Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Rontgen Pelvis annisa-meidina 2024-11-02T12:30:18+07:00 2024-11-02T12:30:18+07:00
Rontgen Pelvis
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pendahuluan Rontgen Pelvis

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Rontgen pelvis atau rontgen panggul digunakan utamanya pada evaluasi kasus trauma panggul, deteksi fraktur pelvis, dislokasi sendi panggul, serta penilaian osteoarthritis, tumor, dan kondisi inflamasi seperti ankylosing spondylitis. Secara garis besar, rontgen pelvis digunakan untuk menilai struktur tulang dan jaringan lunak di area panggul, termasuk tulang iliaka, ischium, pubis, sakrum, dan sendi-sendi pelvis.[1,2] 

Rontgen pelvis umumnya dilakukan pada posisi supinasi. Pada posisi supinasi, proyeksi anteroposterior (AP) adalah proyeksi yang paling umum digunakan. Namun, pada beberapa kasus tertentu,  posisi lain seperti posisi berdiri juga dapat dilakukan.[1] 

RontgenPelvis

Sebagai contoh, posisi berdiri tegak dapat lebih bermanfaat pada evaluasi kasus nyeri pinggang. Pada nyeri pinggang, umumnya nyeri dirasakan pada saat aktivitas harian seperti berjalan dan berlari, sehingga posisi tegak diharapkan dapat memberi lebih banyak informasi dibanding posisi supinasi.[1,3]

Pada pasien trauma tumpul dengan hemodinamik tidak stabil, rontgen pelvis dilakukan sebagai alat bantu penegakan diagnosis. Dari pemeriksaan rontgen pelvis proyeksi anteroposterior, dapat ditemukan diastasis simfisis pubis, fraktur rami pubik superior dan inferior, dan fraktur avulsi prosesus transversus lumbar kelima.

Proyeksi lain adalah proyeksi outlet, yang didapatkan dengan mengarahkan sumber sinar X miring dari arah kaki pasien dengan sudut 35° terhadap meja periksa. Posisi ini bisa menunjukkan fraktur sakral dan dislokasi kraniokaudal dengan lebih baik. Di sisi lain, posisi inlet (kemiringan 35° dari posisi kepala pasien terhadap meja periksa) memungkinkan deteksi pergeseran sendi sakroiliaka anteroposterior atau rotasi hemipelvis dengan lebih baik.[4]

Rontgen pelvis berhubungan dengan paparan radiasi berkisar antara 0,7–0,8 mSv. Jumlah dosis paparan ini 40 kali lebih tinggi dari radiasi rontgen toraks.[5]

Referensi

1. Trozic S, England A, Mekis N. Erect pelvic radiography with fat tissue displacement: Impact on radiation dose and image quality. Radiography, 2023. Volume 29, Issue 3, Pages 546-551. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1078817423000718
2. Yeap PM, Budak MJ. The pelvic radiograph: lines, arcs and stripes. Singapore Med J. 2021 Jul; 62(7): 333–340.
3. Murphy A. Pelvis series. Radiopaedia. 2023. https://radiopaedia.org/articles/pelvis-series?lang=us
4. Leone E, Garipoli A, Ripani U, Lanzetti RM, Spoliti M, Creta D, Giannace C, Galluzzo A, Trinci M, Galluzzo M. Imaging Review of Pelvic Ring Fractures and Its Complications in High-Energy Trauma. Diagnostics (Basel). 2022; 12(2):384.
5. Parker S, Nagra NS, Kulkarni K, Pegrum J, Barry S, Hughes R, Ghani Y. Inadequate pelvic radiographs: implications of not getting it right the first time. Ann R Coll Surg Engl. 2017 Sep;99(7):534-539. doi: 10.1308/rcsann.2017.0095.

Indikasi Rontgen Pelvis

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Pengaruh Rokok terhadap Penyembuhan Fraktur Tulang
    Pengaruh Rokok terhadap Penyembuhan Fraktur Tulang
  • Red Flags Nyeri Panggul
    Red Flags Nyeri Panggul
  • Anestesi Spinal VS Umum Untuk Operasi Panggul pada Pasien Geriatri – Telaah Jurnal Alomedika
    Anestesi Spinal VS Umum Untuk Operasi Panggul pada Pasien Geriatri – Telaah Jurnal Alomedika
  • Intervensi untuk Mencegah Lansia Terjatuh
    Intervensi untuk Mencegah Lansia Terjatuh

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Karina Sutanto
Dibalas 13 Oktober 2021, 15:02
Kriteria diperbolehkan operasi pada fraktur panggul pada lansia - Orthopedi Ask Expert
Oleh: dr. Karina Sutanto
2 Balasan
Alo dokter, izin tanya apa kriteria diperbolehkannya operasi pada fraktur panggul pada usia lansia dengan komorbid gagal ginjal? Atau sebaiknya tidak...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.