Pendahuluan Rituximab
Rituximab adalah obat antibodi monoklonal intravena yang dikembangkan untuk terapi limfoma non Hodgkin (LNH), leukemia limfositik kronik (LLK), rheumatoid arthritis (RA), granulomatosis dengan polyangiitis (GPA), dan polyangiitis mikroskopik (GMA). Rituximab telah digunakan secara off-label untuk manajemen berbagai kondisi medis, termasuk multiple sclerosis dan myasthenia gravis.[1-3]
Rituximab bekerja dengan berikatan pada permukaan antigen transmembran CD20 yang diekspresikan pada sel B. Efek samping tersering akibat penggunaan rituximab adalah infeksi. Efek samping lainnya yang mungkin timbul adalah reaksi infus, reaksi anafilaksis dan penurunan kadar imunoglobulin (Ig) G dan Ig M. Kejadian yang fatal tetapi jarang terjadi adalah ensefalopati multifokal progresif, neutropenia berkepanjangan, dan reaktivasi virus yang fatal.[3-8]
Peringatan diperlukan terkait risiko reaksi infus yang fatal, reaksi mukokutaneus berat, dan reaktivasi virus hepatitis B yang dapat menyebabkan kematian. Kematian akibat reaksi infus dalam 24 jam setelah penggunaan rituximab telah dilaporkan, dimana 80% terjadi pada penggunaan obat pertama kali. Selain itu, rituximab juga telah dilaporkan menyebabkan reaktivasi hepatitis B yang berujung pada hepatitis fulminan, gagal hepar, hingga kematian.[9]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Rituximab
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Imunosupresi[10-12] |
Subkelas | Antibodi monoklonal[10-12] |
Akses | Resep[11,12] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[12] Kategori TGA: C[13] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan di ASI[14] |
Anak-anak | Efikasi dan keamanan tidak diketahui[9] |
Infant | |
FDA | Approved[1] |