ALO, Dokter. 

Selamat pagi. Penelitian mengenai efek samping neurologis dari vaksin COVID-19 masih terbatas. Sebuah meta-analisis menyimpulkan bahwa efek samping neurologis ini jarang terjadi.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8250748/

Menurut International League Agianst Epilepsy, risiko infeksi COVID-19 dan potensi terjadinya komplikasi masih lebih besar daripada risiko efek samping vaksin COVID-19.

https://www.ilae.org/patient-care/covid-19-and-epilepsy/covid-19-vaccines-and-people-with-epilepsy

Sama seperti individu lainnya, tetap dapat terjadi demam sebagai KIPI (terutama vaksin COVID-19 jenis mRNA) yang dapat menurunkan ambang kejang dan mencetuskan bangkitan kejang pada pasien epilepsi.

Oleh karena itu perlu edukasi yang mendalam mengenai KIPI vaksinasi, cara mencegah dan mengatasinya di rumah. Pemberian antipiretik reguler setelah vaksinasi dapat meredakan demam. Selain itu, perlu juga dimotivasi agar pasien rutin mengonsumsi OAE. 

Epilepsi bukan kontraindikasi vaksin covid berdasarkan rekomendasi PERDOSSI.pasien epilepsi yang sudah bebas kejang dan terkontrol baik dengan obat ataupun tidak, maupun pasien epilepsi yg masih muncul kejangnya diindikasikan untuk mendapat vaksin Covid tentunya dengan pegawasan dr. spesialis saraf.

Sudah ada rekomendasi yang dikeluarkan oleh PP PERDOSSI pada tahun 2021. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh dr. Firman, SpS