Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Flu Babi general_alomedika 2023-06-22T11:57:22+07:00 2023-06-22T11:57:22+07:00
Flu Babi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Flu Babi

Oleh :
dr. Audrey Amily
Share To Social Media:

Diagnosis flu babi ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Gejala yang paling sering didapati pada orang yang terinfeksi flu babi adalah demam menggigil, batuk, dan nyeri menelan. Pemeriksaan swab mukosa nasal/tenggorok dan Polymerase-Chain Reaction (PCR) menjadi pemeriksaan baku emas dari penegakkan diagnosis flu babi. Flu babi dapat didiagnosa banding dengan influenza lainnya dan pneumonia. [1-3,6]

Anamnesis

Gejala pada flu babi berdasarkan anamnesis didapati menyerupai gejala pada flu umumnya, seperti :

  • Umum : demam menggigil, mialgia, artralgia, nyeri kepala, nyeri menelan
  • Mata : mata merah dan berair
  • Pernapasan : batuk, rinorea, sesak nafas
  • Pencernaan : mual muntah, nyeri perut, diare.
  • Neurologis : kejang, perubahan status mental, ensefalitis pada populasi anak [1-3,7]

Penggalian informasi mengenai lokasi bepergian, kontak langsung dengan babi dan gejala klinis diperlukan untuk menegakkan diagnosis. CDC mengeluarkan acuan yang dapat dipakai untuk pasien dengan kecurigaan flu babi. Kriteria tersebut adalah :

  • Adanya infeksi saluran pernafasan akut dengan onset 7 hari disertai paparan erat terhadap orang yang sudah terkonfirmasi terkena infeksi virus H1N1, atau
  • Adanya infeksi saluran pernafasan akut dengan onset 7 hari dan adanya riwayat bepergian ke negara yang sudah terkonfirmasi adanya virus H1N1, atau
  • Adanya infeksi saluran pernafasan akut pada penduduk yang berada di komunitas yang sudah terkonfirmasi adanya virus H1N1 [8]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik orang yang terkena flu babi, umumnya ditandai dengan adanya tanda, sebagai berikut :

  • Peningkatan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius
  • Gejala pernafasan : rinorea, takipneu,dispneu
  • Konjungtivitis
  • Nyeri tekan abdomen [3,6]

Diagnosa Banding

Flu babi dapat didiagnosis dengan penyakit saluran nafas akut, seperti influenza lainnya, pneumonia, ARDS, sampai ensefalitis.

Influenza Lainnya

Virus influenza yang dapat menginfeksi manusia terdiri dari virus A, B, dan C. Gejala dari masing-masing infeksi virus influenza ini sendiri sulit untuk dibedakan, dikarenakan pada semua orang yang terkena influenza cenderung akan memiliki gejala demam, batuk, nyeri menelan, maupun pilek, hingga nyeri otot. Umumnya, infeksi virus influenza ini dibedakan berdasarkan tingkat keparahan gejala, dimana infeksi virus Influenza tipe C memiliki derajat keparahan yang paling ringan dan tidak bersifat epidemic. Sedangkan, infeksi virus influenza A memiliki derajat keparahan yang paling tinggi. Diagnosa pasti ditegakkan melalui pemeriksaan kultur virus. [9,10]

Pneumonia

Virus Influenza H1N1 umumnya menyerang usia yang cenderung lebih muda dibanding pada pneumonia. Gejala yang dialami pada pneumonia juga berjalan lebih cepat dan progresif, serta memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi dibanding pada infeksi virus flu babi. Hal ini dapat dilihat bahwa pada penderita pneumonia, kebutuhan untuk perawatan di ruang intensif dan juga kebutuhan pemakaian ventilator didapati lebih tinggi. Melalui pemeriksaan laboratorium, infeksi virus flu babi cenderung tidak mengalami peningkatan leukosit, terkadang didapati hasil leukopenia. Berbeda dengan flu babi, pada pneumonia didapat leukositosis yang cukup bermakna. [9,10]

ARDS

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan penyebab gagal napas tersering pada pasien dan ditandai dengan adanya edema paru, hipoksemia, dan kebutuhan pasien terhadap alat bantuan pernafasan/ ventilator. Perjalanan penyakit ARDS sendiri umumnya terjadi sangat cepat, yaitu adanya kegagalan napas yang terjadi dalam 1 minggu setelah infeksi akut saluran pernapasan. ARDS dapat disebabkan karena infeksi pneumonia sebelumnya, infeksi influenza, termasuk didalamnya virus influenza H1N1, ataupun persebaran infeksi dari organ lainnya selain paru. Gambaran klinis ARDS dan virus influenza H1N1 didapati kemiripan antara keduanya, namun pemeriksaan laboratorium seperti kultur virus dapat memberikan diagnosis pasti pada influenza H1N. [11]

Ensefalitis

Ensefalitis sering dikaitkan dengan komplikasi neurologis dari virus influenza H1N1. Penegakkan diagnosis dari ensefalitis terkait influenza ini sulit untuk dipastikan, dikarenakan virus influenza jarang didapatkan pada cairan serebrospinal. Ensefalitis sendiri lebih sering ditemukan pada usia anak-anak, namun tetap dapat terjadi pada usia dewasa. Gejala klinis yang sering ditemukan adalah demam tinggi yang persisten, disertai gejala gangguan neurologis, seperti kejang dan penurunan kesadaran. Sehingga, adanya gangguan neurologis yang sebelumnya terdapat riwayat influenza, perlu dicurigai adanya komplikasi ensefalitis pada pasien. Kultur apusan tenggorok atau nasofaring perlu dilakukan untuk melihat ada tidaknya virus H1N1 sebagai penyebab. [12]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada flu babi yang dibutuhkan diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan darah, apusan specimen dari hidung atau tenggorokan, polymerase-chain reaction, dan juga pemeriksaan histopatologis dari sel mukosa saluran pernafasan. Diagnosis pasti melalui pemeriksaan spesimen dari sputum maupun lendir hidung, dengan melakukan apusan (swab) pada nasofaring, hidung, serta tenggorokan dalam 5 hari sejak timbulnya gejala. [1,2,6]

Adanya gejala gangguan pada saluran pencernaan, pemeriksaan feses sebaiknya rutin dilakukan pada pasien dengan flu babi agar dapat mengidentifikasi ada tidaknya penularan secara fekal-oral. Namun, hingga saat ini pemeriksaan feses belum dijadikan pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosis flu babi. [2]

Polymerase-Chain Reaction

Diagnosis pasti dari flu babi dibutuhkan koleksi spesimen saluran napas melalui apusan / swab hidung atau tenggorokan dari pasien yang terinfeksi dengan onset 72 jam atau 4-5 hari pertama.

Spesimen yang sudah diambil harus disimpan pada suhu 4 derajat Celsius dan diperiksa dalam 24 jam setelah pengambilan. Spesimen ini kemudian sebaiknya diperiksakan di laboratorium dengan real-time reverse-transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk menegakkan diagnosis flu babi atau H1N1 influenza. [3,6]

Pemeriksaan Histopatologis

Perubahan patologis pada jaringan paru didapatkan dengan jaringan paru yang menjadi keunguan dan konsistensi yang menjadi keras. Pada beberapa kasus ditemukan terjadinya edema interlobular. Jalan napas terisi penuh dengan exudat yang mengandung sel fibrin dan sel darah disertai infiltrasi sel-sel inflamasi. [1]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi dapat digunakan sebagai monitoring perawatan. Berdasarkan pemeriksaan darah dapat menunjukkan leukopenia, limfopenia, dan trombositopenia. [6]

Pencitraan

Pada beberapa kasus anak terinfeksi flu babi menimbulkan adanya manifestasi neurologi. Salah satu modalitas ada menggunakan pencitraan untuk membantu penegakan diagnosis dan menentukan prognosis dari pasien. Modalitas pencitraan yang umumnya digunakan adalah pemeriksaan CT scan tanpa kontras, pemeriksaan MRI yang dapat memberikan gambaran adanya lesi pada beberapa lobus otak, dan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG) yang memberikan gambaran gelombang epileptik. [13]

Referensi

1. Mukherjee S, Sen S, Nakate P, Moitra S. Management of swine flu (H1N1 flu) outbreak and its treatment guidelines. Community Acquired Infection.2015;2(3):71-79.
2. Dandagi G, Byahatti S. An insight into the swine-influenza A (H1N1) virus infection in humans. Lung India. 2011; 28(1):1-6.
3. Dotis J, Roilides E. H1N1 Influenza A infection. Hippokratia.2009;13(3) :135-138.
6. Sukendra DM. Epidemiologi dan regulasi Virus (H1N1) pada babi dan penularannya ke manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2009; 5(1):17-26.
7. Centers for Disease Control and Prevention.Recommendations for Use of Antiviral Medications for the Management of Influenza in Children and Adolescent for the 2009-2010 Season. U.S Department of health & Human Services. 2010. Available from: https://www.cdc.gov/h1n1flu/recommendations_pediatric_supplement.htm
8. Bronze MS. H1N1 Influenza (Swine Flu). Medscape. 2019. Available from : https://emedicine.medscape.com/article/1807048-overview#showall
9. Centers for Disease Control and Prevention.Influenza (Flu). U.S Department of health & Human Services. 2017. Available from: https://www.cdc.gov/flu/about/viruses/types.htm
10. Riquelme R, Torres A, Rioseco ML, Ewig S, Cilloniz C, Riquelme M, et al. Influenza pneumonia: a comparison between seasonal influenza virus and the H1N1 pandemic. European Respiratory Journal. 2011; 3cdc: 106-111.
11. Matthay M, Zemans R, Zimmerman G, Arabi Y, Beitler J, Mercat A, et al. Acute Respiratory Distress Syndrome. Nat Rev Dis Primers. 2019;5(1): 18.
12. Meijer W, Linn F, Wensing A, Leavis H, Riel D, GeurtsvanKessel C, Wattjes M, et al. Acute influenza virus-associated encephalitis and encephalopathy in adults: a challenging diagnosis. JMM Case Reports. 2016; 3(6):1.
13. Kedia S, Strout B, Parsons J, Schreiner T, Curtis D, Bagdure D, et al. Pediatric Neurological Complications of 2009 Pandemic Influenza A (H1N1). Arch Neurol. 2011; 68(4): 455-462.

Epidemiologi Flu Babi
Penatalaksanaan Flu Babi

Artikel Terkait

  • Efikasi Konsumsi Zinc untuk Meringankan Gejala Common Cold
    Efikasi Konsumsi Zinc untuk Meringankan Gejala Common Cold
  • Pengaruh Musim pada COVID-19
    Pengaruh Musim pada COVID-19
  • Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
    Strain Baru Virus Swine Flu G4 Berpotensi Menjadi Pandemi
  • Oseltamivir Tidak Bermanfaat untuk Pasien Influenza - Artikel Terkini!
    Oseltamivir Tidak Bermanfaat untuk Pasien Influenza - Artikel Terkini!
  • Vaksin Influenza: Siapakah yang Memerlukan
    Vaksin Influenza: Siapakah yang Memerlukan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
Dibalas 13 Februari 2023, 10:35
Live Webinar Alomedika - Pengujian Kombo COVID-19 dan Influenza A/B untuk Diagnosa dan Terapi yang Cepat dan Akurat.Sabtu, 11 Februari 2023.
Oleh: dr. Intan Fajriani
7 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Pengujian Kombo COVID-19 dan Influenza A/B untuk Penentuan Diagnosa dan Terapi yang Cepat dan...
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2023, 06:46
Terapi inhalan untuk pasien anak dengan batuk pilek
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter izin bertanya, saya sering menemukan psien anak dengan bapil, ortu selalu meminta anak untuk d nebu untuk meengeluarkan dahak, karna mnurut ibu,...
Anonymous
Dibalas 31 Mei 2022, 10:59
Terapi alternatif untuk gol. pseudoephedrine dalam telemedisin
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodokter, izin bertanya. Untuk pasien dengan keluhan flu dan juga hidung tersumbat apakah boleh diberikan nasal spray double yang satu berisi Nacl yang satu...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.