Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Sofosbuvir
Penggunaan sofosbuvir pada kehamilan dinyatakan aman, kecuali jika digunakan sebagai terapi kombinasi dengan ribavirin atau peginterferon alfa. Penggunaan sofosbuvir pada ibu menyusui tidak disarankan.[4,6]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan sofosbuvir pada kehamilan menurut Food Drug Administration (FDA) masuk dalam Kategori B jika digunakan sebagai monoterapi atau dengan ledispavir. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Walau demikian, jika sofosbuvir digunakan bersama dengan ribavirin atau peginterferon alfa, maka kategori kehamilan berubah menjadi Kategori X.
TGA memasukkan penggunaan sofosbuvir secara tunggal dalam kategori B1. Artinya, obat telah dikonsumsi dalam jumlah terbatas oleh ibu hamil atau wanita usia reproduksi tanpa adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung pada janin. Studi pada hewan tidak menunjukkan adanya bukti peningkatan kejadian gangguan pada janin. Penggunaan bersama dengan ledipasvir, velpatasvir, atau voxilaprevir juga masuk dalam kategori B1. Namun, penggunaan dengan ribavirin atau peginterferon alfa masuk dalam kategori X.
Ribavirin diduga memiliki efek teratogenik atau dapat menyebabkan kematian pada janin yang terpajan. Peginterferon alfa dilaporkan dapat menyebabkan keguguran. Pada studi hewan coba, bukti yang tersedia menunjukkan efek teratogenik dan embriosidal pada penggunaan ribavirin dan peginterferon alfa.[4,6,14]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Pada ibu menyusui tidak diketahui apakah sofosbuvir dikeluarkan ke dalam ASI. Pada pengamatan air susu tikus, metabolit sofosbuvir yang bersirkulasi tidak menimbulkan efek pada anak tikus yang disusui. Manfaat penggunaan sofosbuvir pada ibu menyusui harus mempertimbangkan kebutuhan klinis ibu dan potensi efek samping.[4,6]