Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan E-Prescription Tonsilitis annisa-meidina 2023-11-09T13:47:35+07:00 2023-11-09T13:47:35+07:00
Tonsilitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Panduan E-Prescription Tonsilitis

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk tonsillitis ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tonsilitis atau inflamasi pada tonsil merupakan penyakit yang sering terjadi, yaitu ditemukan pada sekitar 1,3% kunjungan rawat jalan. Tonsilitis akut merupakan diagnosa klinis. Tonsilitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, yang seringkali sulit dibedakan. Penggunaan antibiotik sebaiknya dipertimbangkan secara bijak untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik.[1,2]

Tanda dan Gejala

Gejala tonsilitis yang paling sering adalah demam, eksudat tonsil, nyeri tenggorokan, dan limfadenopati leher. Selain itu, pasien juga dapat mengeluhkan odynofagi dan disfagi, yang terjadi secara sekunder karena pembengkakan tonsil.[1]

Dokter harus menggali riwayat penyakit tonsilitis sebelumnya, serta riwayat vaksinasi. Bila memungkinkan dan kooperatif saat konsultasi online, pasien dapat diminta untuk mengambil gambar area oral yang dapat menunjukkan kondisi tonsil.

Peringatan

Saat konsultasi online, tonsil sulit untuk tervisualisasi sehingga pemeriksaan fisik menjadi terbatas. Apabila pasien tidak memiliki hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat mengindikasikan infeksi bakteri, sebaiknya antibiotik tidak diberikan untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik.[1]

Red flags keluhan nyeri tenggorokan di antaranya abses leher dalam, epiglottitis, dan difteri. Pasien yang mengeluh trismus dan/atau menetas (drooling) saliva juga termasuk tanda bahaya.[3]

Indikasi Rujukan ke Spesialis

Pasien-pasien yang perlu dirujuk ke dokter spesialis THT adalah anak dengan faringotonsilitis berulang dengan beberapa episode yang menyebabkan kinerja sekolah buruk, obstructive sleep disordered breathing (OSDB), atau obstructive sleep apnea (OSA). Rujukan juga perlu dipertimbangkan pada pasien anak dengan kondisi khusus, yaitu alergi/intoleransi antibiotik multipel, periodic fever, aphthous stomatitis, faringitis dan adenitis yang rekuren, atau riwayat abses peritonsilar berulang.

Tonsilitis yang berulang mungkin membutuhkan tindakan tonsilektomi, tetapi pastikan tonsilektomi dilakukan sesuai kebutuhan pasien.[4]

Medikamentosa

Umumnya, tonsilitis adalah self limiting disease, karena tonsilitis sering disebabkan oleh infeksi virus. Prinsip terapi tonsilitis adalah menjaga patensi jalan napas, menjaga hidrasi dan asupan nutrisi yang adekuat, serta mengontrol rasa nyeri dan demam.[1]

Hidrasi dan Asupan Nutrisi

Pastikan pasien memiliki asupan cairan dan nutrisi yang adekuat. Jika ada tanda dehidrasi berat, terutama bayi/anak, segera rujuk pasien ke rumah sakit. Tanda bayi/anak dehidrasi berat antara lain:

  • Anak sulit dibangunkan dari tidur
  • Anak tidak kuat menyusu atau minum air apa pun
  • Warna urine anak lebih gelap, atau anak tidak buang air kemih >6 jam
  • Anak tampak sesak napas hingga penurunan kesadaran[5]

Analgesik dan Antipiretik

Analgesik dan antipiretik yang dapat dipilih yaitu:

  • Paracetamol: dosis dewasa 1.000 mg/pemberian atau dosis anak 15 mg/kgBB/pemberian, yang dapat diberikan 3‒4 kali/hari

  • Ibuprofen: dosis dewasa 400 mg/pemberian atau dosis anak 10 mg/kgBB/pemberian, diberikan 3−4 kali/hari

  • Diklofenak: dosis dewasa 50 mg diberikan 3 kali/hari, di mana obat ini tidak direkomendasikan untuk pasien anak [6-8]

Selain obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) di atas, keluhan nyeri tenggorokan dapat diberikan kortikosteroid. Pilihan kortikosteroid adalah dexamethasone, yang diberikan dengan dosis dewasa 10 mg, atau dosis anak 0,6 mg/kgBB dengan dosis maksimum 10 mg. Umumnya, dexamethasone diberikan sebagai dosis tunggal.[1,9]

Antibiotik

Antibiotik dapat diberikan jika pasien berisiko mengalami infeksi bakteri, misalnya terdapat eksudat tonsilar, leukositosis, atau kontak dengan orang yang mengalami infeksi group A beta-hemolytic streptococcus (GABHS).[1]

Lini pertama pilihan antibiotik adalah golongan penisilin, seperti amoxicillin. Dosis amoxicillin adalah:

  • Dewasa: 3 kali 500 mg
  • Anak: 20 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
  • Diberikan selama 10 hari[1,10]

Pilihan antibiotik lainnya adalah golongan sefalosporin atau makrolida berikut:

