Benarkah Hiperurisemia dan Gout Meningkatkan Risiko Demensia?

Oleh :
dr. Anyeliria Sutanto, Sp.S

Telah banyak spekulasi yang menghubung-hubungkan hiperurisemia dan gout dengan peningkatan risiko demensia. Peningkatan kadar asam urat yang terjadi pada hiperurisemia dan gout diduga dapat menimbulkan stres oksidatif dan inflamasi berkepanjangan, serta dapat menyebabkan cedera vaskular di otak yang berkaitan dengan tercetusnya demensia.[1]

Efek Hiperurisemia dan Gout pada Sistem Serebrovaskular

Hiperurisemia dan gout merupakan penyakit artritis inflamatorik yang paling banyak ditemukan pada pasien dewasa. Gout kerap dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk obesitas, hipertensi, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, hiperlipidemia, dan sindrom metabolik.[2]

Hiperurisemia dan Gout

Di lain pihak, demensia merupakan gangguan yang umum terjadi seiring bertambahnya usia, ditandai dengan penurunan kemampuan dan fungsi kognitif secara progresif. Sebagian besar demensia disebabkan oleh neurodegenerasi. Penyakit yang umum termasuk penyakit Alzheimer, demensia vaskular, dan demensia Lewy-body.[3]

Teori Mengenai Mekanisme Efek Buruk Asam Urat pada Sistem Serebrovaskular

Peningkatan kadar asam urat dalam jangka panjang dapat melintasi sawar darah dan menyebabkan akumulasi di hipokampus. Hal ini dapat memicu aktivasi mikroglia dan astrosit, yang menghasilkan sitokin proinflamasi seperti TNF-α, IL-6, dan IL-1β. Aktivasi inflamasi ini menginduksi astrogliosis reaktif dan inflamasi kronik pada hipokampus yang menghambat neurogenesis serta mempercepat apoptosis neuron, menyebabkan gangguan kognitif progresif.

Selain itu, hiperurisemia, meskipun memiliki efek antioksidan, dapat memicu stres oksidatif di otak dengan meningkatkan produksi reactive oxygen species (ROS) dan mendorong peroksidasi lipid dan disfungsi mitokondria, terutama di area hipokampus yang berperan dalam memori. Proses-proses ini mempercepat neurodegenerasi dan menurunkan fungsi kognitif.

Dari sisi vaskular, hiperurisemia dapat menyebabkan disfungsi endotel serebral yang memperburuk clearance amyloid beta (Aβ) dan memfasilitasi jalur amiloidogenik dari APP, sehingga memperkuat proses patologis penyakit Alzheimer. Cedera vaskular ini juga meningkatkan risiko silent brain infarction dan iskemia otak, yang berkorelasi kuat dengan penurunan kognitif dan demensia vaskular.[1]

Bukti Ilmiah Mengenai Peningkatan Risiko Demensia Akibat Hiperurisemia dan Gout Masih Inkonklusif

Penelitian mengenai hubungan hiperurisemia dan gout dengan kejadian demensia masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa penelitian mengaitkan hiperurisemia dengan stres oksidatif yang berperan penting dalam patogenesis demensia. Sementara itu, ada pula penelitian lain yang menunjukkan bahwa hiperurisemia dan gout justru bersifat protektif terhadap demensia.[1,3,4]

Penelitian yang Menunjukkan Bahwa Hiperurisemia dan Gout Menurunkan Risiko Demensia

Sebuah penelitian menggunakan data longitudinal dari asuransi kesehatan publik Jerman dengan desain kasus-kontrol. Penelitian ini melibatkan 27.528 pasien demensia dan 110.112 kontrol yang dicocokkan, dengan 22% memiliki diagnosis hiperurisemia atau gout dan 17% menerima terapi penurun asam urat. Hasil menunjukkan bahwa hiperurisemia sedikit menurunkan risiko demensia (OR 0,94), yang mana penurunan risiko lebih besar pada pasien yang rutin menerima terapi penurun asam urat (OR 0,89).[5]

Dalam penelitian lain yang berupa studi kohort retrospektif, dilakukan evaluasi terhadap 5.052 pasien gout dan 25.260 kontrol yang dicocokkan berdasarkan usia dan jenis kelamin, menggunakan data dari National Health Insurance Service–National Sample Cohort di Korea. Studi ini menemukan bahwa pasien gout memiliki risiko lebih rendah untuk demensia tipe Alzheimer (HR 0,73), terutama pada laki-laki usia ≥65 tahun.[6]

Penelitian yang Menunjukkan Bahwa Hiperurisemia dan Gout Meningkatkan Risiko Demensia

Meta analisis terhadap 11 studi obeservasional yang melibatkan total 2.928.152 partisipan, mengevaluasi hubungan antara hiperurisemia atau gout dengan risiko demensia. Meta analisis ini menunjukkan bahwa hiperurisemia tidak menurunkan risiko demensia secara keseluruhan, meskipun mungkin memiliki efek protektif terhadap penyakit Alzheimer, khususnya pada pria dan individu berusia di bawah 65 tahun.[7]

Sebuah studi kohort observasional menggunakan data klaim Medicare 5% dari 1,71 juta lansia di Amerika Serikat untuk menilai hubungan antara gout dan kejadian demensia baru. Partisipan yang memiliki gout menunjukkan angka kejadian demensia sebesar 17,9 per 1000 orang-tahun, yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki gout (10,9 per 1000 orang-tahun). Hasil analisis multivariat menunjukkan gout meningkatkan risiko demensia sebesar 15%.[8]

Kesimpulan

Meskipun hiperurisemia dan gout sering dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia, hasil penelitian yang tersedia saat ini masih saling bertentangan. Beberapa studi menunjukkan adanya peningkatan risiko, sementara studi lain justru menunjukkan penurunan risiko demensia.

Perlu diingat bahwa sebagian besar penelitian terkait topik ini bersifat observasional, sehingga juga tidak bisa digunakan untuk menentukan hubungan kausatif. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan secara lebih definitif mengenai apakah hiperurisemia benar-benar merupakan faktor risiko demensia.

Referensi