Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tobacco Use Disorder general_alomedika 2025-02-14T10:48:30+07:00 2025-02-14T10:48:30+07:00
Tobacco Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tobacco Use Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tobacco use disorder bertujuan untuk membuat pasien berhenti merokok. Hal ini bisa dilakukan dengan kombinasi farmakoterapi dan konseling. Keberhasilan tata laksana untuk membuat pasien berhenti merokok sangat berhubungan dengan manajemen gejala-gejala putus zat pada pasien. Penanganan gejala putus zat yang baik akan membantu pasien melewati fase tersulit dalam terapi berhenti merokok.[1,11]

Konseling

Pada pasien dengan tobacco use disorder, sebaiknya dilakukan konseling dengan pendekatan 5A untuk berhenti merokok.

  1. Ask, tanyakan mengenai perilaku merokok yang dimiliki pasien (durasi, frekuensi, pola penggunaan, dampak negatif yang dialami)

  2. Assess, lakukan penilaian keinginan pasien untuk berhenti merokok

  3. Advice, berikan saran-saran pada pasien untuk berhenti merokok. Saran diberikan dengan argumen yang kuat dan bersifat individual untuk setiap pasien, sesuaikan dengan kondisi fisik dan mental pasien.

  4. Assist, berikan informasi mengenai cara-cara berhenti merokok, rujuk bila diperlukan, dan jenis-jenis pengobatan yang tersedia.

  5. Arrange follow up, atur waktu follow up untuk terus memberikan dukungan pada pasien untuk berhenti merokok. Bahkan ketika pasien sudah berhasil berhenti merokok, follow up  tetap diperlukan untuk mencegah relaps.[1,13]

Medikamentosa

Beberapa modalitas farmakoterapi direkomendasikan sebagai terapi untuk membantu pasien berhenti merokok.

Nicotine Replacement Therapy

Terapi ini dilakukan dengan cara mengganti metode konsumsi nikotin dari rokok menjadi metode lain, misalnya patch transdermal atau permen. Penelitian menunjukkan bahwa nicotine replacement therapy efektif digunakan sebagai modalitas tunggal atau dalam kombinasi dengan terapi perilaku.[1,7]

Bupropion dan Nortriptilin

Bupropion adalah antidepresan yang efektif digunakan untuk membantu pasien berhenti merokok, baik sebagai modalitas tunggal atau dikombinasikan dengan nicotine replacement therapy. Dosis inisialnya adalah 150 mg/24 jam selama 3 hari pertama, kemudian dinaikkan menjadi 150 mg/12 jam selama 8-10 minggu. Tingkat ketidakpatuhan pada terapi dengan bupropion lebih tinggi dibandingkan nicotine replacement therapy karena banyaknya efek samping.[1,12]

Nortriptilin adalah antidepresan yang dilaporkan efektif dalam membantu pasien berhenti merokok dan merupakan terapi lini kedua. Fakta bahwa buproprion dan nortriptilin bisa digunakan untuk terapi berhenti merokok, menunjukkan adanya peran neurotransmisi dopaminergik dan adrenergik dalam terapi berhenti merokok. Nortriptilin mempunyai efek samping antikolinergik yang berupa xerostomia, konstipasi, pandangan kabur, retensi urine, dan gangguan kognitif.[1]

Clonidine

Clonidine merupakan terapi lini kedua untuk berhenti merokok. Clonidine bisa mengurangi craving (keinginan yang kuat untuk kembali menggunakan zat) untuk rokok. Obat ini bisa diberikan secara transdermal atau oral, namun harus berhati-hati dalam pemberian karena efek samping hipotensi, bradikardia, depresi sistem saraf pusat, depresi napas, dan xerostomia.[1]

Varenicline dan Cytisine

Varenicline adalah agonis parsial reseptor nikotinik asetilkolin yang disetujui untuk digunakan dalam terapi berhenti merokok. Dosis obat ini dinaikkan pelan-pelan sampai 1 mg/12 jam dan dipertahankan selama 11 minggu. Obat ini dilaporkan lebih efektif dibandingkan nicotine replacement therapy.[1,7,13]

Cytisine adalah senyawa alkaloid alami yang bekerja dengan mekanisme yang sama dengan varenicline. Dosis inisial adalah 1,5 mg per 2 jam sampai maksimal 6 dosis per hari. Selama terapi, pasien harus menurunkan jumlah konsumsi nikotin. Bila respon terapi baik, terapi diteruskan dengan 5 dosis per hari sampai hari 4-12. Bila tidak didapatkan respon yang adekuat, maka sebaiknya terapi dihentikan dan diulang dari awal setelah 2-3 bulan.[13]

Rimonabant

Rimonabant adalah antagonis reseptor kanabinoid yang efektif digunakan untuk membantu pasien berhenti merokok. Obat ini bisa membantu meningkatkan efek nikotin, meskipun konsumsinya dikurangi.[7]

Rokok Elektrik

Rokok elektrik telah digunakan sebagai alat untuk membantu berhenti merokok pada fase transisi, namun sayangnya penelitian menunjukkan bahwa metode ini bisa memicu penyalahgunaan produk-produk tembakau pada pasien dengan usia muda. Penelitian lebih lanjut juga masih diperlukan sebagai perbandingan efikasi rokok elektrik dan obat atau terapi pengganti nikotin lainnya.[1]

Intervensi Perilaku

Intervensi perilaku dengan program berhenti merokok diawali dari pembentukan motivasi individual untuk berhenti. Sesi konseling singkat mengenai akibat rokok, cara, dan manfaat berhenti merokok secara rutin bisa meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti.

Intervensi perilaku bisa dilakukan dalam sesi individual atau dalam bentuk terapi kelompok. Ada beberapa jenis intervensi perilaku yang bisa dilakukan untuk berhenti merokok :

  • Membantu pasien mendapatkan keterampilan problem solving. Misalnya, menghindari situasi dimana dirinya atau orang lain biasanya merokok, lalu mengidentifikasi pemicu perilaku merokok dan menghindarinya
  • Stress management, karena umumnya perilaku merokok memberat ketika terdapat stressor

  • Membantu memberikan dukungan sosial untuk berhenti merokok
  • Membantu perokok untuk mendapatkan dukungan untuk berhenti merokok dari luar lingkungan terapi[17,18]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan beberapa tahap berikut untuk pasien yang berusaha berhenti merokok :

  • Pasien menyampaikan kepada orang lain mengenai keputusannya untuk berhenti merokok
  • Tetapkan target waktu, misalnya 2-3 minggu
  • Mulai dengan cara yang mudah. Misalnya, sarankan pasien untuk mencatat dalam kondisi apa ia lebih sering merokok (bosan, cemas, kesepian, sedang menonton, bermain kartu, atau jika minum kopi). Beri nilai 0 sampai 5, dengan kriteria 0 adalah merokok sangat banyak seperti kereta api dan 5 hanya jika diperlukan. Kemudian, minta pasien mengenali saat dimana ia merokok seperti kereta api dan buatlah upaya untuk berhenti merokok secara bertahap
  • Hindari kebiasaan yang sering meningkatkan keinginan merokok, misalnya konsumsi kopi dan alkohol atau menghadiri acara malam. Jika pasien merasa godaan sangat besar, cobalah mengonsumsi produk susu, buah-buahan, dan sayuran lebih banyak karena studi menyebutkan bahwa makanan tersebut akan memberikan cita rasa yang kurang enak saat merokok[19]

Referensi

1. Bassil NK, Ohanian MLK, Bou Saba TG. Nicotine Use Disorder in Older Adults. Clinics in Geriatric Medicine 2022;38:119–31.
7. Widysanto A, Combest FE, Dhakal A, Saadabadi A. Nicotine Addiction. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
11. Fahrizal Y, Risdiana N, Rustyawati F. The Correlation between Nicotine Dependence Level and Anxiety in Indonesian Adolescent Smokers. Open Access Maced J Med Sci 2021;9:177–81. https://oamjms.eu/index.php/mjms/article/view/5862
12. Barua RS, Rigotti NA, Benowitz NL, Cummings KM, Jazayeri MA, Morris PB, et al. 2018 ACC Expert Consensus Decision Pathway on Tobacco Cessation Treatment. Journal of the American College of Cardiology 2018;72:3332–65.
13. Giulietti F, Filipponi A, Rosettani G, Giordano P, Iacoacci C, Spannella F, et al. Pharmacological Approach to Smoking Cessation: An Updated Review for Daily Clinical Practice. High Blood Press Cardiovasc Prev 2020;27:349–62.
17. Verbiest M, Brakema E, van der Kleij R, Sheals K, Allistone G, Williams S, McEwen A, Chavannes N. National guidelines for smoking cessation in primary care: a literature review and evidence analysis. NPJ Prim Care Respir Med. 2017 Jan 20;27(1):2. doi: 10.1038/s41533-016-0004-8. PMID: 28108747; PMCID: PMC5434788.
18. Patnode CD, Henderson JT, Melnikow J, et al. Interventions for Tobacco Cessation in Adults, Including Pregnant Women: An Evidence Update for the U.S. Preventive Services Task Force. Rockville (MD): Agency for Healthcare Research and Quality (US); 2021 Jan. (Evidence Synthesis, No. 196.) Chapter 1, Introduction. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567070/
19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Berhenti Merokok- Pasti bisa. 2017. http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-17042500006&id=berhenti-merokok-%E2%80%93-pasti-bisa-%E2%80%93.html

Diagnosis Tobacco Use Disorder
Prognosis Tobacco Use Disorder

Artikel Terkait

  • Peran Dokter dalam Membantu Pasien Berhenti Merokok
    Peran Dokter dalam Membantu Pasien Berhenti Merokok
  • Upaya Menghentikan Kebiasaan Merokok pada Perokok Remaja
    Upaya Menghentikan Kebiasaan Merokok pada Perokok Remaja
  • Bahaya Merokok pada Wanita Usia Produktif, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui
    Bahaya Merokok pada Wanita Usia Produktif, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui
  • Upaya Menurunkan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular
    Upaya Menurunkan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular
  • Pedoman Tata Laksana Berhenti Merokok 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Tata Laksana Berhenti Merokok 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 31 Mei 2022, 10:49
Perokok banyak yang berpindah ke vape - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
Alo dr. Irwan SpKJ, mengapa perokok skrg banyak yg berpindah ke vape? Mengapa tidak bisa total berhenti dari adiksi merokoknya?
Anonymous
Dibalas 09 Maret 2022, 16:07
Obat untuk berhenti merokok - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Khairuddin Sp. P izin bertanya, apakah ada obat yang dapat diresepkan untuk pasien agar lebih mudah berhenti merokok? Misalnya bupoprion,...
dr. Livia Kurniati Saputra
Dibalas 21 Februari 2022, 15:37
Artikel SKP Alomedika - Merokok Mempercepat Menopause
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
Menopause merupakan proses fisiologi yang terjadi pada wanita. Namun, gaya hidup, seperti merokok, dapat menyebabkan terjadinya menopause yang lebih cepat....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.