Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gangguan Kepribadian Ganda annisa-meidina 2023-11-06T13:18:37+07:00 2023-11-06T13:18:37+07:00
Gangguan Kepribadian Ganda
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gangguan Kepribadian Ganda

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Diagnosis gangguan kepribadian ganda atau dissociative identity disorder ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis dalam DSM-5 melalui anamnesis riwayat gangguan secara mendetail dan berulang.[1,6]

Anamnesis

Penegakan diagnosis membutuhkan anamnesis dan observasi longitudinal dalam durasi lama dan mendetail. Riwayat gangguan sebaiknya didapatkan dari sumber yang multipel.[1,7]

Diskontinuitas kepribadian seringkali dirasakan oleh pasien atau orang lain sebagai perubahan cara berbicara dan berperilaku yang tidak bisa dikendalikan secara sadar oleh pasien. Hal ini sering disertai dengan:

  • Timbulnya halusinasi auditorik seperti suara anak, tangisan, atau suara makhluk halus
  • Emosi-emosi yang kuat
  • Impuls, pembicaraan, atau perilaku lain yang tidak bisa dikendalikan[1,3,4]

Perubahan mendadak dalam perilaku, penampilan, dan preferensi personal mungkin terjadi. Perubahan ini terjadi secara bolak-balik.[1,3,4]

Jeda dalam memori dan proses kognitif lain sering digambarkan sebagai amnesia disosiatif. Amnesia ini biasanya bermanifestasi sebagai:

  • Jeda dalam memori jangka panjang mengenai kejadian-kejadian personal dalam kehidupan seperti ingatan masa kecil atau remaja dan ingatan mengenai kejadian penting di masa lalu
  • Jeda dalam memori yang diandalkan atau dependable, seperti kejadian-kejadian hari ini dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan (misalnya dalam menggunakan komputer, membaca, atau menyetir)
  • Adanya bukti-bukti mengenai kejadian atau perilaku yang mereka lakukan namun mereka tidak ingat pernah melakukan, misalnya menemukan struk belanjaan dalam tas atau barang belanjaan di kulkas
  • Dissociative fugue, di mana pasien tiba-tiba berada di tempat atau lokasi tanpa mereka ketahui bagaimana mereka sampai ke tempat atau lokasi tersebut[3,4]

Kriteria Diagnosis DSM-5

Kriteria diagnosis gangguan kepribadian ganda berdasarkan DSM-5 adalah:

  1. Disrupsi identitas yang ditandai oleh timbulnya dua atau lebih kondisi kepribadian yang berbeda
  2. Terdapat jeda (gaps) dalam ingatan mengenai kejadian sehari-hari, informasi pribadi yang penting, dan/atau peristiwa traumatik, yang tidak bisa dijelaskan sebagai sekedar lupa
  3. Gejala-gejala yang dialami menimbulkan distress yang signifikan secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lainnya
  4. Gangguan yang timbul bukan merupakan bagian dari praktek budaya atau agama tertentu
  5. Gejala-gejala yang timbul bukan merupakan dampak fisiologis dari zat (misalnya intoksikasi alkohol) atau kondisi medis umum (misalnya kejang parsial kompleks)[3]

Pada beberapa kebudayaan, disrupsi identitas mungkin digambarkan sebagai pengalaman kerasukan atau kesurupan. Disrupsi identitas melibatkan diskontinuitas yang nyata dalam rasa diri (sense of self) dan rasa kemandirian (sense of agency).[3]

Disrupsi identitas ini disertai dengan perubahan afek, perilaku, kesadaran, memori, persepsi, kognisi, dan/atau fungsi sensori motor. Tanda dan gejala ini bisa dilaporkan sendiri oleh pasien atau dilihat oleh orang lain.[3]

Pemeriksaan Fisik

Tidak ada pemeriksaan fisik khusus untuk menegakkan diagnosis gangguan kepribadian ganda. Namun, jika dicurigai ada penyebab biologis yang mendasari perubahan perilaku yang sering terjadi mendadak, sebaiknya dilakukan pemeriksaan neurologis lengkap.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab neurologis sebagai dasar perubahan perilaku, khususnya gangguan kejang. Bila ada kecurigaan, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG) dan brain imaging.[1]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gangguan kepribadian ganda antara lain adalah gangguan disosiatif lainnya, gangguan bipolar, dan gangguan psikotik.[1,3]

Gangguan Disosiatif Lainnya

Perbedaan gangguan disosiatif lainnya dengan gangguan kepribadian ganda adalah tidak adanya diskontinuitas dalam kepribadian sebagaimana dalam gangguan kepribadian ganda. Gangguan disosiatif lain tidak bersifat kronik berulang sebagaimana gangguan kepribadian ganda.[3]

Episode Depresi Berat

Pasien dengan gangguan kepribadian ganda sering terlihat memenuhi kriteria diagnosis untuk episode depresi berat. Namun, bila dilakukan pemeriksaan mendalam, akan ditemukan bahwa mood depresi dan gangguan kognisi yang menyertai bersifat fluktuatif. Ini karena depresi tidak dialami oleh semua kepribadian yang ada.[3]

Gangguan Bipolar

Pasien dengan gangguan kepribadian ganda sering salah didiagnosis sebagai gangguan bipolar. Namun, perubahan mood pada gangguan kepribadian biasanya terjadi dengan cepat dalam hitungan menit sampai jam, tidak seperti pada gangguan bipolar yang terjadi secara lambat. Perubahan mood pada gangguan kepribadian ganda umumnya menyertai perubahan identitas kepribadian.[3]

Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)

Pasien dengan gangguan kepribadian ganda juga sering mengalami PTSD karena mempunyai dasar etiologi yang sama. Perlu dibedakan antara pasien yang mengalami PTSD saja atau keduanya.[1,3]

Faktor yang membedakan gejala disosiatif pada gangguan kepribadian ganda dari PTSD adalah amnesia yang dialami tidak terbatas pada peristiwa traumatik saja, tapi pada kejadian sehari-hari juga. Pada PTSD, amnesia hanya terkait dengan trauma.[1,3]

Flashback atau ingatan kembali yang dialami oleh pasien dengan gangguan kepribadian ganda umumnya akan diikuti amnesia mengenai isinya. Ini bersifat infrekuen dan hanya muncul bersama dengan identitas pribadi tertentu saja. Pada PTSD, tidak terjadi amnesia serupa.[1,3]

Gangguan Psikotik

Gejala-gejala gangguan kepribadian ganda seperti halusinasi, pengalaman disosiatif, dan kesurupan sering disalahartikan sebagai gejala gangguan psikotik seperti skizofrenia. Namun, pada gangguan psikotik tidak terjadi perubahan identitas dan pasien tidak mengalami episode amnesia.[1,3]

Gangguan Akibat Penyalahgunaan Zat

Gangguan ini bisa dibedakan dari gangguan kepribadian ganda bila gejala disosiatif berhubungan dengan konsumsi zat yang menjadi etiologinya.[3]

Gangguan Kepribadian Lainnya

Identitas-identitas kepribadian dalam gangguan kepribadian ganda sering mengalami gangguan kepribadian lainnya, khususnya gangguan kepribadian tipe ambang. Namun, pada pengamatan longitudinal biasanya akan ditemukan inkonsistensi gejala. Ini berbeda dengan gangguan kepribadian murni yang bersifat konsisten dan pervasif.[1,3]

Gangguan Konversi

Gangguan ini bisa dengan mudah dibedakan dari gejala disosiatif pada gangguan kepribadian ganda karena tidak ditemukan adanya diskontinuitas kepribadian.[3]

Gangguan Kejang

Gejala disosiatif juga sering menyertai gangguan kejang parsial kompleks. Namun, gejala ini bisa dibedakan dari tingkat disosiasi yang dialami dan berdasarkan pemeriksaan EEG. Tingkat disosiasi pada gangguan kejang umumnya ringan.[3]

Gangguan Factitious dan Malingering

Pasien dengan gangguan ini memalsukan gejala untuk mendapatkan manfaat tertentu. Mereka umumnya melebih-lebihkan gejala yang dialami dan seringkali berusaha mempublikasikan gejala yang dialami.[3]

Referensi

1. Jain A, Mitra P. Bipolar Affective Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558998/
3. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.) TR (Text revision). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2022.
4. Liu P. Dissociative Identity Disorder: Understanding of DID, Symptoms and Causes. IJPMBS 2022;11:26–9. http://www.ijpmbs.com/uploadfile/2021/1220/20211220104329893.pdf
6. Chen S. Analysis of Dissociative Identity Disorder Presented in Popular Movies and the Possible Impacts on Public Stereotypes. Sanya, China: 2022. https://www.atlantis-press.com/article/125968645
7. Chien WT, Fung HW. The Challenges in Diagnosis and Treatment of Dissociative Disorders. Alpha Psychiatry 2022;23(2):45-46. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36426292/

Epidemiologi Gangguan Kepribadia...
Penatalaksanaan Gangguan Kepriba...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 9 jam yang lalu
Tatalaksana yang tepat untuk kembung pada bayi usia 3 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter. Obat kembung pasa bayi usia 3 bulan apa yg aman dok? apakah cukup dengan pijat ILU dan gerakan mengayuh sepeda saja?
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 8 jam yang lalu
Ayo Cukupkan SKP Anda Sekarang!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
4 Balasan
Kepada sejawat dokter pengguna Alomedika,Sudahkah Anda mencukupkan SKP (Satuan Kredit Profesi) untuk perpanjang SIP?Yuk, maksimalkan kesempatan ini...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas kemarin, 10:22
ALOPALOOZA - Alomedika Point Bonanza Bidang Trauma (21-27 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter! Sudah minggu ketiga, tapi masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Rugi banget! Jangan kelewatan lagi, dan segera ikuti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.