Kontraindikasi dan Peringatan Terazosin
Kontraindikasi aterazosindalah pada pasien dengan riwayat alergi terhadap terazosin atau obat golongan quinazoline lain. Peringatan dan perhatian khusus diperlukan terkait risiko hipotensi berat dan risiko Intraoperative Floppy Iris Syndrome (IFIS) terkait penggunaan terazosin.[6-8]
Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap terazosin ataupun obat golongan quinazoline lain tidak boleh diberikan terazosin.[5,8,10]
Peringatan
Perhatian khusus diperlukan terkait risiko hipotensi berat, hipotensi ortostatik, priapismus, dan Intraoperative Floppy Iris Syndrome (IFIS).[5,8,10]
Hipotensi Berat
Penggunaan terazosin dapat menyebabkan penurunan tekanan darah bermakna, terutama hipotensi postural, dan sinkop. Risiko meningkat pada dosis pertama atau beberapa hari pertama terapi. Efek serupa perlu diantisipasi jika terapi dihentikan selama beberapa hari dan kemudian dimulai kembali.
Sinkop juga telah dilaporkan pada penggunaan agen penghambat alfa-adrenergik lainnya terkait dengan peningkatan dosis yang cepat atau penggunaan bersama obat antihipertensi lain.[5,8,10]
Hipotensi Ortostatik
Selain sinkop, gejala penurunan tekanan darah lain seperti pusing, sakit kepala ringan, dan jantung berdebar lebih umum ditemukan. Efek ini terjadi pada sekitar 28% pasien dalam uji klinis hipertensi.
Dalam uji klinis benign prostate hyperplasia, 21% pasien mengalami satu atau lebih gejala berikut: pusing, hipotensi, hipotensi postural, sinkop, dan vertigo. Pasien dengan pekerjaan di mana peristiwa tersebut berisiko membahayakan pasien atau orang lain memerlukan perhatian khusus.[5,8,10]
Priapismus
Meskipun sangat jarang, efek samping berupa priapismus pernah dilaporkan pada penggunaan terazosin. Perhatian khusus diperlukan karena priapismus dapat menyebabkan impotensi permanen jika tidak diterapi.[5,8,10]
Intraoperative Floppy Iris Syndrome
Intraoperative floppy iris syndrome (IFIS) pernah dilaporkan selama operasi katarak pada beberapa pasien yang sebelumnya diobati dengan penghambat adrenoreseptor alfa 1. IFIS ditandai dengan iris yang flaccid sebagai respons terhadap arus irigasi intraoperatif, miosis intraoperatif progresif meskipun dilatasi pra operasi dengan obat midriatik standar sudah diberikan, dan potensi prolaps iris ke arah sayatan fakoemulsifikasi.
Dokter mata yang menangani pasien perlu mempersiapkan kemungkinan terjadinya IFIS. Pertimbangkan kebutuhan dan kemungkinan modifikasi pada teknik bedah, termasuk keperluan penggunaan kait iris, cincin dilator iris, atau zat viskoelastik.[5,8,10]