Efek Samping dan Interaksi Obat Halothane
Efek samping halothane atau halotan yang berbahaya adalah hipertermia maligna dan hepatitis karena halothane. Halothane dapat berinteraksi dengan obat lain, sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping halothane, meningkatkan risiko aritmia, serta mempengaruhi efek obat lain.
Efek Samping
Terdapat beberapa efek samping dari zat halothane, di antaranya:
- Efek samping umum, seperti delirium dan menggigil
- Efek samping tidak sering, seperti mual dan muntah
- Efek samping jarang, seperti hipertermia maligna, jaundice, gangguan ritme jantung atau aritmia, hepatitis karena obat, gangguan fungsi ginjal, penurunan fungsi paru, penurunan kadar oksigen dalam jaringan atau darah, penurunan tekanan darah, dan nyeri kepala[12]
Aritmia
Halothane dapat menginduksi aritmia jantung, terutama aritmia ventrikel. Hal ini terjadi karena halothane meningkatkan sensitivitas katekolamin di miokardium. Bila terjadi hipotensi atau bradikardia maka dilakukan penurunan dosis halothane atau dengan injeksi atropin intravena.
Pada kasus aritmia jantung, pemberian halothane dihentikan dan dilakukan suplementasi oksigen. Hipotensi dapat terjadi saat induksi anestesi. Sirkulasi harus dipertahankan pada kasus hipotensi berat dengan pemberian plasma atau cairan elektrolit yang sesuai, atau dengan vasopressor seperti fenilefrin pada hipotensi refrakter.[1,6,8]
Hepatotoksisitas
Peningkatan nilai alkaline transferase (ALT) atau serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) hingga 10 kali di atas normal mengindikasikan hepatotoksisitas yang berat. Terdapat dua tipe hepatotoksisitas akibat halothane, yaitu tipe I (ringan) dan tipe II (fulminan).[9–11]
Hepatotoksisitas Tipe I:
Hepatotoksisitas tipe I lebih sering terjadi dan bersifat self-limiting. Kerusakan hati diduga terjadi akibat biotransformasi anaerobik dari halothane yang bersifat reduktif. Tipe I memiliki gejala klinis yang lebih ringan, dari asimtomatik sampai demam, mual, dan letargi.
Hipoksemia hepatosit akan menyebabkan peningkatan transaminase dan glutation S-transferase secara transien. Pada tipe I tidak terdapat jaundice atau kelainan hati yang signifikan.[9–11]
Hepatotoksisitas Tipe II:
Pada hepatotoksisitas tipe II (hepatitis halothane) terjadi nekrosis sel hati secara masif, sehingga menimbulkan kerusakan hati fulminan dengan angka mortalitas yang tinggi. Secara klinis ditandai dengan demam, jaundice, hepatomegali, anoreksia, myalgia, ensefalopati, dan peningkatan serum transaminase secara masif.[9–11]
Hepatitis halothane diduga dimediasi oleh sistem imun. Metabolit trifluoroasetat terbentuk akibat biotransformasi oksidatif dari halothane. Metabolit ini terikat dengan protein di hati dan menginduksi respon antibodi terhadap ikatan tersebut.
Terdapat beberapa mekanisme lain yang diduga ikut terlibat seperti inaktivasi P450 dan peran neutrofil. Risiko terjadinya hepatitis fulminan berhubungan erat dengan produksi protein terasetilasi pada metabolisme halothane. Sekitar 20% halothane dimetabolisme secara oksidatif dibandingkan dengan enfluran (2%) dan isoflurane (0,2%).[9,10]
Efek Samping Lainnya
Halothane meningkatkan tekanan intrakranial. Maka sebelum dilakukan pemberian halothane, tekanan intrakranial harus diturunkan lebih dulu.[8]
Halothane dapat memicu hipertermia maligna, suatu keadaan hipermetabolisme otot skelet. Terjadi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen yang selanjutnya akan menimbulkan tanda dan gejala seperti demam, kaku otot, takikardi, takipnea, sianosis, aritmia, dan tekanan darah yang tidak stabil. Terapi yang dilakukan adalah menghentikan halothane, pemberian dantrolene intravena, dan terapi suportif.[8]
Interaksi Obat
Terdapat obat–obat yang diketahui dapat berinteraksi dengan halothane, sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping, mempengaruhi efek obat, juga meningkatkan risiko aritmia.[11]
Tabel 3. Interaksi Obat dengan Halotan
Interaksi Obat | Nama Obat |
Meningkatkan risiko efek samping obat | Antibiotik golongan aminoglikosida, Sodium oxybate, Rifampicin |
Meningkatkan risiko aritmia | |
Meningkatkan efek obat lain | Obat muscle-relaxant, labetalol |
Menurunkan efek obat lain | Ketamine |
Sumber: dr. Adrian Prasetio[11]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli