Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Ethambutol general_alomedika 2023-08-04T14:20:46+07:00 2023-08-04T14:20:46+07:00
Ethambutol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Ethambutol

Oleh :
dr. Amelia Febrina
Share To Social Media:

Secara farmakologi ethambutol bekerja sebagai antibiotik dan antituberkulosis dengan cara menghambat enzim arabinosyl transferase mycobacteria yang terlibat dalam pembentukan dinding sel bakteri. Hal ini menyebabkan terhentinya metabolisme sel yang berujung pada kematian bakteri mycobacterium.

Farmakodinamik

Mekanisme kerja  ethambutol bekerja dengan cara menghambat arabinosyl transferase yang memiliki peranan penting dalam pembentukan dinding sel mycobacterium. Arabinosyl transferase merupakan enzim yang diperlukan dalam reaksi polimerisasi arabinoglycn pada dinding sel dari arabinogalactan dan lipoarabinomannan dan dikode oleh operon embCAB.[1]

Terhambatnya enzim arabinosyl transferase oleh ethambutol menyebabkan akumulasi D-arabinofuranosyl-P-decaprenol (perantara penting dalam biosintesis dinding sel mycobacterium) yang menyebabkan terhentinya fase growth mycobacterium.[4] Hambatan sintesis arabinoglycan menyebabkan terhentinya metabolisme sel, multiplikasi, dan berujung pada kematian sel.[3]

Farmakokinetik

Farmakokinetik ethambutol meliputi beberapa proses meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme, dan resistensi dari ethambutol.

Absorbsi

Sekitar 75-80% dari ethambutol oral diserap melalui usus.[1-3]

Setelah konsumsi dosis tunggal 25 mg/kg ethambutol, kadar puncak darah 2-5 μg/mL tercapai dalam 2-4 jam. Waktu paruh ethambutol adalah 3-4 jam untuk pasien dengan fungsi ginjal normal dan mencapai 8 jam pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.[1-3]

Distribusi

Plasma Protein Binding ethambutol berkisar antara 20 - 30%. Ethambutol terdistribusi secara luas ke seluruh tubuh dan cairan tubuh.

Konsentrasi tertinggi ditemukan pada eritrosit, ginjal, paru dan saliva dan konsentrasi terendah ditemukan dalam cairan asites, cairan pleura, otak serta cairan serebrospinal.

Metabolisme dan Eliminasi

Jalur utama metabolisme ethambutol adalah oksidasi awal alkohol menjadi intermediet aldehidik, diikuti konversi menjadi asam dikarboksilik.

Eliminasi ethambutol sebagian besar diekskresi melalui urine (50 -75%) diikuti oleh feses (20-22%). Sebanyak 8-15% ethambutol diekskresi dalam bentuk dua metabolit: aldehida dan turunan asam dikarboksilik.[1-3]

Resistensi

Resistensi terhadap ethambutol terjadi akibat mutasi yang menyebabkan overekspresi produk gen emb atau mutasi dalam gen structural embB. Seperti halnya obat antituberkulosis lain, resistensi terbentuk dengan cepat bila obat digunakan sebagai monoterapi, sehingga ethambutol digunakan secara kombinasi.[1]

Berdasarkan temuan ethambutol mengurangi insiden resistensi isoniazid bila keduanya digunakan bersamaan. Tidak terdapat resistensi silang antara ethambutol dan obat antituberkulosis lain. Pada pasien yang pernah menerima terapi antituberkulosis sebelumnya, resistensi terhadap obat yang digunakan dalam terapi inisial sering terjadi.

Pada kasus-kasus pengobatan ulang, ethambutol sebaiknya dikombinasikan dengan minimal satu obat lini kedua yang belum pernah diberikan pada pasien sesuai dengan studi kerentanan in vitro.

Obat antituberkulosis yang digunakan bersama ethambutol di antaranya isoniazid, pyrazinamide, streptomycin, cycloserine, ethionamide, viomycin, dan asam aminosalisilat.[3]

Referensi

1. Antimycobacterial drugs. Dalam: Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ, editor. Basic and clinical pharmacology. Ed 11. San Francisco: Lange, 2009. h. 1074-5.
2. Chemotherapy of Tuberculosis, Mycobacterium avium Complex Disease, and Leprosy. Dalam: Brunton LL, Lazo JS, Parker KL, editor. Goodman & Gilman’s the pharmacological basis of therapeutics. Ed 11. San Diego: McGraw-Hill , 2007.
3. Drugs.com. Ethambutol. 19 April 2019. Diunduh dari https://www.drugs.com/ppa/ethambutol.html (Diakses tanggal 12 Agustus 2019)
4. Pubchem. Ethambutol. US National Library of Medicine. Diunduh dari https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/14052 (Diakses tanggal 15 Agustus 2019)

Pendahuluan Ethambutol
Formulasi Ethambutol

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.