Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Irigasi Telinga general_alomedika 2025-02-10T11:45:34+07:00 2025-02-10T11:45:34+07:00
Irigasi Telinga
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Irigasi Telinga

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Teknik irigasi telinga secara umum adalah dengan mengalirkan air bertekanan ke dalam liang telinga. Hal ini diharapkan akan mengeluarkan impaksi serumen prop atau benda asing secara mekanik. Terdapat beberapa alat irirgasi telinga yang dapat digunakan seperti spuit dan electronic irrigators. [1,3,4,6]

Peralatan

Peralatan yang diperlukan saat irigasi telinga adalah alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, serta alat untuk mengalirkan air. Peralatan irigasi selengkapnya adalah sebagai berikut :

  • Pelindung wajah untuk dokter yang akan melakukan prosedur ini
  • Otoskop
  • Obat serumenolitik agar serumen lebih mudah dikeluarkan.
  • Air hangat yang sesuai suhu tubuh pasien. Air dingin tidak disarankan dalam prosedur ini karena dapat mengakibatkan pusing dan rasa mual pada pasien. Pusing disebabkan oleh stimulasi pada saraf kranial VIII yaitu
  • Spuit 30-60 ml dengan jarum dilepaskan dan disambungkan ke kateter intravena ukuran 16–18
  • Cawan bengkok yang akan digunakan di bawah telinga tempat mengalirnya air.
  • Klem Aligator atau sendok serumen yang digunakan untuk mengambil sisa-sisa serumen yang tidak keluar setelah diirigasi [1,3]

Posisi Pasien

Posisi pasien saat tindakan irigasi telinga adalah duduk dengan tegak (Fowler's Positions). [1,2]

Prosedural

Beberapa praktisi menyarankan untuk menghaluskan serumen dahulu sebelum melakukan prosedur irigasi telinga. Dengan menghaluskan serumen, dilaporkan bahwa irigasi telinga menjadi lebih efektif. Beberapa agen yang dapat digunakan adalah minyak mineral, tetes telinga yang mengandung 1% docusate sodium, atau cairan pembersih telinga berbahan karbamid peroksida. [1,3,7]

Berikut langkah prosedur irigasi telinga setelah informed consent didapatkan :

  1. Pasien diposisikan duduk dengan tegak (Fowler’s Positions). Lalu, periksalah telinga dengan otoskop. Pastikan membran timpani intak, tidak terdapat tabung timpanostomi dan tidak terdapat abnormalitas secara anatomis
  2. Jika serumen masih keras, serumenolitik diberikan 15-30 menit sebelum melakukan prosedur irigasi
  3. Ambilah cairan hangat dengan suhu sesuai suhu tubuh menggunakan spuit. Setelah penuh, cabut jarum spuit dan ganti dengan kateter intravena
  4. Posisikan cawan bengkok pada bagian bawah telinga untuk menampung aliran air
  5. Posisikan kateter pada liang telinga eksternal. Jangan terlalu dalam supaya serumen yang hendak keluar tersumbat kateter. Alirkan air secara perlahan dan beri ruang agar dapat mengalir lagi keluar. Berhenti sejenak jika terjadi vertigo

  6. Arahkan kateter intravena secara superior dan posterior pada bagian tengah saluran telinga. Hal ini bertujuan untuk memisahkan serumen yang melekat pada saluran telinga tersebut. Perlu diingat untuk tidak mengarahkan kateter intravena pada membran timpani karena tekanan air yang kuat dapat menyebabkan perforasi
  7. Setelah selesai melaksanakan irigasi, dengan perlahan gunakan klem aligator atau sendok serumen untuk mengambil sisa serumen yang masih ada
  8. Keringkan telinga. Pasien boleh berdiri jika tidak pusing [1,3,7]

Follow Up

Sebetulnya, tidak ada pemantauan khusus yang perlu dilakukan setelah prosedur irigasi. Lakukan pemeriksaan menggunakan otoskop untuk melihat apakah terjadi komplikasi seperti cedera pada membran timpani. Apabila diperlukan, pasien bisa diberi antibiotik tetes selama beberapa hari untuk mencegah otitis eksterna. [1,3]

Referensi

1. Schwartz SR, Magit AE, Rosenfeld RM, Ballachanda BB, Hackell JM, Krouse HJ, Lawlor CM, Lin K, Parham K, Stutz DR, Walsh S, Woodson EA, Yanagisawa K, Cunningham ER. Clinical Practice Guideline (Update): Earwax (Cerumen Impaction). Otolaryngology Head and Neck Surgery 2017, Vol.156 (IS) SI-S29. DOI 10.1177/0194599816671491.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28045591
2. Schumann J, Pfleghaar N. Ear Irrigation. NCBI Bookshelf. A Service of the National Library of Medicine, National Institute of Health. 2019 Bookshelf ID: NBK459335PMID: 29083577.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459335/
3. Michaudet C, Malaty J. Cerumen Impaction: Diagnosis and Management. American Family Physician 2018. 98(8):525-529.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30277727
4. Hauk L. Cerumen Impaction: An Updated Guideline from the AAO-HNSF. American Family Physician 2017. 96(4):263-264.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28925660
6. Skye P, Stephanie Y, Daniel A, Daniel B. Ear Wax Management. Australian Family Physician. 2015. Vol. 44, No. 10: 731-734.
https://search.informit.com.au/documentSummary;dn=525565717724520;res=IELHEA
7. Wright T. Ear Wax. British Medical Journal Clinical Evidence. 2015; 07:504.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4356173/pdf/2015-0504.pdf

Kontraindikasi Irigasi Telinga
Komplikasi Irigasi Telinga

Artikel Terkait

  • Serumenolitik Tetes Telinga pada Tata Laksana Serumen Prop
    Serumenolitik Tetes Telinga pada Tata Laksana Serumen Prop
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Januari 2025, 14:00
Pembersih Telinga Berkamera untuk pasien impaksi serumen berulang
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, sy sering mendapatkan pasien dengan impaksi serumen.. setelah ekstraksi serumen apakah sebaiknya saya edukasikan utk tidak menggunakan cotton bud...
Anonymous
Dibalas 28 Mei 2024, 21:18
Telinga terasa tersumbat setelah ekstraksi serumen prop
Oleh: Anonymous
2 Balasan
dok izin diskusi kenapa ya setelah ekstraksi serumen prop pasien malah mampet telinganya seperti tersumbat? padahal serumen sudah terambil semua, ada kuning...
dr.Eugenia Natalsha Putri Parorrongan
Dibalas 02 Januari 2024, 09:39
Penggunaan hydrogen peroxide untuk membersihkan telinga
Oleh: dr.Eugenia Natalsha Putri Parorrongan
1 Balasan
Alo dokter. Ijin berdiskusi, apakah penggunaan Hydrogen peroxide (h2o2) untuk pembersihan telinga perlu dicampur dengan air hangat/ aquades? Terima kasih...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.