Alo dokter, saya ada pasien G3P2A0M0 hamil 13 minggu dengan janin tunggal hidup. Pasien sebelumnya pada UK 11-12 minggu mengeluhkan keluar bercak2 darah dari...
Diagnosis banding pada perdarahan abortus imminens - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Diagnosis banding pada perdarahan abortus imminens

Alo dokter, saya ada pasien G3P2A0M0 hamil 13 minggu dengan janin tunggal hidup. Pasien sebelumnya pada UK 11-12 minggu mengeluhkan keluar bercak2 darah dari jalan lahir dan periksa ke Sp.OG dengan diagnosis abortus imminens, kemudian pasien mendapatkan microgest serta disarankan untuk bedrest, setelah kejadian tersebut sekitar 2 minggu pasien tidak ada keluar flek lagi .
Pada saat UK 13 minggu datang ke klinik saya dengan keluhan keluar flek lagi, dan saya lakukan usg, inspekulo, serta Pem darah dan semuanya masih dalam batas normal.
Yang ingin saya tanyakan, apakah ada kemungkinan diagnosis banding lain utk kasus tersebut? Sampai UK berapa microgest saya resepkan? Terima kasih

Alo Dokter
Untuk diagnosis bandingnya, dokter bisa pikirkan beberapa terminologi dibawah ini:
- Abortus imminens : perdarahan vagina dengan os serviks tertutup selama 20 minggu pertama kehamilan, terjadi pada 25% kehamilan trimester pertama dengan tingkat kelangsungan hidup 50%
- Abortus inevitable - perdarahan vagina dengan os serviks terbuka; aborsi sedang berlangsung; sebelum usia kehamilan 20 minggu
- Abortus inkomplet - produk konsepsi yang tertahan menyebabkan perdarahan terus-menerus
- Abortus spontan - perdarahan vagina, keluarnya jaringan, paling umum terjadi pada trimester pertama, tidak ada bukti USG kehamilan intrauterin yang layak dan kehamilan ektopik yang telah disingkirkan.
- Missed abortion - janin sudah lama mati di dalam kandungan tetapi tidak dievakuasi selama minimal 2 bulan
Kematian embrio (embrio mati)
Penyebab kematian embrio yang paling umum adalah kelainan kromosom. Temuan USG pada kematian embrio dapat mencakup salah satu dari berikut ini: CRL >5 mm dan tidak ada aktivitas jantung, MSD ≥ 8 mm dan tidak ada yolk sac, MSD ≥ 16 mm dan tidak ada embrio, tidak ada yolk sac saat embrio ada, Tidak ada aktivitas jantung pada embrio
Jika embrio mengalami bradikardia (denyut jantung ≤ 85 denyut/menit) pada minggu ke-5 hingga ke-8, aborsi spontan hampir selalu terjadi. USG tindak lanjut direkomendasikan untuk menilai viabilitas.
Untuk lamanya pengobatan: pedoman NICE dan pedoman lainnya merekomendasikan untuk melanjutkan pengobatan hingga akhir minggu ke-16 kehamilan untuk mencegah keguguran spontan. Ada beberapa penelitian lain yang merekomendasikan hingga 34 minggu, tetapi ini untuk mencegah kelahiran prematur pada wanita dengan keguguran berulang.
Untuk lebih lanjut, dokter bisa mengikuti e-course Alomedika terkait perdarahan pada awal kehamilan disini: https://www.alomedika.com/ecourse/perdarahan-pada-awal-kehamilan-video-skp-kemkes
Semoga membantu, Dok