Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Itraconazole
Penggunaan itraconazole pada kehamilan termasuk dalam kategori C oleh FDA. Selain itu, penggunaan itraconazole pada ibu menyusui perlu dilakukan dengan amat hati-hati karena obat ini dilaporkan dapat diekskresikan ke dalam ASI. Dokter perlu menilai manfaat dan risiko pemberian itraconazole pada ibu menyusui.
Penggunaan pada Kehamilan
Itraconazole termasuk kategori C menurut FDA, di mana studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko pada janin.
Penelitian pada tikus menemukan efek embriotoksisitas dan teratogenik. Efek-efek ini ditemukan pada dosis sekitar 80 mg/kgBB/hari. Studi klinis pada ibu hamil pernah dilakukan di tahun 2009. Hasil menunjukkan bahwa pemberian itraconazole pada trimester pertama tidak meningkatkan risiko malformasi kongenital pada bayi. Namun, risiko abortus dan berat badan lahir rendah ditemukan meningkat.[2,3,6,9]
Penelitian lain menemukan malformasi kongenital berupa kelainan skeletal, masalah kardiovaskular, dan gangguan oftalmik. Akan tetapi, hubungannya dengan itraconazole belum diketahui secara jelas. Pemberian obat ini dikontraindikasikan saat hamil, kecuali bila ada ancaman nyawa yang tidak dapat diterapi dengan obat lain.
Pada wanita usia subur, pemberian dapat dilakukan bila dipastikan tidak ada kehamilan dan bila dilakukan pada 2–3 hari menstruasi sampai 2 bulan sebelum perencanaan kehamilan. Pilihan obat antifungal pada ibu hamil harus mempertimbangkan rasio manfaat dan risiko.[2,3,6,9]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Itraconazole dikontraindikasikan pada ibu yang sedang menyusui. Hal ini dikarenakan itraconazole diekskresikan ke dalam ASI. Pemberian itraconazole disarankan diganti dengan antijamur jenis lain yang aman. Bila terpaksa diberikan, pertimbangan manfaat harus lebih besar daripada risiko yang dapat terjadi.[1,4,9]
Paparan itraconazole pada bayi ditemukan 450 kali lebih kecil daripada jumlah yang ditemukan pada ibu. Literatur menyatakan bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan menerima 1,48% dari dosis ibu dan akan mencapai tingkat plasma 0,77% dari tingkat plasma ibu.[1,2,4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli