Teknik Irigasi Nasal
Secara umum, teknik irigasi nasal adalah pembilasan hidung dengan cara mengalirkan cairan masuk melalui salah satu lubang hidung dan membiarkannya keluar melalui lubang hidung yang satunya. Bilasan dapat menggunakan larutan salin isotonik atau hipertonik.
Prosedur dapat dilakukan menggunakan perangkat tekanan positif rendah (misalnya spray atau squirt bottle) atau tekanan berbasis gravitasi (misalnya neti pot atau bejana dengan nasal spout).[1,2,11]
Persiapan Pasien
Pertama-tama, dokter perlu mendapatkan informed consent dari pasien terlebih dahulu. Informed consent harus memuat indikasi, kontraindikasi, dan kemungkinan komplikasi prosedur irigasi nasal. Pasien juga diinformasikan bahwa ada kemungkinan muncul rasa tidak nyaman atau mukosa nasal terasa perih saat prosedur.[2]
Peralatan
Secara umum, peralatan yang diperlukan untuk irigasi nasal adalah larutan irigasi dan alat untuk mengalirkan larutan tersebut. Daftar peralatan selengkapnya adalah sebagai berikut:
- Pelindung wajah untuk dokter yang melakukan prosedur tindakan irigasi nasal
- Larutan irigasi nasal berupa salin isotonik (0,9%) atau hipertonik (1,5–3%) dengan pH yang bervariasi antara 4,5–7
- Bila tidak tersedia, larutan irigasi nasal juga bisa dibuat sendiri dengan cara mengisi gelas 1 liter dengan air suling yang direbus atau disterilkan sebelumnya dan menambahkan 1–1½ sendok teh garam bersama 1 sendok teh baking soda (pure bicarbonate). Larutan dibuang setelah 1 minggu
- Alat untuk mengalirkan larutan ke dalam hidung dapat berupa jarum suntik medis ukuran besar (syringe 30 ml), squirt bottle, atau neti pot. Peralatan perlu disterilisasi sebelum digunakan dan diganti setiap 2–3 minggu
- Wadah bersih[1,2,4]
Posisi Pasien
Posisi pasien saat menjalani irigasi nasal adalah berdiri dengan mencondongkan tubuh ke depan di atas wastafel atau baskom atau mangkuk bersih.[2]
Prosedural
Prosedur irigasi nasal dapat dilakukan oleh dokter maupun pasien sendiri. Terdapat beberapa langkah dalam menjalani prosedur irigasi nasal:
- Cuci tangan dan pastikan semua peralatan yang digunakan sudah bersih
- Siapkan larutan salin sesuai yang tersebut di atas
- Condongkan tubuh pasien ke arah depan di atas wastafel atau wadah bersih
- Miringkan kepala pasien sekitar 45 derajat ke satu sisi (kanan atau kiri) dan masukkan spout dari alat irigasi yang digunakan ke lubang hidung yang berada di posisi lebih tinggi (atas)
- Jangan menekan bagian septum nasi
- Minta pasien bernapas melalui mulut dan angkat alat irigasi agar larutan bisa mengalir masuk ke lubang hidung yang atas dan terus mengalir keluar dari lubang hidung yang bawah
- Bersihkan lubang hidung dan ulangi prosedurnya dengan memiringkan kepala ke sisi samping lainnya
- Prosedur ini dapat dilakukan 1–2 kali dalam sehari[2,4,12,13]
Terkadang, tetesan air dapat mengalir dari hidung sampai 30 menit setelah prosedur dilakukan. Jika hidung terasa perih atau terbakar, kurangi takaran garam menjadi ½ takaran awal dan sesuaikan suhu larutan yang digunakan agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.[2,13]
Follow Up
Umumnya, tidak ada pemantauan khusus yang wajib dilakukan setelah prosedur irigasi nasal. Namun, dokter dapat melakukan pemeriksaan radiologi bila diperlukan, misalnya bila ada manifestasi klinis atipikal, kecurigaan neoplasma, komplikasi orbital, komplikasi intrakranial, atau sinusitis infeksi jamur.[14-17]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja