Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Fraktur Leher Femur general_alomedika 2023-12-13T13:49:42+07:00 2023-12-13T13:49:42+07:00
Fraktur Leher Femur
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Fraktur Leher Femur

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Penatalaksanaan fraktur leher femur atau fraktur collum femoris adalah operasi fiksasi oleh spesialis ortopedi. Namun, fraktur leher femur yang tidak bergeser (undisplaced) atau stabil kemungkinan dapat diobservasi, jika gangguan gerak minimal, pecahan fraktur tidak dapat bergerak, atau pasien memiliki kontraindikasi operasi.[1]

Persiapan Rujukan ke Rumah Sakit

Pasien yang mengeluh nyeri di panggul sebaiknya diimobilisasi dan diposisikan di tandu. Bila pasien mengalami trauma multipel, lakukan langkah ABC (airway, breathing, circulation) dan imobilisasi servikal. Tindakan gawat darurat dilakukan sesuai kondisi pasien/korban. Fraktur femur yang tampak jelas dapat dipasangkan bidai.[10]

Penatalaksanaan di Unit Gawat Darurat (UGD)

Penatalaksanaan awal di UGD bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, termasuk stabilisasi ABC. Bila jelas ada fraktur femur, pasien perlu diimobilisasi, yang kemudian dilakukan pemasangan 2 jalur intravena, pasien dipuasakan, dan pemeriksaan laboratorium untuk persiapan operasi. Bersamaan dengan konsultasi ke bagian ortopedi, pasien dapat diberikan analgesia pada.[10]

Penatalaksanaan Operatif

Secara umum, tindakan untuk tata laksana fraktur leher femur adalah open reduction with internal fixation (ORIF) atau artroplasti (hemiarthroplasty atau total). Pemilihan antara kedua tindakan operatif ini berdasarkan pertimbanan usia pasien, karena tujuan tata laksana adalah mobilitas dengan toleransi menahan beban dan penurunan komplikasi akibat bed rest terlalu lama.

Tindakan harus ditentukan berdasarkan kondisi pasien sebelum trauma, yaitu dari mobilitas, tingkat aktivitas, kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan status mental.

Fiksasi internal direkomendasikan untuk pasien dengan fraktur yang dapat direposisi dengan baik, kualitas densitas tulang yang baik, dan tidak ada tanda artritis. Fiksasi internal secara optimal dilakukan sebelum 6 jam pasca trauma, dan maksimal 24 jam pasca fraktur. Fraktur yang sudah >24 jam harus ditangani dengan artroplasti panggul total (hip replacement).[1,13,14]

Untuk pasien dewasa muda, sebaiknya dipilih ORIF. Tujuan utama terapi ini adalah mempertahankan kepala femur, menghindari osteonekrosis, dan menghindari nonunion. Artroplasti tidak disarankan untuk pasien muda dan yang aktif.[13]

Fiksasi internal menyebabkan morbiditas yang lebih rendah di beberapa kategori, seperti perdarahan dan risiko infeksi luka dalam. Sementara, artroplasti memiliki angka operasi ulang yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan fiksasi internal. Tidak ditemukan perbedaan pada mortalitas antara kedua tindakan.[15]

Profilaksis Tromboemboli dan Infeksi

Profilaksis tromboemboli harus diberikan kepada semua pasien yang dijadwalkan operasi, kecuali pasien yang dikontraindikasikan karena risiko perdarahan hebat. Profilaksis antimikroba harus diberikan untuk prosedur ortopedi yang melibatkan fiksasi internal. Antibiotik pilihan adalah cefazolin, untuk pasien dengan hipersensitivitas beta-laktam dapat diberikan clindamycin atau vancomycin.[1,18]

Penatalaksanaan Nonoperatif

Tata laksana nonoperatif dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan fraktur leher femur klasifikasi Garden stage 1, atau pasien dengan fraktur kompresi. Tata laksana ini memiliki banyak komplikasi, seperti gangguan mobilitas pasien sehingga meningkatkan risiko trombosis vena dalam dan pneumonia.

Risiko lain yang dapat disebabkan oleh tata laksana konservatif adalah nonunion. Namun, tata laksana nonoperatif disarankan hanya untuk pasien usia >70 tahun.[1,10]

Medikamentosa

Peran utama terapi medikamentosa adalah menangani nyeri akibat fraktur. Untuk nyeri akut, obat analgesik yang sering diberikan adalah paracetamol atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen. Terkadang opioid diperlukan, terutama di fase akut. Beberapa pertimbangan pengobatan lainnya adalah antibiotik untuk profilaksis infeksi, profilaksis tromboemboli, serta tata laksana delirium dan osteoporosis.[2,16]

Program Rehabilitasi

Program rehabilitasi dapat dilakukan pada fase akut, penyembuhan, dan maintenance. Tujuan utama rehabilitasi medik adalah meningkatkan penyembuhan, menghindari komplikasi, dan mengembalikan fungsi awal pasien seperti sebelum trauma. Program rehabilitasi merupakan terapi suportif yang dilakukan bersamaan dengan terapi operatif atau nonoperatif. Fokus program ini adalah memperkuat otot dan mengembalikan pergerakan.[2]

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Foster K.W. Overview of common hip fractures in adults. UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/overview-of-common-hip-fractures-in-aduls
2. Malanga G. Femoral Neck Fracture. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/86659-overview
10. Davenport M. Hip Fracture in Emergency Medicine. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/825363-overview
13. Ly T, Swiontkowski M. Indian J Orthop. 2008 Jan-Mar;42(1):3-12. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2759588/
14. Sendtner E, Renkawitz T, et al. Fractured Neck of Femur – Internal Fixation Versus Arthroplasty. Dtsch Arztebl Int. 2010 Jun; 107(23):401-407. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2893522/
15. Parker M, Gurusamy K. Internal fixation versus arthroplasty for intracapsular proximal femoral fractures in adults. Cochrane Database of Systematic Reviews 2006; 4. http://onlinelibrary.wiley.com/wol1/doi/10.1002/14651858.CD001708.pub2/full
16. Morrison R, Siu A. Hip fracture in adults: Epidemiology and medical management. UpToDate. 2020. https://www.uptodate.com/contents/hip-fracture-in-adults-epidemiology-and-medical-management
18. Patient information: Hip fracture (The Basics). UpToDate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/table-of-contents/patient-information/the-basics

Diagnosis Fraktur Leher Femur
Prognosis Fraktur Leher Femur

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Manajemen Nyeri Fraktur Collum Femur – Blok Saraf Perifer vs Blok Neuroaxial
    Manajemen Nyeri Fraktur Collum Femur – Blok Saraf Perifer vs Blok Neuroaxial
  • Keuntungan Blok Saraf Perifer pada Pasien dengan Fraktur Panggul
    Keuntungan Blok Saraf Perifer pada Pasien dengan Fraktur Panggul
  • Red Flags Nyeri Panggul
    Red Flags Nyeri Panggul
  • Intervensi untuk Mencegah Lansia Terjatuh
    Intervensi untuk Mencegah Lansia Terjatuh

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 09 Mei 2025, 22:03
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.