Teknik Pemeriksaan Tonus Otot
Teknik pemeriksaan tonus otot secara umum terdiri dari inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan didahului dengan anamnesis mengenai keluhan yang dialami oleh pasien, kemudian baru dilanjutkan dengan pemeriksaan tonus otot. Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi ekstremitas atas maupun bawah, meskipun hanya dijumpai keluhan pada satu sisi.[4-6]
Persiapan
Sebelum melakukan pemeriksaan tonus otot, lakukan anamnesis mengenai keluhan yang dialami pasien. Anamnesis yang tajam disertai pemeriksaan fisik dengan teknik yang baik dapat menegakkan diagnosis yang tepat.
Pemeriksa perlu memberi penjelasan kepada pasien mengenai tahapan pemeriksaan yang akan dilakukan. Jelaskan bahwa pemeriksaan tonus otot dapat menyebabkan rasa tidak nyaman namun tidak akan memperparah penyakit pasien. Minta informed consent.[5,6]
Peralatan
Pemeriksaan tonus otot merupakan pemeriksaan sederhana yang tidak memerlukan peralatan khusus. Pemeriksa hanya perlu menghangatkan tangan supaya pasien merasa lebih nyaman.
Posisi Pasien
Pada pemeriksaan tonus otot, posisi terbaik adalah pasien duduk di atas meja pemeriksaan, dengan pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. Tetapi, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan dengan pasien dalam posisi supinasi bila posisi duduk tidak memungkinkan.
Prosedural
Prosedur pemeriksaan tonus otot meliputi inspeksi, dan palpasi. Sebelum melakukan pemeriksaan, lengan baju pasien perlu diangkat sampai minimal setinggi siku, atau celana diangkat setinggi lutut. Minta pasien untuk rileks dan komunikasikan kepada pasien saat pemeriksaan akan dimulai.
Inspeksi
Saat anamnesis, perhatikan adanya kelainan termasuk keterbatasan gerakan ekstremitas, hipokinesis, dan hiperkinesis. Selanjutnya, amati massa otot dan fasikulasinya. Inspeksi adanya tanda-tanda atrofi dan simetrisitas ekstremitas. Adanya kakeksia mengindikasikan penyakit sistemik seperti keganasan. Atrofi pada area tertentu dapat disebabkan oleh denervasi otot.[2,5,6]
Palpasi
Palpasi dilakukan pada extremitas atas dan bawah, serta dilakukan pada kedua sisi. Tonus termasuk normal jika saat dilakukan gerakan pasif tidak ditemukan kekakuan dan otot tidak terkulai.
Tonus meningkat jika saat dilakukan gerakan terdapat tahanan. Hal ini ditemukan pada lesi traktus piramidal upper motor neuron (UMN) yang dikenal dengan istilah spastik; serta lesi pada traktus ekstrapiramidal yang dikenal dengan rigiditas atau kekakuan. Tonus menurun jika saat dilakukan gerakan otot teraba lembek yang disebabkan oleh lesi lower motor neuron (LMN) yang dikenal dengan istilah flaksid.[5,6]
Cara pemeriksaan tonus otot ekstremitas atas adalah:
- Letakkan siku pasien pada tangan kiri pemeriksa
- Tangan kanan pemeriksa memegang tangan pasien seperti posisi berjabat tangan
- Lakukan gerakan supinasi dan pronasi pada tangan secara cepat, amati tonus
- Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada siku, amati tonus
- Gunakan teknik yang sama dengan sisi bersebelahan
- Jika tonus normal maka tidak terdapat tahanan saat dilakukan gerakan tersebut[1-6]
Cara pemeriksaan tonus otot ekstremitas bawah adalah:
- Minta pasien santai, kemudian tangan pemeriksa memegang paha pasien
- Lakukan gerakan menjauhi dan mendekati pada sisi tungkai yang bersebelahan
- Observasi gerakan pada tungkai
- Jika tonus normal maka range of movement (ROM) tungkai akan sama dengan rotasi kaki
- Alternatif lain: lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada lutut. Jika tonus normal, maka tidak terdapat tahanan saat melakukan gerakan tersebut[1,2,5,6]
Interpretasi
Pemeriksaan tonus otot diinterpretasikan menggunakan modified Ashworth scale (MAS), yaitu:
- 0: tidak ada peningkatan tonus otot
- 1: sedikit peningkatan tonus otot, dengan catch dan release atau resistensi minimal pada akhir ROM fleksi atau ekstensi area yang diperiksa
- 1+: sedikit peningkatan tonus otot, manifestasi berupa catch atau spastisitas, yang diikuti resistensi minimal pada kurang dari separuh gerakan ROM
- 2: peningkatan bermakna tonus otot pada sebagian besar ROM, namun bagian yang terkena masih dapat digerakkan dengan mudah
- 3: peningkatan bermakna tonus otot, gerakan pasif sulit dilakukan
- 4: area yang diperiksa terasa rigid saat fleksi atau ekstensi[7]