Efek Samping dan Interaksi Obat Cefuroxime
Efek samping cefuroxime yang berpotensi fatal adalah anafilaksis dan kolitis pseudomembranosa. Interaksi obat cefuroxime terjadi dengan kontrasepsi oral dan probenecid.[5,6]
Efek Samping
Efek samping yang dapat timbul akibat cefuroxime antara lain:
- Saluran cerna: mual, muntah, nyeri epigastrik, perdarahan dan infeksi gastrointestinal, nyeri perut, begah, ulkus mulut, anoreksia, rasa haus, dispepsia, diare
- Kardiologi: nyeri dada, sesak napas, takikardia
- Hematologi: penurunan hemoglobin dan hematokrit, trombositosis, limfositosis, anemia hemolitik
- Integumen: ruam, pruritus, eritema, urtikaria, sindroma Stevens Johnson, eritema multiforme, toxic epidermal necrolysis
- Saluran kemih: nekrosis korteks renal bilateral, nyeri ginjal, nyeri uretra, perdarahan saluran kemih, disuria, gagal ginjal akut, nefritis interstisial
- Reproduksi: vaginitis, kandidiasis vagina, pruritus vulvovagina, iritasi dan duh vagina
- Muskuloskeletal: kram otot, athralgia, sendi membengkak
- Neurologi: sakit kepala, pusing, mengantuk, iritabilitas, kejang
- Laboratorium: pemanjangan waktu prothrombin; peningkatan sementara enzim hepar, bilirubin, kreatinin serum, dan blood urea nitrogen (BUN); penurunan klirens kreatinin
- Lainnya: demam, angioedema, ikterus[5]
Penggunaan antibiotik jangka panjang memiliki efek samping terkait kolitis pseudomembranosa karena pertumbuhan Clostridium secara cepat dan banyak akibat perubahan flora normal. Toksin yang dikeluarkan oleh Clostridium ini memicu pembentukan pseudomembranosa di kolon. Gejala utama yang sering terjadi adalah diare setelah penggunaan antibiotik jangka panjang.[4,6]
Efek samping cefuroxime injeksi didapatkan lebih jarang dibandingkan kelompok yang mengonsumsi sediaan oral. Pada sediaan oral, umumnya efek samping yang paling sering dilaporkan adalah gangguan gastrointestinal, termasuk diare, mual, dan muntah.[1,4,6]
Interaksi Obat
Penggunaan cefuroxime oral dapat mempengaruhi flora saluran cerna, sehingga menyebabkan penurunan reabsorpsi estrogen. Hal ini dapat menurunkan efikasi obat kontrasepsi oral kombinasi estrogen-progesteron.
Obat yang menurunkan asiditas lambung dapat menurunkan bioavailabilitas cefuroxime. Berikan cefuroxime 1 jam sebelum atau 2 jam setelah konsumsi antasida. Penggunaan bersama dengan antagonis histamin-2, misalnya ranitidin, dan penghambat pompa proton, misalnya omeprazole, tidak disarankan.
Penggunaan cefuroxime oral dengan probenecid dapat meningkatkan konsentrasi serum cefuroxime. Cefuroxime juga dapat meningkatkan efek nefrotoksik dari diuretik, seperti furosemide, dan aminoglikosida.[5,6]