Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Tonus Otot general_alomedika 2023-04-06T08:55:23+07:00 2023-04-06T08:55:23+07:00
Pemeriksaan Tonus Otot
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Tonus Otot

Oleh :
dr.Muhammad Ridwan
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan tonus otot secara umum terdiri dari inspeksi dan palpasi. Pemeriksaan didahului dengan anamnesis mengenai keluhan yang dialami oleh pasien, kemudian baru dilanjutkan dengan pemeriksaan tonus otot. Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi ekstremitas atas maupun bawah, meskipun hanya dijumpai keluhan pada satu sisi.[4-6]

Persiapan

Sebelum melakukan pemeriksaan tonus otot, lakukan anamnesis mengenai keluhan yang dialami pasien. Anamnesis yang tajam disertai pemeriksaan fisik dengan teknik yang baik dapat menegakkan diagnosis yang tepat.

Pemeriksa perlu memberi penjelasan kepada pasien mengenai tahapan pemeriksaan yang akan dilakukan. Jelaskan bahwa pemeriksaan tonus otot dapat menyebabkan rasa tidak nyaman namun tidak akan memperparah penyakit pasien. Minta informed consent.[5,6]

Peralatan

Pemeriksaan tonus otot merupakan pemeriksaan sederhana yang tidak memerlukan peralatan khusus. Pemeriksa hanya perlu menghangatkan tangan supaya pasien merasa lebih nyaman.

Posisi Pasien

Pada pemeriksaan tonus otot, posisi terbaik adalah pasien duduk di atas meja pemeriksaan, dengan pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. Tetapi, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan dengan pasien dalam posisi supinasi bila posisi duduk tidak memungkinkan.

Prosedural

Prosedur pemeriksaan tonus otot meliputi inspeksi, dan palpasi. Sebelum melakukan pemeriksaan, lengan baju pasien perlu diangkat sampai minimal setinggi siku, atau celana diangkat setinggi lutut. Minta pasien untuk rileks dan komunikasikan kepada pasien saat pemeriksaan akan dimulai.

Inspeksi

Saat anamnesis, perhatikan adanya kelainan termasuk keterbatasan gerakan ekstremitas, hipokinesis, dan hiperkinesis. Selanjutnya, amati massa otot dan fasikulasinya. Inspeksi adanya tanda-tanda atrofi dan simetrisitas ekstremitas. Adanya kakeksia mengindikasikan penyakit sistemik seperti keganasan. Atrofi pada area tertentu dapat disebabkan oleh denervasi otot.[2,5,6]

Palpasi

Palpasi dilakukan pada extremitas atas dan bawah, serta dilakukan pada kedua sisi. Tonus termasuk normal jika saat dilakukan gerakan pasif tidak ditemukan kekakuan dan otot tidak terkulai.

Tonus meningkat jika saat dilakukan gerakan terdapat tahanan. Hal ini ditemukan pada lesi traktus piramidal upper motor neuron (UMN) yang dikenal dengan istilah spastik; serta lesi pada traktus ekstrapiramidal yang dikenal dengan rigiditas atau kekakuan. Tonus menurun jika saat dilakukan gerakan otot teraba lembek yang disebabkan oleh lesi lower motor neuron (LMN) yang dikenal dengan istilah flaksid.[5,6]

Cara pemeriksaan tonus otot ekstremitas atas adalah:

  1. Letakkan siku pasien pada tangan kiri pemeriksa
  2. Tangan kanan pemeriksa memegang tangan pasien seperti posisi berjabat tangan
  3. Lakukan gerakan supinasi dan pronasi pada tangan secara cepat, amati tonus
  4. Lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada siku, amati tonus
  5. Gunakan teknik yang sama dengan sisi bersebelahan
  6. Jika tonus normal maka tidak terdapat tahanan saat dilakukan gerakan tersebut[1-6]

Cara pemeriksaan tonus otot ekstremitas bawah adalah:

  1. Minta pasien santai, kemudian tangan pemeriksa memegang paha pasien
  2. Lakukan gerakan menjauhi dan mendekati pada sisi tungkai yang bersebelahan
  3. Observasi gerakan pada tungkai
  4. Jika tonus normal maka range of movement (ROM) tungkai akan sama dengan rotasi kaki
  5. Alternatif lain: lakukan gerakan fleksi dan ekstensi pada lutut. Jika tonus normal, maka tidak terdapat tahanan saat melakukan gerakan tersebut[1,2,5,6]

Interpretasi

Pemeriksaan tonus otot diinterpretasikan menggunakan modified Ashworth scale (MAS), yaitu:

  • 0: tidak ada peningkatan tonus otot
  • 1: sedikit peningkatan tonus otot, dengan catch dan release atau resistensi minimal pada akhir ROM fleksi atau ekstensi area yang diperiksa
  • 1+: sedikit peningkatan tonus otot, manifestasi berupa catch atau spastisitas, yang diikuti resistensi minimal pada kurang dari separuh gerakan ROM
  • 2: peningkatan bermakna tonus otot pada sebagian besar ROM, namun bagian yang terkena masih dapat digerakkan dengan mudah
  • 3: peningkatan bermakna tonus otot, gerakan pasif sulit dilakukan
  • 4: area yang diperiksa terasa rigid saat fleksi atau ekstensi[7]

Referensi

1. Fearon C, Doherty L, Lynch T. How Do I Examine Rigidity and Spasticity?. Mov Disord Clin Pract. 2015;2(2):204. Published 2015 Mar 28. doi:10.1002/mdc3.12147
2. Balci BP. Spasticity Measurement. Noro Psikiyatr Ars. 2018;55(Suppl 1):S49-S53. doi:10.29399/npa.23339
3. Madhok SS, Shabbir N. Hypotonia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562209/
4. Ward AB. Assessment of muscle tone. Age Ageing. 2000 Sep;29(5):385-6. doi: 10.1093/ageing/29.5.385. PMID: 11108407.
5. Sheean G, McGuire JR. Spastic hypertonia and movement disorders: pathophysiology, clinical presentation, and quantification. PM R. 2009 Sep;1(9):827-33. doi: 10.1016/j.pmrj.2009.08.002. PMID: 19769916.
6. Sanger TD, Chen D, Delgado MR, Gaebler-Spira D, Hallett M, Mink JW; Taskforce on Childhood Motor Disorders. Definition and classification of negative motor signs in childhood. Pediatrics. 2006 Nov;118(5):2159-67. doi: 10.1542/peds.2005-3016. PMID: 17079590.
7. Harb A, Kishner S. Modified Ashworth Scale. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554572/

Kontraindikasi Pemeriksaan Tonus...
Komplikasi Pemeriksaan Tonus Otot

Artikel Terkait

  • Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
    Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
  • Pemberian Magnesium Sulfat Sebelum Persalinan Preterm untuk Mencegah Cerebral Palsy
    Pemberian Magnesium Sulfat Sebelum Persalinan Preterm untuk Mencegah Cerebral Palsy
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Agustus 2024, 09:39
Apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio OPV?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, izin bertanya apakah boleh pasien dengan cerebral palsy mendapatkan vaksin polio opv saat PIN di posyandu?
Anonymous
Dibalas 17 April 2024, 12:43
Pemeriksaan penunjang cerebral palsy di puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
halo dokter, mohon izin bertanya, jika ditemukan pasien anak dengan cerebral palsy di puskesmas bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di...
Anonymous
Dibalas 13 September 2022, 08:25
Faktor resiko cerebral palsy pada neonatus kurang bulan dengan periodic apnea
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan dengan riwayat asfiksia neonatorum datang dengan kondisi periodic apnea. Izin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.