Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Limfoma Hodgkin general_alomedika 2023-04-06T15:07:44+07:00 2023-04-06T15:07:44+07:00
Limfoma Hodgkin
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Limfoma Hodgkin

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Patofisiologi limfoma Hodgkin berhubungan dengan mutasi gen sel B menjadi sel Reed-Sternberg serta keterlibatan virus onkogen seperti virus Epstein-Barr (EBV).

Perjalanan penyakit limfoma hodgkin sebaiknya dibedakan dengan limfoma non hodgkin.

Mutasi Gen Sel B menjadi Sel Reed Sternberg

Sel Reed-Sternberg patognomonik untuk limfoma Hodgkin klasik. Sel Reed-Sternberg tidak membawa penanda permukaan sel B atau T, tidak seperti monosit, tidak memiliki komplemen dan reseptor Fc.

Sel Reed-Sternberg sebagian besar berasal dari mutasi sel B. Pola mutasi somatik pada rearrangement gen immunoglobulin V pada sel Reed-Sternberg menandakan bahwa sel ini berasal dari pusat germinal sel-B limfosit pra-apoptosis.[1,4,5]

Terdapat beberapa faktor yang diketahui berperan mencegah apoptosis sel Reed-Sternberg. Pertama sel Reed-Sternberg secara konsisten menunjukkan aktivitas konstitutif dari faktor transkripsi nuclear factor kappa B (NF-kB) yang menghambat induksi kematian sel.

Kedua, apoptosis dari pusat germinal sel limfosit B normal diregulasi oleh CD95 death receptor pathway. Sel Reed-Sternberg masih menunjukkan reseptor ini, tetapi beberapa sel limfoma Hodgkin resisten terhadap apoptosis yang diinduksi dari CD95 crosslinking.[1,4,5]

Ketiga, sel Reed-Sternberg mengekspresikan X-linked inhibitor of apoptosis (XIAP) dimana pada sebagian besar membran sel limfoma Hodgkin, XIAP menghambat aktivasi caspase-3 yang merupakan eksekutor apoptosis utama.[1,4,5]

Mutasi Akibat Infeksi Virus Epstein-Barr

Pada saat terjadinya infeksi primer, EBV akan masuk dalam fase laten di dalam memori sel limfosit B, sehingga EBV mampu bertahan sepanjang masa hidup sel-B limfosit. Virus Epstein-Barr kemudian mengkode produk gen Epstein–Barr nuclear antigen 1 (EBNA-1) dan latent membrane protein 1 (LMP-1) yang diduga berperan dalam proses transformasi memori sel-B limfosit.

Produk gen ini bekerja pada jalur sinyal intraseluler di mana EBNA-1 secara langsung memberikan umpan negatif pada ekspresi gen penekan tumor. Selain itu, EBNA-1 meningkatkan perkembangan tumor melalui umpan positif pada C-C motif chemokine ligand 22 (CCL22) yang kemudian mempromosikan aktivasi sel limfosit B.[2,4]

Pada saat yang bersamaan, produk gen LMP-1 meniru sinyal yang dihasilkan oleh antigen Cluster of differentiation 40 (CD40) yang bekerja untuk mengaktifkan jalur sinyal nuclear factor kappa B (NF-kB), p38, phosphoinositide 3-kinases (PI3K), activator protein 1 (AP1) dan janus kinase-signal transducer and activator of transcription (JAK-STAT) dalam mempromosikan kelangsungan hidup sel limfosit B.[2,4]

openi, limfoma hodgkin

Gambar 1. Gambaran histopatologi limfoma maligna. (A) Gambaran karsinoma berdiferensiasi buruk; (B) Pewarnaan H&E menunjukkan gambaran limfosit kecil dan sejumlah sel Reed Sternberg (RS) berukuran besar; (C) Sel RS positif CD30; (D) Gambaran histopatologi ini mengesankan subtipe lymphocyte depleted. Sumber Gambar: Openi, 2012.

Infeksi EBV juga diduga adalah penyebab dari terjadinya mutasi genetik pada gen Ig yang mengkode reseptor sel-B limfosit di mana EBV kemudian mengkode gen LMP-2. Gen LMP-2 mampu memprogram ulang sel-B limfosit matur menuju salah satu fenotif limfoma Hodgkin dan mencegah terjadinya proses apoptosis melalui aktivasi sinyal penyelamatan pada pusat germinal sel limfosit B.

Akibat adanya serangkaian proses tersebut di atas terjadi ekspansi klonal yang tidak terkontrol dari sel limfosit B. Hal ini kemudian akan mensekresikan berbagai sitokin, seperti IL-5 yang akan menarik dan mengaktivasi eosinofil dan IL-13 yang dapat menstimulasi sel RS lebih lanjut untuk mengekspresikan antigen CD30 dan CD15.[4,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Piris MA, Medeiros LJ, Chang KC. Hodgkin lymphoma: a review of pathological features and recent advances in pathogenesis. Pathology. 2020;52(1):154-65.
2. Lash BD. Hodgkin Lymphoma. Emedicine.medscape.com. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/201886-overview#showall
4. Thomas RK, Re D, Wolf J, Diehl V. Part I: Hodgkin’s Lymphoma—molecular biology of Hodgkin and Reed-Sternberg cells. Lancet Oncol. 2004;5(1):11-8.
5. Kuppers R, Hansmann ML. The Hodgkin and Reed/Sternberg Cell. The International Journal of Biochemistry & Cell Biology. 2005;37:511-7.
6. Re D, Kuppers R, Diehl V. Molecular pathogenesis of Hodgkin’s lymphoma. J Clin Oncol. 2005;23(26):6379-86.

Pendahuluan Limfoma Hodgkin
Etiologi Limfoma Hodgkin
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas kemarin, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 18 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.