Cefixime:

  • Dewasa: 400 mg/hari, diberikan sebagai dosis tunggal atau dibagi dalam 2 pemberian
  • Anak: 8 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 1–2 dosis per hari
  • Anak dengan berat badan >50 kg atau usia >12 tahun mendapat dosis dewasa
  • Diberikan selama 10 hari[11]

Cefadroxil:

  • Dewasa: 1 g/hari sebagai dosis tunggal atau 2 dosis terbagi
  • Anak: 30 mg/kgBB/hari diberikan sebagai dosis tunggal atau 2 dosis terbagi, dosis maksimal 100 mg/kgBB/hari
  • Diberikan selama 10 hari[12]

Clindamycin:

  • Dewasa: 150 mg diberikan 4 kali/hari
  • Anak: 20 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis, dosis maksimal 1,800 mg/hari
  • Diberikan selama 10 hari[13]

Umumnya, perbaikan klinis terjadi dalam 3-4 hari penggunaan antibiotik. Apabila tidak terjadi perbaikan, perlu dipikirkan diagnosis banding lainnya atau terjadinya komplikasi supuratif.[1]

Pilihan Terapi pada Kehamilan dan Ibu Menyusui

Obat analgesik dan antipiretik yang dapat diberikan pada ibu hamil dan menyusui adalah paracetamol, karena termasuk dalam kategori B oleh FDA. Sementara itu, ibuprofen dan OAINS lain termasuk dalam kategori C, dan tidak dianjurkan untuk usia kehamilan >20 minggu.[6,7]

Pilihan antibiotik pada ibu hamil adalah amoxicillin, di mana berdasarak FDA masuk kategori B dan TGA kategori A. Obat ini diekskresikan pada ASI dalam jumlah kecil.[10]

Referensi

1. Anderson J, Paterek E. Tonsillitis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544342/
2. Madaminov M, Shernazarov F. Acute tonsillitis (angina) causes, complications, diagnosis, treatment, prevention. Science and innovation. 2022;1(D8):771-9.
3. National Institute for Health and Care Excellence (NICE). Sore Throat (Acute): Antimicrobial Prescribing. NICE Guideline. 2018.
4. Mitchell RB, Archer SM, et al. Clinical Practice Guideline: Tonsillectomy in Children (Update). Otolaryngol Head Neck Surg. 2019 Feb;160(1_suppl):S1-S42. doi: 10.1177/0194599818801757. PMID: 30798778.
5. Gould J. Fever in the Infant and Toddler: Practice Essentials, Neonates, Young Infants. 2021 Oct 17. https://emedicine.medscape.com/article/1834870-overview#a7
6. MIMS. Paracetamol. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/paracetamol?mtype=generic
7. MIMS. Ibuprofen. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ibuprofen?mtype=generic
8. MIMS. Diclofenac. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diclofenac?mtype=generic
9. Aertgeerts B, Agoritsas T, Siemieniuk RAC, et al. Corticosteroid for sore throat: a clinical practice guideline. BMJ. 2017;358:j4090. doi: 10.1136/bmj.j4090
10. MIMS. Amoxicillin. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amoxicillin?mtype=generic
11. MIMS. Cefixime. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cefixime?mtype=generic
12. MIMS. Cefadroxil. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cefadroxil?mtype=generic
13. MIMS. Clindamycin. 2023.https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clindamycin?mtype=generic

Edukasi dan Promosi Kesehatan To...

Artikel Terkait

  • Nyeri Tenggorokan pada Anak - Penyebab dan Tata Laksananya
    Nyeri Tenggorokan pada Anak - Penyebab dan Tata Laksananya
  • Indikasi Tonsilektomi pada Anak
    Indikasi Tonsilektomi pada Anak
  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
  • Azithromycin untuk Terapi Tonsilofaringitis Bakterial Akut
    Azithromycin untuk Terapi Tonsilofaringitis Bakterial Akut
  • Manfaat Povidone Iodine untuk Sakit Tenggorokan
    Manfaat Povidone Iodine untuk Sakit Tenggorokan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2025, 09:03
Cefixim untuk tonsilitis akut pada anak
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Mohon izin menanyakan. Apakah cefixim sirup bisa digunakan sebagai pilihan antibiotik pada tonsilitis akut pada anak?Karena seperti yg kita...
Anonymous
Dibalas 20 Januari 2025, 01:12
Tonsilitis dengan bercak putih pada area tenggorokan apakah diberikan antibiotik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin dokter, pasien laki2 29thn dengan nyeri menelan 1 minggu. terdapat bercak putih pada area tenggorokan. pasien aktif merokok. Apakah sudah harus...
Anonymous
Dibalas 04 Desember 2024, 20:25
Benjolan rongga mulut sejak 2 bulan lalu yang tidak membaik walaupun sudah berobat
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Mau bertanya apakah ini granuloma yang di akibatkan oleh lpr? ini di alami pasien sejak 2 bulan yang lalu, telah berobat 3 kali dengan obat yang berbeda...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.