Dalam jangka panjang, hal ini akan mengubah struktur kraniofasial dan terbentuknya mucocele. Proses ini akan menyebabkan kompresi dari struktur orbital, sehingga menyebabkan terjadinya proptosis, hipertelorisme, dan diplopia. Selain itu, walaupun sangat jarang, polip yang besar dapat menyebabkan kompresi ekstrinsik pada saraf optik, sehingga mengurangi ketajaman visual.

Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah selulitis periorbital, osteomyelitis, abses kelenjar lakrimal, dan perforasi septum nasi.

Tindakan pembedahan dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan, kebocoran cairan serebrospinal, tension pneumocephalus, encephalocele, abses otak, meningitis, perdarahan intrakranial, sinekia, hiposmia, anosmia, dan osteitis.[1-4]

Prognosis

Prognosis dari polip nasal dipengaruhi oleh penyakit penyerta, serta kepatuhan dalam berobat. Meskipun polip nasal memiliki risiko rekurensi yang tinggi, namun tidak ada kasus mengenai transformasi polip nasal menjadi suatu keganasan.[2,21]

Polip nasal dapat meningkatkan morbiditas karena menurunkan kualitas hidup penderita akibat gejala yang diderita. Polip nasal dapat menyebabkan obstruksi pernapasan, anosmia, dan gangguan tidur.

Selain itu, rekurensi polip cukup sering ditemui, walaupun pasien sudah menerima terapi medikamentosa ataupun pembedahan. Ini terutama terjadi pada pasien dengan asma, sinusitis kronis. Adanya kadar eosinofil awal yang tinggi dan tingkat kepatuhan pengobatan yang buruk juga meningkatkan risiko rekurensi.[1-4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Karina Sutanto