Penatalaksanaan tuberkulosis (TB) pada ibu menyusui perlu dilakukan karena kontak erat dengan ibu berisiko lebih tinggi menularkan tuberkulosis pada anak, dibandingkan transmisi vertikal. Anak yang terkena tuberkulosis memiliki risiko mortalitas yang tinggi dan dapat mengalami gangguan pertumbuhan.
Beberapa pedoman menganjurkan dipisahnya ibu dan bayi hingga ibu berstatus non-infektif sementara beberapa pedoman lain menganjurkan tetap diperbolehkannya menyusui secara langsung. Selain itu, terdapat kekhawatiran atas efek obat antituberkulosis (OAT) pada bayi yang menyusu dari ibu yang mengonsumsinya.[1-4]
Rekomendasi Menyusui pada Ibu yang Menderita Tuberkulosis
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)