Pendahuluan Rinoplasti
Rinoplasti adalah prosedur pembedahan yang mengubah bentuk atau tampilan hidung sambil mempertahankan atau memperbaiki fungsi airway hidung, misalnya karena ada deformitas kongenital, deformitas traumatik, atau disfungsi katup hidung. Perbaikan kosmetik dan/atau fungsi dilakukan dengan mengangkat kartilago/tulang, memotong, mengubah bentuk, atau meletakkan graft.[1]
Indikasi rinoplasti meliputi indikasi fungsional, estetika, atau paduan keduanya. Indikasi fungsional adalah indikasi yang didasarkan pada gangguan fungsi respirasi hidung, misalnya karena obstruksi akibat deviasi septum, katup interna atau eksterna hidung kolaps, pembesaran turbin, perforasi septum, fraktur, kelainan kongenital seperti labiopalatoskisis, dan deformitas nasal akibat tumor.
Indikasi estetika meliputi motivasi personal pasien untuk memiliki bentuk hidung yang ideal karena ketidakpuasan akan bentuk hidungnya saat ini. Gangguan estetika akibat anatomi hidung (misalnya apeks nasal asimetris dan saddle nose) dapat mengganggu kualitas hidup pasien.[1-4]
Kontraindikasi rinoplasti adalah pasien dengan body dysmorphic disorder, keinginan yang tidak realistis, status mental yang tidak stabil, obstructive sleep apnea, gangguan koagulasi darah, riwayat penggunaan vasokonstriktor intranasal kronik, dan riwayat penyalahgunaan obat intranasal seperti kokain.[1-4]
Jenis teknik rinoplasti ada dua, yaitu rinoplasti tertutup dan rinoplasti terbuka. Pada rinoplasti tertutup, seluruh insisi prosedur dilakukan dari dalam melalui lubang hidung, sehingga meminimalkan bekas luka. Pada rinoplasti terbuka, operasi dilakukan dengan membuka jaringan kulit dari kolumela sehingga struktur kartilago dan tulang hidung terekspos dan modifikasi lebih leluasa.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur