Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Audiometri general_alomedika 2023-01-13T09:47:32+07:00 2023-01-13T09:47:32+07:00
Audiometri
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Audiometri

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Indikasi audiometri adalah pasien dengan keluhan gangguan pendengaran untuk menentukan derajat, tipe dan konfigurasi dari gangguan pendengaran. Audiometri juga bisa digunakan sebagai bagian dari pemeriksaan skrining kesehatan.[1,4,5]

Audiometri Nada Murni

Indikasi dilakukannya pemeriksaan audiometri nada murni adalah untuk menentukan derajat, tipe, dan konfigurasi dari gangguan pendengaran.[1,4]

Menurut American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), pendengaran normal berada pada rentang -10 sampai 15 desibel (dB). Derajat gangguan pendengaran mengacu pada keseriusan dari gangguan pendengaran, mulai dari gangguan pendengaran sedikit sampai mendalam.[6]

Berdasarkan tipenya, gangguan pendengaran dapat dibedakan menjadi tuli konduktif, tuli sensorineural, dan tuli campuran. Tuli konduktif dapat terjadi akibat obstruksi saluran telinga luar seperti adanya impaksi serumen atau massa; ataupun akibat gangguan telinga tengah seperti infeksi, tumor, atau otosklerosis; dan penyebab kongenital. Tuli sensorineural dapat terjadi akibat kerusakan pada koklea atau kerusakan saraf pendengaran misalnya akibat obat ototoksik, faktor genetik, penuaan, trauma kepala, dan trauma akustik.[2,6]

Konfigurasi gangguan pendengaran mengacu pada derajat dan pola gangguan pendengaran pada seluruh frekuensi (nada). Berdasarkan konfigurasinya, dapat dibedakan pendengaran yang baik dalam frekuensi rendah atau tinggi. Jika hanya frekuensi rendah yang terpengaruh, konfigurasi akan menunjukkan pendengaran yang lebih buruk untuk nada rendah dan pendengaran yang lebih baik untuk nada tinggi.[6]

Audiometri Impedansi

Audiometri impedansi dilakukan untuk menilai status membran timpani dan telinga tengah melalui timpanometri, serta evaluasi jalur refleks akustik yang meliputi saraf kranial (CN) VII, saraf VIII, dan batang otak.[2,7]

Indikasi dilakukannya pemeriksaan audiometri impedansi adalah untuk evaluasi pendengaran perifer dan pusat. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada kasus seperti efusi telinga tengah, perforasi membran timpani, timpanosklerosis, hipermobilitas dari membran timpani, disfungsi tuba eustachius, otosklerosis, ossicular discontinuity, neuroma akustik, gangguan saraf kranial VII dan VIII, serta gangguan pada batang otak.[7]

Auditory Brainstem Response (ABR)

Auditory Brainstem Response (ABR) atau Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) merupakan pemeriksaan neurologis untuk menilai fungsi nervus VIII dan jalur pendengaran di batang otak dengan merekam potensial listrik yang dikeluarkan sel koklea selama menempuh perjalanan mulai dari telinga dalam hingga nukleus di batang otak. [2,8]

Indikasi dilakukan ABR adalah pada kasus dengan tanda atau gejala yang mengarah ke patologi saraf kranial VIII, seperti gangguan pendengaran sensorineural asimetris atau unilateral, gangguan pendengaran frekuensi tinggi asimetris, dan tinitus unilateral. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk pemantauan selama tindakan operatif dengan elektrokokleografi, sebagai alat skrining pada bayi baru lahir, serta untuk evaluasi neuroma akustik atau schwannoma vestibular Jika terdapat temuan ABR abnormal yang menunjukkan patologi retrokoklear, diperlukan pemeriksaan penunjang lain seperti MRI.[8]

Audiometri Tutur

Audiometri tutur dapat menjadi pemeriksaan tambahan audiometri nada murni untuk membantu menentukan derajat dan tipe dari gangguan pendengaran. Indikasi lain pemeriksaan audiometri tutur adalah untuk menentukan ambang penangkapan bicara, diskriminasi bicara, serta toleransi terhadap rangsangan bicara.[9,10]

Ambang penangkapan bicara (APB) merupakan tingkat presentasi terlemah dalam decibel, dimana pasien mampu mengenali dengan benar 50% kata-kata yang diuji dengan menggunakan kata-kata bersuku dua sebagai metode pengukuran kepekaan terhadap pemahaman pembicaraan.[10]

Sedangkan, diskriminasi bicara menilai kemampuan dalam mendengar dan memahami pembicaraan. Beberapa kata akan diperdengarkan pada tingkat 30 atau 40 dB di atas APB, lalu pasien akan menjawab secara verbal. Skor diskriminasi kata merupakan persentase berdasarkan jumlah kata yang dapat diulangi pasien dengan benar.[2,10] Skor diskriminasi kata yang buruk menunjukkan kecurigaan lesi retrokoklear atau lebih tinggi.[2,9]

Referensi

1. Kutz JW. Audiology Pure-Tone Testing. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1822962-overview
2. Weber PC. Evaluation of hearing loss in adults. Uptodate, 2020. https://www.uptodate.com/contents/evaluation-of-hearing-loss-in-adults
4. Walker JJ, Cleveland LM, Davis JL, Seales JS. Audiometry Screening and Interpretation. Am Fam Physician. 2013; 87(1): 41-46.
5. Hoth S, Baljić I. Current audiological diagnostics. GMS Curr Top Otorhinolaryngol Head Neck Surg. 2017; 16: Doc09.
6. American Speech-Language-Hearing Association. Type, Degree, and Configuration of Hearing Loss. 2015. https://www.asha.org/uploadedFiles/AIS-Hearing-Loss-Types-Degree-Configuration.pdf
7. Campbell KCM. Impedance Audiometry. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1831254-overview
8. Bhattacharyya N. Auditory Brainstem Response Audiometry. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/836277-overview
9. Kimball SH. Speech Audiometry. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1822315-overview
10. Adams GL, Boies LR, Higler PH. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 2015. h. 50-63.

Pendahuluan Audiometri
Kontraindikasi Audiometri

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
  • Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 15 Januari 2025, 22:52
Jurnal Paling Zonk Sepanjang Tahun 2024 🧐💥
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Tidak diragukan lagi 🧐, ini adalah studi terburuk pada tahun 2024:Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa...
dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
Dibuat 13 Januari 2024, 10:23
Love your hearing
Oleh: dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
0 Balasan
Noise induced hearing loss
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 24 Mei 2023, 09:24
Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tentu Dokter sudah mengetahui beberapa obat berisiko menyebabkan efek samping ototoksik. Obat-obatan, seperti antibiotik golongan aminoglikosida,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.