Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Atelektasis general_alomedika 2024-02-15T14:37:51+07:00 2024-02-15T14:37:51+07:00
Atelektasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Atelektasis

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Diagnosis atelektasis bisa ditegakkan dari gejala dispnea, hipoksia dan batuk berdahak, gambaran seperti fisura interlobar, peningkatan opasitas dan penarikan trakea ke sisi ipsilateral dapat membantu diagnosis. Gold standard diagnosis untuk atelektasis adalah CT scan thorax. Di samping itu, atelektasis dapat muncul asimtomatik adanya faktor risiko.[6]

Anamnesis

Atelektasis bisa asimptomatik dan ditemukan tanpa sengaja melalui pemeriksaan rontgen thorax. Akan tetapi, ada juga pasien yang menunjukkan gejala sesak, hipoksia, dan batuk berdahak. Faktor risiko yang dimiliki pasien perlu digali, seperti adanya penyakit paru, obesitas, kehamilan, riwayat anestesi umum dalam waktu dekat, ataupun riwayat pembedahan thorax dan abdomen.[2,6,7]

Beratnya gejala klinis ditentukan oleh kecepatan terjadinya oklusi bronkus, luasnya area paru yang terkena, dan adanya infeksi penyerta. Oklusi bronkus yang berlangsung mendadak dengan area atelektasis yang luas dapat menyebabkan nyeri dada non–kardiogenik di sisi yang terkena dan dyspnea mendadak.[2]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik atelektasis dapat ditemukan takipnea. Pemeriksaan saturasi oksigen dapat membantu menilai keparahan atelektasis dan disfungsi paru. Dapat dijumpai sianosis, hipotensi, takikardia, hingga gejala syok pada kasus yang lebih berat.[2,7]

Pada inspeksi, dapat dijumpai kurangnya ekspansi dinding dada saat inspirasi di sisi paru yang terkena. Auskultasi paru dapat menunjukkan suara napas yang menurun atau menghilang dan crackles, sedangkan pada perkusi dapat ditemukan dullness di area lobus yang terkena.[2,5–7]

Diagnosis Banding

Beberapa kondisi dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan atelektasis, seperti pneumothorax dan efusi pleura.

Pneumothorax

Pneumothorax adalah adanya udara di rongga pleura, sehingga mengganggu oksigenasi dan ventilasi. Pneumothorax dapat menekan paru ipsilateral, sehingga menyebabkan pergeseran mediastinum dan mengganggu keseimbangan hemodinamik.[8]

Pasien dengan pneumothorax dapat mengeluhkan gejala menyerupai atelektasis, seperti sesak dan nyeri dada. Akan tetapi, pada pemeriksaan fisik ditemukan hipersonor pada sisi paru yang terkena, serta jantung dan mediastinum terdorong ke sisi kontralateral. Rontgen thorax dapat membantu menegakkan diagnosis.[2]

Efusi Pleura

Efusi pleura adalah kondisi terkumpulnya cairan di rongga pleura. Efusi pleura dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, mulai dari kelainan kardiopulmonal, inflamasi sistemik, hingga keganasan.[9]

Efusi pleura masif dapat menyebabkan gejala menyerupai atelektasis seperti dyspnea, sianosis, dan kelemahan. Pemeriksaan fisik paru menunjukkan dullness pada perkusi dan suara napas yang menghilang di sisi paru yang terkena. Akan tetapi, pada efusi pleura masif, jantung dan mediastinum terdorong ke sisi kontralateral, yang membedakannya dengan atelektasis. Rontgen thorax dapat membantu menegakkan diagnosis.[2,9]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis atelektasis dapat ditegakkan dengan bantuan berbagai modalitas pencitraan, termasuk di dalamnya rontgen thorax, CT scan thorax, dan USG dada. Pemeriksaan CT scan thorax sampai saat ini masih menjadi gold standard diagnosis untuk atelektasis.

CT Scan Thorax

Pemeriksaan CT scan thorax merupakan baku emas untuk menilai atelektasis perioperatif. Pada hasil CT scan thorax umumnya menunjukkan peningkatan densitas dan berkurangnya volume pada sisi paru yang terkena.[6,7,10]

Rontgen Thorax

Umumnya atelektasis dapat terlihat di rontgen thorax jika ukurannya signifikan. Rontgen thorax akan menunjukkan garis horizontal atau platelike di area paru yang mengalami atelektasis, hilangnya volume paru serta pergeseran fisura lobus, mediastinum, atau diafragma ke arah unit paru yang terkena (ipsilateral). Jaringan paru yang terkena umumnya tampak lebih opak.[6,7]

Ultrasonografi

Meskipun baku emas pemeriksaan atelektasis perioperatif adalah CT scan, ultrasonografi (USG) lebih mudah dilakukan pada pasien perioperatif. Pemeriksaan USG memungkinkan untuk memeriksa kondisi paru–paru pasien beberapa kali di dalam ruang operasi, bahkan selama pembedahan berlangsung. Hasil pemeriksaan bisa menunjukkan air bronchogram dan konsolidasi.[7,10]

Bronkoskopi Fiberoptic

Bronkoskopi digunakan untuk menentukan letak kompresi pada atelektasis kompresi. Pada atelektasis obstruksi, bronkoskopi bisa digunakan untuk menentukan penyebab obstruksi, sekaligus mengambil benda asing yang menyebabkan obstruksi.[6,7]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk menentukan etiologi atelektasis, misalnya dengan melakukan analisis sputum pada pasien yang dicurigai tuberkulosis paru. Analisis gas darah (AGD) juga bisa dilakukan untuk menentukan status oksigenasi, serta akan menunjukkan hipoksemia dan alkalosis respiratorik.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

2. Madappa T, Atelectasis. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/296468-overview#a5
5. J. J. Marini, Acute Lobar Atelectasis, Chest, 2019; 155(5):1049-1058. Doi: 10.1016/j.chest.2018.11.014
6. Grott K, Chauhan S, Dunlap JD. Atelectasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545316/
7. A. E. O’Donnell, Bronchiectasis, Atelectasis, Cysts, and Localized Lung Disorders, in: Goldman’s Cecil Medicine, 24th ed, 2012. https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/atelectasis
8. McKnight CL, Burns B. Pneumothorax. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441885/
9. Krishna R, Rudrappa M. Pleural Effusion. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448189/
10. A. Monastesse, F. Girard, N. Massicotte, et al., Lung Ultrasonography for the Assessment of Perioperative Atelectasis: A Pilot Feasibility Study, Anesth Analg, 2017;124(2):494-504. doi: 10.1213/ANE.0000000000001603

Epidemiologi Atelektasis
Penatalaksanaan Atelektasis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 3 jam yang lalu
Antibiotik selulitis sudah 10 hari namun belum sembuh pada pasien DM, perlukah dilanjutkan?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, ingin mendiskusikan pasien saya, lansia dengan keluhan luka di tungkai bawah kananLuka awalnya tanggal 18 karena jatuh, kemudian tgl 24 mengeluh...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Diagnosis yang tepat untuk lemah separuh badan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya dapat pasien masuk IGD datang dengan keluhan anggota gerak sisi kanan tidak bisa digerakkan tiba2 sejak 1 hari SMRS. awalnya pasien...
Anonymous
Dibalas 14 jam yang lalu
Bisakah menegakkan pneumonia pada bayi <1 tahun tanpa demam dan batuk?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya dokter klinik, memiliki pasien bayi 21 hari dengan RR 61x/menit dan tarikan dinding dada. Riwayat sedang pilek. Demam, batuk disangkal oleh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.