Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Cefadroxil
Penggunaan cefadroxil pada kehamilan masuk dalam kategori B oleh FDA. Pada ibu menyusui, cefadroxil tergolong aman, namun sebaiknya pemberian dilakukan secara hati-hati karena penelitian terkait hal ini masih sedikit.[3,15,16]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan cefadroxil pada kehamilan masuk dalam kategori B berdasarkan FDA. Artinya, penelitian pada hewan tidak menunjukkan adanya bahaya atau resiko yang mempengaruhi janin, namun belum ada studi terkontrol yang dilakukan pada wanita hamil, sama halnya dengan cefotaxime.[3]
Penggunaan sefalosporin, termasuk cefadroxil, pada ibu hamil cukup sering dilakukan. Obat dengan golongan ini dianggap aman dan biasa digunakan sebagai obat lini pertama pada berbagai infeksi, dan dapat digunakan sebagai alternatif pada penderita hamil yang mengalami alergi atau intoleransi penisilin.[3,17,18]
Beberapa perubahan fisiologis selama kehamilan mempengaruhi metabolisme cefadroxil. Peningkatan eliminasi di ginjal berakibat pada penurunan konsentrasi obat dalam plasma. Secara klinis, hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan dosis dan frekuensi pemberian selama kehamilan.[17]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Secara umum, penggunaan antibiotik cefadroxil yang termasuk dalam golongan sefalosporin pada ibu menyusui dinilai aman. Hanya sedikit obat yang ikut masuk dalam ASI. Penelitian menunjukkan bahwa setelah konsumsi cefadroxil 500 mg, kadar tertinggi di ASI berkisar 0,6-0,9 mg/L. Kadar tersebut menjadi tidak terdeteksi pada ASI setelah 1 jam mengkonsumsi cefadroxil.
Walaupun demikian, penggunaan cefadroxil tetap membutuhkan pemantauan dan dilakukan secara hati-hati karena berpotensi menyebabkan efek samping pada bayi. Bayi dapat mengalami diare atau thrush yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan flora dalam saluran pencernaan.[15,16]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri