Pengawasan Klinis Sofosbuvir
Pengawasan klinis sofosbuvir dilakukan terkait reaksi klinis terhadap pengobatan, potensi efek samping, risiko reaktivasi virus hepatitis B, dan potensi kehamilan pada pasien usia reproduksi[4,9,16-18]
Pemantauan Laboratorium
Beberapa pemantauan laboratorium yang diperlukan pada pasien yang menjalani tata laksana dengan sofosbuvir adalah:
- Hemoglobin : penggunaan sofosbuvir dengan ribavirin mungkin memerlukan evaluasi hemoglobin, karena penyesuaian dosis akan dipertimbangkan jika Hb pasien kurang dari 10[4,9]
- Klirens kreatinin (CrCl) : penggunaan sofosbuvir yang dibarengi dengan ribavirin dan peginterferon alfa memerlukan evaluasi CrCl secara rutin. Apabila CrCl ≤ 30 mL/menit, perlu dilakukan evaluasi dosis ribavirin dan peginterferon alfa[4,9]
- Bilirubin : kadar bilirubin bisa memuncak selama 1-2 minggu pertama pengobatan dan kemudian menurun atau kembali ke tingkat awal pada minggu ke-4 pengobatan[4]
- Hematologi : Penggunaan sofosbuvir bisa menyebabkan anemia dan neutropenia. Lakukan pemantauan hematologi secara rutin atau jika ada indikasi klinis[4]
Reaktivasi Virus Hepatitis B
Infeksi hepatitis B yang tersembunyi juga harus dipantau dengan hati-hati melalui pengawasan viral load virus Hepatitis B (HBV) sebelum dan selama pemberian HCV direct-acting antivirals (DAAs). Periksa semua pasien untuk mencari bukti infeksi HBV saat ini atau sebelumnya sebelum memulai pengobatan. Pantau pasien koinfeksi HCV-HBV untuk mengetahui jika terdapat reaktivasi HBV dan penyebaran hepatitis selama pengobatan.[16,17]
Bradikardia
Beberapa kasus bradikardia simptomatik berat telah dilaporkan pada pemakaian sofosbuvir bersamaan dengan amiodarone. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain near-fainting atau pingsan, pusing, kepala terasa melayang, kelelahan, sesak napas, dan konfusi.[18]