Selamat pagi dok. izin diskusi.pasien laki-laki usia 20 tahun. terdiagnosis TB melalui GeneXpert Rifampisin sensitif. Dua tahun yll sudah pernah makan obat...
Tatalaksana tuberkulosis yang alergi rifampicin dan isoniazid - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Tatalaksana tuberkulosis yang alergi rifampicin dan isoniazid
Dibalas 26 Juni 2019, 17:03
dr.Samuel Pola Karta Sembiring
Dokter Umum
Selamat pagi dok. izin diskusi.
pasien laki-laki usia 20 tahun. terdiagnosis TB melalui GeneXpert Rifampisin sensitif. Dua tahun yll sudah pernah makan obat FDC OAT selama satu bulan. Tapi kemudian stop karena keluhan gatal.
Klinis pasien batuk berdahak dan penurunan BB.
Dimulai reintroduksi satu per satu dgn rifampicin, isoniazid, pyrazinamid, dan ethambutol dari dosis terkecil selama seminggu utk setiap obat.
Hasilnya ternyata alergi rifampicin dan isoniazid. Dijumpai keluhan gatal disertai urtikaria generalisata pada pasien.
Nah utk pasien seperti ini, kita beri regimen OAT apa dok? Terima kasih
Dibuat 20 Juni 2019, 08:09
20 Juni 2019, 08:23
dr. Gina Amanda, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
Tes di atas yg dilakukan baru provokasi/challenge utk mengetahui obat mana yang menyebabkan alergi. Rifampisin dan isoniazid ini obat penting dalam pengobatan TB sehingga perlu dilakukan desentisasi dahulu, tidak buru2 mengganti. Sebaiknya pasien dirujuk ke spesialis.
20 Juni 2019, 09:08
dr.Antonius Sarwono Sandi Agus Sp.BTKV, FIHA, MH, FICS.
Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardio Vaskuler
Setuju dengan dokter Gina,
Rifampisin dan isoniazid ini obat penting dalam pengobatan TB.
Untuk tatalaksana bisa dilakukan rujukan ke dokter spesialis Paru dok Sam.
Rifampisin dan isoniazid ini obat penting dalam pengobatan TB.
Untuk tatalaksana bisa dilakukan rujukan ke dokter spesialis Paru dok Sam.
23 Juni 2019, 06:12
dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
Dokter Umum
Terimakasih infonya dokter 🙏
Namun jika setelah pasien dilakukan tes alergi dan ternyata memang alergi terhadap obat tsb, pengobatannya direncanakan seperti apa ya dokter? Apalah akan diterapi seperti TB MDR?
Namun jika setelah pasien dilakukan tes alergi dan ternyata memang alergi terhadap obat tsb, pengobatannya direncanakan seperti apa ya dokter? Apalah akan diterapi seperti TB MDR?
23 Juni 2019, 19:42
dr. Hanum Ferdian
Dokter Spesialis Anak
23 Juni 2019, 19:30
Jika memang tidak bs maka Pengganti obat nanti mempertimbangkan mekanisme kerja obat pengganti thd kuman M.Tb tsb, dicari yg sama atau mirip. Bisa saja menggunakan obat yg biasa digunakan utk TB MDR tp bukan diberikan regimen MDR
Siap dokter terima kasih ilmu nya
23 Juni 2019, 22:18
dr. R Anggi Wahyu Nugroho
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alodokter
Mohon ijin urun rembug. Pemberian desensitasi pada kasus OAT terutama pada obat yang bakterisidal seperti R dan H maka hal ini perlu dikonsulkan ke bagian alergi imunologi. Karena perlu didiskusikan dahulu efek dari desensitasi bisa menjadikan resisten thd obat yang didesen kan. Karena pemberian bertahap sampai 12 x jenjang dosis bisa membuat bakteri membuat kekebalan thd obat tsb. Meskipun pada prakteknya memang proses desensitasi cukup banyak yang berhasil.dilakukan.
Mohon asupan TS lainnya
Mohon ijin urun rembug. Pemberian desensitasi pada kasus OAT terutama pada obat yang bakterisidal seperti R dan H maka hal ini perlu dikonsulkan ke bagian alergi imunologi. Karena perlu didiskusikan dahulu efek dari desensitasi bisa menjadikan resisten thd obat yang didesen kan. Karena pemberian bertahap sampai 12 x jenjang dosis bisa membuat bakteri membuat kekebalan thd obat tsb. Meskipun pada prakteknya memang proses desensitasi cukup banyak yang berhasil.dilakukan.
Mohon asupan TS lainnya
23 Juni 2019, 22:18
dr. R Anggi Wahyu Nugroho
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alodokter
Mohon ijin urun rembug. Pemberian desensitasi pada kasus OAT terutama pada obat yang bakterisidal seperti R dan H maka hal ini perlu dikonsulkan ke bagian alergi imunologi. Karena perlu didiskusikan dahulu efek dari desensitasi bisa menjadikan resisten thd obat yang didesen kan. Karena pemberian bertahap sampai 12 x jenjang dosis bisa membuat bakteri membuat kekebalan thd obat tsb. Meskipun pada prakteknya memang proses desensitasi cukup banyak yang berhasil.dilakukan.
Mohon asupan TS lainnya
Mohon ijin urun rembug. Pemberian desensitasi pada kasus OAT terutama pada obat yang bakterisidal seperti R dan H maka hal ini perlu dikonsulkan ke bagian alergi imunologi. Karena perlu didiskusikan dahulu efek dari desensitasi bisa menjadikan resisten thd obat yang didesen kan. Karena pemberian bertahap sampai 12 x jenjang dosis bisa membuat bakteri membuat kekebalan thd obat tsb. Meskipun pada prakteknya memang proses desensitasi cukup banyak yang berhasil.dilakukan.
Mohon asupan TS lainnya
23 Juni 2019, 22:18
dr. R Anggi Wahyu Nugroho
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Alodokter
Mohon ijin urun rembug. Pemberian desensitasi pada kasus OAT terutama pada obat yang bakterisidal seperti R dan H maka hal ini perlu dikonsulkan ke bagian alergi imunologi. Karena perlu didiskusikan dahulu efek dari desensitasi bisa menjadikan resisten thd obat yang didesen kan. Karena pemberian bertahap sampai 12 x jenjang dosis bisa membuat bakteri membuat kekebalan thd obat tsb. Meskipun pada prakteknya memang proses desensitasi cukup banyak yang berhasil.dilakukan.
Mohon asupan TS lainnya
Mohon ijin urun rembug. Pemberian desensitasi pada kasus OAT terutama pada obat yang bakterisidal seperti R dan H maka hal ini perlu dikonsulkan ke bagian alergi imunologi. Karena perlu didiskusikan dahulu efek dari desensitasi bisa menjadikan resisten thd obat yang didesen kan. Karena pemberian bertahap sampai 12 x jenjang dosis bisa membuat bakteri membuat kekebalan thd obat tsb. Meskipun pada prakteknya memang proses desensitasi cukup banyak yang berhasil.dilakukan.
Mohon asupan TS lainnya
23 Juni 2019, 22:27
dr. Gina Amanda, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
23 Juni 2019, 22:18
Mohon ijin urun rembug. Pemberian desensitasi pada kasus OAT terutama pada obat yang bakterisidal seperti R dan H maka hal ini perlu dikonsulkan ke bagian alergi imunologi. Karena perlu didiskusikan dahulu efek dari desensitasi bisa menjadikan resisten thd obat yang didesen kan. Karena pemberian bertahap sampai 12 x jenjang dosis bisa membuat bakteri membuat kekebalan thd obat tsb. Meskipun pada prakteknya memang proses desensitasi cukup banyak yang berhasil.dilakukan.
Mohon asupan TS lainnya
Pada proses desentisasi obat tidak masuk sendirian. Obat yg aman dg challenge tetap masuk dahulu, baru yg lain didesentisasi. Utk difficult case spt ini memang sudah di layanan spesialistik seharusnya spt yg saya sampaikan di awal.
23 Juni 2019, 22:29
dr. Gina Amanda, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
Resisten obat TB terjadi pada saat obat diberikan single drug dalam waktu lama dan ini memang tidak boleh baik di challenge ataupun desentisasi
23 Juni 2019, 22:34
dr. R Anggi Wahyu Nugroho
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Terimakasih Dokter atas ilmunya
23 Juni 2019, 19:30
dr. Gina Amanda, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
23 Juni 2019, 06:12
Namun jika setelah pasien dilakukan tes alergi dan ternyata memang alergi terhadap obat tsb, pengobatannya direncanakan seperti apa ya dokter? Apalah akan diterapi seperti TB MDR?
Desentisasi tujuannya utk merangsang sistem imun supaya bisa terima obat yg didesentisasi hingga tidak menimbulkan alergi.
Jika memang tidak bs maka Pengganti obat nanti mempertimbangkan mekanisme kerja obat pengganti thd kuman M.Tb tsb, dicari yg sama atau mirip. Bisa saja menggunakan obat yg biasa digunakan utk TB MDR tp bukan diberikan regimen MDR
Jika memang tidak bs maka Pengganti obat nanti mempertimbangkan mekanisme kerja obat pengganti thd kuman M.Tb tsb, dicari yg sama atau mirip. Bisa saja menggunakan obat yg biasa digunakan utk TB MDR tp bukan diberikan regimen MDR
26 Juni 2019, 17:03
dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
Dokter Umum
baik dokter terima kasih informasinya🙏
20 Juni 2019, 09:35
dr.Samuel Pola Karta Sembiring
Dokter Umum
20 Juni 2019, 09:08
Rifampisin dan isoniazid ini obat penting dalam pengobatan TB.
Untuk tatalaksana bisa dilakukan rujukan ke dokter spesialis Paru dok Sam.
Terima kasih dok
25 Juni 2019, 23:20
dr. Samuel, Sp.P, FPCP
Dokter Spesialis Paru
Alo dokter, setuju dengan dr. Gina sebaiknya kasus spt ini dirujuk ke spesialis paru. Terima kasih.
26 Juni 2019, 10:00
dr. Artrien Adhiputri, Sp.P., M.Biomed.
Dokter Spesialis Paru
Alodok.. hanya sedikit mengkoreksi istilah ya..dokter Samuel Sembiring.. biar tidak miss persepsi..utk istilah introduce..adalah pemberian OAT satu persatu namun masing2 langsung full dose. Kita lakukan reintroduce pada pasien TB dengan DILI. Sedangkan utk kasus alergi..istilahnya desensitisasi..OAT diberikan satu2 dengan dosis bertahap..seperti yg sudah dijelaskan oleh dr.Gina,Sp.P. Terima kasih