Teknik Blok Saraf Femoralis
Teknik blok saraf femoralis atau femoral nerve block dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi atau dengan stimulasi saraf. Pemilihan teknik akan tergantung pada tipe cedera, jenis prosedur ataupun lokasi dilakukannya prosedur medis, durasi tindakan, dan pengalaman operator.[3,8,12]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah blok saraf femoralis yang akan dilakukan dan meminta informed consent. Berikan juga informasi pada pasien mengenai risiko tindakan, seperti nyeri saat injeksi berlangsung, risiko reaksi alergi, hematoma, maupun perdarahan pada lokasi penyuntikan.[3,8,14,15]
Untuk meminimalkan risiko tindakan, dokter harus mengevaluasi riwayat kesehatan pasien melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium jika perlu. Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap dan profil koagulasi darah. Perhatian khusus harus diberikan tentang riwayat alergi, komorbiditas, dan tingkat kecemasan pasien. Berikan pemahaman pada pasien untuk tetap berlaku kooperatif selama prosedur, terutama saat proses injeksi.[3,7,8,14,15]
Sebelum memulai, evaluasi kembali keadaan umum pasien, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, dan oksimetri), gambaran EKG, serta pola respirasi pasien. Pemasangan akses intravena harus dipastikan berjalan dengan baik. Pertimbangkan sedasi ringan pada pasien. Sedasi berlebihan bisa menyebabkan pasien tidak kooperatif.[3,7,8,14,15]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan dalam prosedur blok saraf femoralis meliputi:
- Sarung tangan steril, duk lubang steril, kassa steril, dan kassa pembalut
- Disinfektan kulit seperti alcohol pads, chlorhexidine 2%, atau povidone-iodine
- Syringe 10-20 ml dengan jarum ukuran 22 G untuk injeksi
- Agen anestesi lokal pilihan
- Peralatan USG yang terdiri dari mesin USG, monitor, keyboard, dan probe atau transduser dengan linear transducer 5-15 MHz serta gel
- Peralatan untuk stimulasi saraf termasuk elektroda dan pads[3,7,8,12]
Selain peralatan untuk blok saraf femoralis, alat dan obat-obatan untuk anestesi umum juga perlu dipersiapkan karena anestesi umum mungkin diperlukan jika blok gagal. Alat monitoring pasien dengan 5 parameter juga perlu disediakan.[3,7,8,12]
Trolley emergensi yang terdiri dari stetoskop, peralatan jalan napas, nasopharyngeal dan oropharyngeal airways, endotracheal tubes, laryngoscope, Magill forceps, suction, dan peralatan intravena juga perlu disiapkan. Selain itu, trolley harus mencakup obat emergensi, seperti antiaritmia, vasopresor, dan opiate treatment index.[3,7,8,12]
Pemilihan Agen Anestesi Lokal pada Blok Saraf Femoralis
Agen anestesi lokal dapat dibedakan menjadi dua kelas utama, yaitu ester dan amino amida. Kelas amino amida merupakan agen pilihan pada blok saraf femoralis. Contoh amino amida adalah lidocaine, bupivacaine, levobupivacaine, dan ropivacaine.[4,9,11]
Pilihan anestesi lokal tergantung pada efek yang diinginkan praktisi atau operator, serta keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, dan riwayat penyakit pasien). Tabel di bawah mendeskripsikan variasi anestesi lokal untuk blok saraf perifer (termasuk blok saraf femoralis), dengan onset, durasi, dan dosis maksimal masing-masing.[4,9]
Tabel 1. Contoh Agen Anestesi Lokal untuk Blok Saraf Perifer
Agen anestesi lokal | Onset (menit) | Durasi efek analgesia (jam) | Dosis maksimal (mg/kg) |
Lidocaine 2% (+epinefrin) | 10–20 | 3–8 | 4,5 |
Mepivacaine 1,5% (+HCO3) | 10–20 | 3–5 | 4,5 |
Ropivacaine 0,5% | 15–30 | 5–12 | 3 |
Bupivacaine 0,5% (+epinefrin) | 15–30 | 6–30 | 3 |
Sumber: dr. Eva Naomi, 2024.
Anestesi lokal dapat diberikan dengan penambahan adjuvant seperti epinefrin dengan konsentrasi 1:100.000 atau 1:200.000. Tujuannya adalah untuk memperpanjang durasi anestesi atau meningkatkan dosis maksimal dan membantu hemostasis.[9,11,13]
Untuk blok saraf femoralis, agen anestesi lokal dapat diberikan sebagai single shot femoralis blockade (injeksi tunggal) dengan efek analgesik yang berlangsung selama 12–24 jam. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek residu bahkan bisa bertahan hingga 48 jam.[4,7]
Selain itu, agen anestesi lokal juga dapat diberikan dengan cara infus berkelanjutan (continuous infusion femoral nerve block atau CFNB) melalui indwelling catheter, yang dapat digunakan bersamaan dengan bentuk blokade saraf lainnya.[4,7]
Posisi Pasien
Saat persiapan maupun saat prosedur blok saraf femoralis berlangsung, pasien dapat diposisikan dalam posisi supine atau terlentang dengan kaki sedikit diabduksi untuk memudahkan operator dalam memberikan landmark atau penandaan untuk insersi jarum pada blokade saraf femoralis.[3,7,8]
Prosedural
Secara umum, prosedur diawali dengan penilaian anatomi dan pemilihan teknik blokade saraf femoralis baik dengan bantuan ultrasonografi maupun bantuan stimulasi saraf. Siapkan peralatan yang dibutuhkan, disinfeksi kulit pasien, serta lakukan pemasangan monitor untuk observasi tanda vital pasien.[3,7,8]
Blok Saraf Femoralis dengan Bantuan Ultrasonografi
Blok saraf femoralis dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi untuk mengetahui secara pasti lokasi dari saraf femoralis, yang dilakukan dengan cara:
- Pasang monitor standar 5 parameter pada pasien dan observasi tanda vital
- Pasang jalur intravena dengan kateter vena no. 18
- Pasien diposisikan dalam posisi supine dengan kaki yang sedikit abduksi
- Identifikasi landmark titik lokasi tempat insersi jarum yaitu pada lipat paha lateral sebelah arteri femoralis, di mana teraba pulsasi arteri femoralis
- Cuci tangan sesuai protokol, kemudian kenakan sarung tangan steril
- Lakukan disinfeksi kulit pada regio yang akan diinsersi jarum, biarkan mengering, lalu bersihkan dengan kassa steril
- Tutup regio yang akan diiinsersi jarum dengan duk lubang yang steril
Transducer yang telah diberi gel diletakkan secara transversal pada pulsasi arteri femoral setinggi lipat paha, kemudian digeser ke arah lateral
- Identifikasi saraf femoralis yang terletak di sulkus M. iliopsoas di bawah fascia iliaca yang berbentuk segitiga atau oval: saraf femoralis biasanya terlihat pada kedalaman 2–4 cm
- Setelah saraf femoralis diidentifikasi, beri anestesi lokal dengan lidocaine secara subkutan terlebih dahulu sebelum insersi jarum blok saraf femoralis
- Lakukan insersi jarum dengan kedalaman 2–4 cm untuk blok saraf femoralis dan ujung jarum dimasukkan ke bawah fasia iliaca menuju saraf femoralis
- Konfirmasi insersi jarum dengan melakukan aspirasi untuk menghindari injeksi intravaskular
- Ketika jarum berada di posisi tepat dan deposit agen anestesi berlangsung, layar USG akan menunjukkan penyebaran suntikan anestesi lokal di sekitar saraf
- Blok akan memakan waktu sekitar 15–30 menit untuk mulai bekerja[3,7,8,12]
Blok Saraf Femoralis dengan Bantuan Stimulasi Saraf
Blok saraf femoralis dapat dilakukan dengan bantuan nerve stimulation atau stimulasi saraf untuk mengetahui secara pasti lokasi saraf femoralis, yaitu dengan cara:
- Pasang monitor standar 5 parameter pada pasien dan observasi tanda vital
- Pasang jalur intravena dengan kateter vena no. 18
- Pasien diposisikan dalam posisi supine dengan kaki yang sedikit abduksi
- Identifikasi landmark titik lokasi tempat insersi jarum yaitu pada lipat paha lateral sebelah arteri femoralis, di mana teraba pulsasi arteri femoralis
- Cuci tangan sesuai protokol, kemudian kenakan sarung tangan steril
- Lakukan disinfeksi kulit pada regio yang akan diinsersi jarum, biarkan mengering, lalu bersihkan dengan kassa steril
- Tutup regio yang akan diiinsersi jarum dengan duk lubang yang steril
- Berikan anestesi lokal subkutan pada daerah penyuntikan
- Lakukan pengaturan awal pada stimulator saraf (1,0–1,2 mA)
- Arahkan jarum ke arah cephalad (ujung anterior tubuh) atau sekitar 1–2 cm di sebelah lateral denyut arteri femoralis dengan membentuk sudut 30–45°
- Perhatikan apakah ada “patellar snap” dengan arus 0,5 mA atau kurang: patellar snap menunjukkan keberhasilan lokalisasi jarum dekat saraf femoralis
- Kedutan otot femoralis pada 0,2–0,5 mA juga dapat ditemukan sebagai indikasi adanya respons stimulus dari saraf femoralis
- Lakukan injeksi obat anestesi lokal sebanyak 10–20 mL setelah memastikan aspirasi negatif
- Blok akan memakan waktu sekitar 15–30 menit untuk mulai bekerja[2,3,7,12]
Follow Up
Monitoring pada prosedur blok saraf femoralis dilakukan selama periode intraoperatif maupun pascaoperasi. Follow-up dilakukan terkait risiko infeksi pada regio insersi jarum yang dapat terjadi setelah prosedur blok saraf femoralis.[3,7,8]
Monitoring Intraoperatif
Setelah blok saraf femoralis dilakukan, hal-hal yang perlu diobservasi selama periode intraoperatif adalah:
- Ukur tekanan darah dan laju nadi sesegera mungkin setelah penyuntikan agen anestesi, pantau setiap menit dalam 15 menit pertama kemudian pantau setiap 3 menit setelahnya
- Bila terjadi hipotensi, berikan vasopresor dan berikan cairan intravena sesegera mungkin sesuai dengan penanganan syok
- Periksa sensasi suhu dengan menggunakan kapas alkohol dan distribusi blok sensoris dapat dinilai dengan tes pinprick
- Selama prosedur operasi, berikan suplementasi oksigen dengan nasal kanul 2–3 L/menit
- Observasi patensi airway, breathing, dan circulation pasien
- Lakukan observasi kemungkinan perubahan fisiologis, pencegahan, dan tata laksananya
- Persiapkan rencana teknik anestesi ataupun analgesia lain apabila blok tidak adekuat[3,7,8]
Monitoring Pascaoperasi
Beberapa hal yang perlu diobservasi setelah operasi:
- Observasi kembali patensi airway, breathing, dan circulation
- Lakukan pemeriksaan intensitas blok saraf femoralis di recovery room
- Observasi kemungkinan komplikasi, lakukan pencegahan, dan buat rencana tata laksananya
- Pasien dapat dikembalikan ke ruang rawat bila keadaan umum baik dan tanda vital normal[3,7,8]
Follow Up Lebih Lanjut
Follow up blok saraf femoralis dilakukan untuk mewaspadai kemungkinan komplikasi akibat agen anestesi. Meskipun jarang, pemantauan terhadap gejala toksisitas sistemik akibat anestesi lokal perlu diperhatikan. Gejala toksisitas sistemik akibat anestesi lokal dapat berupa lidah mati rasa, tinnitus, pusing, nystagmus, kebingungan, tremor, agitasi, kejang, koma, hingga henti napas.[3,4,7]
Toksisitas kardiovaskular berupa takikardia, aritmia, dan hipertensi dapat menyertai gejala toksisitas sistemik, yang kemudian dapat berkembang menjadi gejala toksisitas lambat berupa bradikardia, depresi jantung, kolaps kardiovaskular, hingga asistol. Saat ini pedoman merekomendasikan infus emulsi lipid intravena (intravenous infusion of lipid emulsions) untuk mengatasi toksisitas anestesi lokal.[3,4,6,7]