N, Chiacchio G, Sandoval Sotelo ML, Minieri G, Pisani A, Riccio E, Sabbatini M. Diagnostic, predictive, prognostic, and therapeutic molecular biomarkers in third millennium: a breakthrough in gastric cancer. BioMed research international. 2017 Sep 28;2017.
30. In H, Solsky I, Palis B, Langdon-Embry M, Ajani J, Sano T. Validation of the 8th edition of the AJCC TNM staging system for gastric cancer using the national cancer database. Annals of surgical oncology. 2017 Nov 1;24(12):3683-91.

Epidemiologi Kanker Lambung
Penatalaksanaan Kanker Lambung

Artikel Terkait

  • Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
    Riwayat Keluarga Kanker Lambung dan Penatalaksanaan Infeksi Helicobacter pylori - Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 19 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 19 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 13 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.