Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kalsium bermanfaat pada pasien hipertensi. Suplementasi kalsium dikatakan dapat menurunkan tekanan darah, bahkan pada individu normotensi.[1]
Hipertensi dapat meningkatkan risiko kardiovaskular dan penyakit ginjal. Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥90 mmHg. Penatalaksanaan hipertensi melibatkan intervensi gaya hidup, seperti aktivitas fisik rutin, diet rendah natrium, asupan kalium, dan penurunan berat badan pada pasien dengan berat badan berlebih.[1,2]
Mekanisme Kalsium dalam Menurunkan Tekanan Darah
Pada beberapa penelitian epidemiologi, didapatkan bahwa penurunan kadar kalsium dalam diet dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini diduga terjadi melalui modifikasi kalsium intraseluler pada sel otot polos pembuluh darah dan variasi volume pembuluh darah melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA).
Selain itu, asupan kalsium yang rendah dapat meningkatkan aktivitas kelenjar paratiroid dalam menghasilkan hormon paratiroid (PTH) dan faktor hipertensi paratiroid (PHF), serta peningkatan sintesis kalsitriol, sehingga terjadi peningkatan kalsium intraseluler pada otot polos pembuluh darah yang menghasilkan vasokonstriksi. Asupan kalsium yang rendah dan PTH dapat menstimulasi pengeluaran renin yang berakibat terjadinya aktivasi sistem RAA.[2,3]
Penelitian yang pernah dilakukan pada populasi hipertensi dan normotensi menunjukkan bahwa asupan kalsium yang adekuat dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2,5 mmHg pada populasi hipertensi dan 1,4 mmHg pada populasi normotensi. Hal ini menyebabkan penurunan risiko mortalitas pada stroke sebesar 10% dan risiko mortalitas terkait penyakit jantung iskemik sebesar 7%.[3]
Bukti Ilmiah Efek Suplementasi Kalsium pada Hipertensi
Tinjauan Cochrane (2022) melakukan evaluasi terhadap hasil dari 20 uji klinis acak terkontrol dengan total 3140 partisipan. Hasil analisis menunjukkan bahwa studi yang dievaluasi memiliki kualitas bukti sedang-tinggi. Tinjauan Cochrane ini menemukan bahwa suplementasi kalsium mengurangi tekanan darah sistolik 1,37 mmHg dan tekanan darah diastolik 1,45 mmHg. Efek penurunan tekanan darah ditemukan lebih tinggi dengan dosis kalsium >1.000 mg/hari.
Pada dosis suplementasi kalsium 1.000‒1.500 mg/hari, dilaporkan penurunan tekanan darah sistolik 1,05 mmHg. Sementara itu, pada dosis kalsium ≥1.500 mg/hari dilaporkan penurunan tekanan darah 2,79 mmHg.
Penurunan tekanan darah ditemukan setara pada pria dan wanita dan pada usia 11‒82 tahun, meskipun terdapat kecenderungan penurunan yang lebih besar pada usia yang lebih muda. Penurunan tekanan darah sistolik dilaporkan sebesar 1,86 mmHg pada kelompok usia di bawah 35 tahun, sementara pada pasien 35 tahun keatas dilaporkan sebesar 0,97 mmHg.[1]
Perhatian Khusus pada Pemberian Suplementasi Kalsium
Asupan kalsium yang berlebihan sebaiknya dapat menyebabkan milk-alkali syndrome, terutama pada pasien yang mengonsumsi diuretik thiazide seperti hydrochlorothiazide secara rutin.[4]
Suplementasi kalsium juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskular, termasuk infark miokard. Suplementasi kalsium juga berlebihan juga telah dikaitkan dengan munculnya konstipasi, neoplasma kolorektal, dan batu ginjal.[5,6]
Kesimpulan
Hipertensi merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, termasuk infark miokard dan stroke. Kendali tekanan darah sangat penting dalam pengelolaan hipertensi. Saat ini, bukti ilmiah kualitas sedang-tinggi menunjukkan bahwa suplementasi kalsium dalam dosis 1.000 mg atau lebih bermanfaat dalam penurunan tekanan darah, baik pada pasien hipertensi ataupun normotensi.